Story of Jendoy

39 3 0
                                    

Sekarang menunjukkan pukul 16:00. Tepat empat sore.

Aku terbangun dari tidurku. Aku tertidur saat sedang asyik bercanda dengan Jaemin.

Aku mengangkat kepalaku lalu aku mendapati jaemin yang duduk di bangsalnya.

"Loh!? Kamu nggak tidur?" Hebohku.

Jaemin menggeleng sembari tersenyum.

"Aku cuci muka dulu." Pamitku lalu pergi menuju toilet yang memang tersedia di ruangan jaemin.

Aku mencuci mukaku. Lalu tak lama kemudian pintu ruangan terdengar ada yang membuka.

Aku langsung panik lalu keluar dari toilet.

"Jaemin you ok?!" Kataku pada jaemin.

Akhirnya orang itu datang. Di balik pintu terlihat Minju.

"Lo ngapain ke sini?" Kataku dingin pada Minju.

Dia tersenyum ramah lalu menutup pintu.

Di tangan sebelah kiri nya membawa kantong plastik.

"Gue denger jaemin masuk rumah sakit jadi mampir mau jenguk." Balasnya ramah.

Dia benar benar minju kan?

"Maaf ganggu." Ucapnya.

"Nih, gue bawain buah." Katanya sembari menyodorkan sebuah kantong plastik padaku.

"Nggak bisa lama lama, mau pulang bantu mama." Ucapnya.

Dia Kesambet apa?

Dia mengulurkan tangan sebelah kanannya untukku.

"Maaf atas perlakuan gue sama lo waktu itu, gue mau damai." Wahh, Daebak!

"H-hah?" Ucapku sok bingung.

"Gue mau minta maaf gara gara kejadian pas di pesta, toilet, sama rooftop waktu itu." Ucapnya.

Aku akhirnya berjabat tangan dengan nya.

Jaemin yang melihat itu sedikit bingung. Bagaimana bisa?

"Gue juga minta maaf." Ujarku.

"Temen?" Tanyanya.

"Hm, iya" ucapku mengangguk.

"Thanks" Ujar nya.

Lalu pandangan minju beralih ke jaemin.

"Cepet sembuh." Ucapnya lalu tersenyum.

Jaemin menunduk tanda terima kasih.

"Gue pulang dulu, kapan kapan main?" Ajaknya.

Aku mengangguk.

"Pamit dulu, win, jaemin." Ucapnya lalu berlalu.

Ada apa dengannya? Aneh sekali.

Aku berjalan menuju bangsal jaemin.

"Itu benar minju?"

Aku juga bingung.

"Tau nih, aneh ya." Ucapku.

"Kayak nya dia lagi sakit deh, terus tiba tiba minta temenan." Ujarku.

Jaemin dan aku kebingungan. Tapi ada baiknya juga jika dia berubah.

Aku meletakkan kantong plastik itu di bawah bangsal jaemin.

"Jadi banyak nih buahnya." Kataku.

Jaemin mengangguk setuju.

"Mau ke mana?" Tanyaku.

Jaemin terlihat kebingungan.

"Maksud aku kamu mau pergi ngga?"

Once you are always you[JAEMINJEONG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang