Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Ketukan di pintu mengejutkan Xiao Sa yang sedang sibuk bermain peran di alam mimpi. Bermimpi indah tentang menjadi istri mafia terkejam dan tertampan di dunia. Dia bahkan tersenyum sepanjang tidur, tetapi sayangnya senyum itu tidak lagi bisa dipertahankan, berubah menjadi raut masam. Mulut tiada henti meludahkan kutukan untuk seseorang yang dengan tidak tahu diri menghancurkan mimpi indahnya, yaitu Lin Yi. Xiao Sa berusaha keras untuk merajut kembali mimpi indah seperti beberapa saat yang lalu, kembali berbaring dengan kasar, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh, dan berakhir dengan menugaskan salah satu bantal untuk menyumbat indra pendengarannya.
Sementara suara ketukan tidak juga menghilang justru semakin menebal seiring berjalannya waktu. Bersamaan dengan itu, suara penuh kekhawatiran berteriak panik, "Xiao Sa? Xiao Sa! Kamu tidak mati, 'kan?"
Lin Yi yang direngkuh kuat oleh kepanikan pun berniat untuk membuka paksa dengan cara menghempaskan tubuhnya ke arah pintu. Sialnya, pintu seketika terbuka lebar-lebar hingga membuat Lin Yi terpental kencang di atas lantai. Dia mengaduh kesakitan, meringkuk di lantai sembari memijat sisi tubuh yang jatuh dengan tidak anggun. Dorongan hati memaksa untuk memberikan tatapan tajam untuk sang keponakan, tetapi urung dilakukan sebab dia lebih dulu mendapatkan tatapan tajam yang mematikan dari Xiao Sa.
"Aku sedang tidur, Paman!" Xiao Sa mulai menyilangkan kedua tangan dia depan dada, bersuara dengan nada tinggi yang membuat nyali Lin Yi menciut. Lin Yi sebenarnya bukan tipikal orang yang mudah diintimidasi, tetapi percayalah! Jika yang sedang marah adalah kaum pihak bawah, itu akan terasa lebih menyeramkan berkali-kali lipat.
Tidak lama setelah itu, Xiao Sa kembali memuntahkan segala amarah, memanfaatkan situasi bungkam Lin Yi. "Paman tahu?! Aku bermimpi menjadi istri mafia … istri mafia, Paman! Aroma uang tersebar di sekitarku, itu sangat memabukkan dan menyenangkan. Tetapi Paman dengan teganya membangunkanku?! Apa yang membuat Paman menjadi sekejam ini?!"
Lin Yi sama sekali tidak memiliki kalimat pembelaan terbaik yang berputar di kepalanya. Dia hanya bisa menunduk dalam-dalam, tampak seperti seekor anak anjing dengan telinga menelungkup ke bawah. Satu-satunya kata yang bisa keluar dari mulutnya hanyalah kata maaf yang dialirkan dengan begitu lirih. Mengharapkan belas kasih dari jiwa menyeramkan milik sang keponakan.
Xiao Sa yang merasa tidak tega pun mulai membantu sang paman untuk berdiri dan menggiringnya menuju ke tepi ranjang. Menyodorkan segelas air yang segera diteguk habis dalam waktu sekejap mata. Menyodorkan kembali gelas kosong ke arah sang keponakan dan membuka suara secara perlahan. "Aku hanya khawatir sesuatu terjadi kepadamu ketika tidak menangkap suara dari dalam."
Xiao Sa merasa senang ketika dikhawatirkan, dalam artian banyak orang yang peduli kepadanya. Mengenyahkan rasa kesal yang membara di dalam hati, dia melunak seketika dan berusaha mengganti topik pembicaraan. "Paman, aku lapar."
Xiao Sa mengusap perut dengan gerakan melingkar beberapa kali, bibir ranum bergerak lebih maju seperti akan merajuk jika makanan belum siap dalam waktu singkat. Lin Yi mendongak dan merasa gemas. Dia tersenyum lebar, menyebabkan kedua mata menyipit, bola mata nyaris tidak terlihat. Mereka pun segera bergandengan tangan seperti anak kecil dan dengan cepat pergi ke dapur.
Xiao Sa tercengang ketika memandang ke arah meja dengan beragam jenis makanan di atasnya. Ada sekitar sepuluh piring yang dipenuhi makanan dan makanan sebanyak itu dihidangkan hanya untuk dua orang. Rumah Lin Yi tidak terlalu besar, tetapi dia memiliki sekitar empat orang pekerja. Satu sopir pribadinya, dua penjaga kebersihan, dan satu koki. Merasa tidak puas jika hanya ada empat orang pekerja sejak mengetahui si kembar akan datang, Lin Yi segera menambahkan dua orang. Menambahkan satu sopir khusus untuk sang keponakan, juga menambahkan satu koki lagi agar dapat membuat banyak hidangan untuk keponakannya yang gemar makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...