Bab Ke Lima

75 47 9
                                    

Ruangan kelas

" They say he loved adventure
Ricky's the wild one
He married trouble
And had a courtship with a gun".

Bang-bang shoot 'em up
The party never ends
You can't think of dying
When the bottle's your best friend and now it's ".

"18 and life, you got it
18 and life, you know".

Sepenggal lirik lagu dari Skid Row yang di bawa kan Mark dan teman teman nya.

Saking keras nya hingga terdengar sampai ke luar ruangan banyak siswa dan siswi yang mendengar itu pun langsung berlari dan masuk bergiliran menuju ruangan.

"Heh, masih aktif mereka?" ucap seorang siswa yang tampak juga begitu identik dengan music maupun hal yang berbau seni.

Lelaki dengan rambut coklat gondrong sebahu dan tubuh yang berisi, ia berjalan menerobos di antara siswa siswi lain nya yang cukup banyak di koridor.

"Heh? " hembus lelaki itu melihat aksi petunjukan mark dan rekan rekan nya.

Andy pun yang tak sengaja menoleh ke belakang dan melihat lelaki tersebut, ia langsung melirik ke arah Mark, Mark yang menatap lirik kan Andy pun langsung menoleh ke belakang juga.

"Ah? Johnny?" tanya Mark yang langsung menghentikan hembusan suara nya dan membuat anggota lain nya berhenti memainkan alat music nya dan ikut menoleh menatap ke arah Johnny Clark.

Dengan senyum dan menyilangkan tangan nya Johnny menyapa Mark.

"Hello man, not bad!" ucap nya sambil memberi tepuk tangan dan senyum kecil.

                   (Johnny Clark)John bonjovi as Johnny Clark, Johnny adalah seorang vokalis dari band Axe Man dari kelas A2 yang akan menjadi salah satu lawan Mark di ajang festival music antar sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                   (Johnny Clark)
John bonjovi as Johnny Clark, Johnny adalah seorang vokalis dari band Axe Man dari kelas A2 yang akan menjadi salah satu lawan Mark di ajang festival music antar sekolah.

"Kamu, tidak takut datang ke markas serigala?" sindir Mark sambil menyilangkan tangan nya.

"Serigala?, cih, sudah lah sampai bertemu di atas panggung segera " jawab Johnny yang langsung berbalik dan keluar ruangan kelas.

Sedang kan Mark dengan senyum percaya diri nya melihat langkah Johnny pergi dari kerumunan.

***

Dan dimana di saat sang surya mulai pulang di sore hari datang lah seorang remaja yang juga seorang anak band dari kelas B1.

"Hi kamu Mark ya?" tanya remaja itu yang menepak bahu Mark dan kemudian menatap nya dengan tenang.

"Hei, ia... Itu aku, kamu siapa ya?" tanya Mark yang kurang mengenal anak remaja itu.

"Aku Martin, Martin Miller... Senang bertemu dengan mu" ucap remaja itu yang langsung berlari pergi menuju area parkiran, Mark hanya terseyum dan menatap remaja itu dengan tenang.

Dalam perjalan pulang Mark tak sengaja lewat jalan yang sama tepat di mana ia mengingat kejadian saat ia menolong seseorang yang hampir tertabrak oleh truk yang sedang melaju.

Di sebuah bangku dekat sebuah taman sebrang jalan Mark duduk di sana sambil menatap sang mentari yang mulai beranjak pulang.

Tiba tiba seseorang lelaki datang dan duduk begitu saja di samping Mark.

"Apa yang sedang kamu pikirkan ah?, bagaima dengan perlombaan yang akan datang? " ucap lelaki itu yang tak lain adalah Jimmy Mulguire rekan band nya.

"Entah lah, tapi?...." ucap Mark dengan expressi bimbang.

"Ada apa dengan mu Mark?, aku sudah mengenal mu cukup lama, katakan lah" ucap Jimmy sambil menepak bahu Mark.

"Aku hanya berpikir, apakah kita bisa menang dalam lomba festival music antar sekolah itu" jawab Mark sambil meneguk minuman nya lalu kembali merenung.

Sesungguh nya Mark tidak terlalu memikir kan tentang lomba tersebut, tetapi yang Mark pikirkan adalah masalah di keluarga nya, ia takut jika permasalahan perceraian ayah nya membuat ibu nya lupa akan dirinya dan adik kecil nya.

"Sudah lah Mark, aku yakin kita pasti menang!" ucap Jimmy yang kembali memberi semangat kepada Mark.

Mark hanya terseyum dan menatap Jimmy lalu kembali menatap mentari yang telah pergi.

***

Di malam hari Mark pun pulang dengan keadaan yang tampak lesu dan terlihat malas untuk memasuki pintu rumah nya.

"Aku pulang" ucap Mark membuka pintu rumah nya dan hendak masuk menuju kamar nya.

Tiba tiba ia langsung di peluk oleh Rossi adik kecil nya, bukan pelukan senang melain kan sedih, Mark yang melihat adik nya memeluk nya menangis Mark pun langsung memeluk nya kembali dan mengusap air mata adik nya.

"Ada apa? Kenapa, katakan lah pada kekak" ucap Mark yang mengelus rambut adik kecil nya.

"Tidak kak, Rossi hanya merasa takut saja, rumah terasa sepi" ucap adik kecil nya itu.

Lalu tanpa sengaja Mark menyentuh paha kiri Rossi saat akan beranjak bangun.

"Ah... Iihh" jeritan kecil dari Rossi membuat Mark menatap ke arah paha adik nya.

Walaupun Rossi mencoba menyebunyi kan nya tapi Mark mengambil lembut tangan adik nya itu dan menatap paha kiri adik nya yang tampak sedikit lebam seperti bekas cubitan, tanpa pikir panjang Mark langsung menuju ke kamar ibu nya, walaupun Rossi telah mencoba mencegah nya.

Mark tetap berlari menuju kamar ibu nya Rossi hanya mengejar dari belakang sambil memanggil kakak nya.

Saat Mark hendak membuka pintu kamar ibu nya, ia tiba tiba mendengar suara tangisan kecil dari dalam hingga membuat Mark hanya menatap nya dari arah jendela.

Expresi Mark yang tadi marah tampak kembali kalem dan menundukan wajah nya, lalu Rossi menarik tangan Mark membawa nya pergi menjauh dari kamar ibu nya.

"Sudah Rossi bilang kak jangan ganggu ibu dulu dia lagi tidak baik untuk hari ini, tadi Rossi mau masuk tapi ibu mendorong Rossi dan mencubit paha Rossi".

"Rossi tau ibu seperti ini karena ayah selingkuh kan kak?". ucap Rossi dengan polos.

"Tidak! Ayah tidak seperti itu, kamu masih terlalu kecil Rossi kamu masih belum siap, biar kakak yang mengurus semua nya" jawab Mark ke Rossi sambil mengelus rambut adik nya itu.

"Maksud kakak? Apa yang di katakan ibu itu salah tentang ayah?" tanya Rossi menatap mata Mark dengan penuh tanya.

"Kamu tidak perlu memikir kan nya Rossi, nanti kakak yang akan balas dendam, akan kakak buktikan kenyataan nya suatu saat" jawab kembali Mark sambil menatap arah pintu dengan tajam, sementara Rossi hanya menatap wajah kakak nya dengan penuh kepercayaan.

Annie ibu Mark memang sudah terbiasa menangis seorang diri dan menghancur kan benda di sekitar nya.
Sejak perceraian nya dengan Hady Nkl suami nya yang ketahuan selingkuh,
Sejak saat itu Annie sering mengurung.

Itu sebab nya kamar nya tampak cukup banyak ada percikan darah karena luka dari pecahan kaca atau benda lain yang ia banting sendiri.

To be counted....

Aurora of Alisa (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang