Sore hari disebuah ruangan yang cukup hening tiba-tiba terdengar suara bising dari kenalpot motor yang cukup berisik membuat gadis kecil itu langsung bangun dan membuka pintu kamarnya, tanpa segan ia berlari menuju keluar ke halaman rumahnya.
" Kakak...! " teriak Rossi yang langsung memeluk kakaknya Mark yang baru memarkirkan motornya dihalaman.
" Hei, hei, coba tebak kakak bawa apa ? " ucap Mark sambil membuka tasnya.
" Banyak sekali kak ! " teriak Rossi yang langsung memeluk dua kotak es krim itu, sambil mengendong adik kecilnya Mark dengan senyum memasuki rumahnya .
Sambil rebahan di kamarnya Mark tidak sengaja membuka tasnya sambil mencoba mencari buku contekan dari Jimmy.
" Ah, apakah aku salin sekarang saja ya ?, hmm sekarang saja " ucap Mark sambil membuka tasnya.
" Ah... ? " celetuk Mark yang tidak melihat satupun buku miliknya di dalam tas tersebut.
" Ah, buku ini bergambar Barbie?? " tanya kaget Mark yang melihat buku tulisnya berubah menjadi buku diary yang berlogo Barbie, sambil memperhatikan tas itu Mark pun melihat tas ini sama persis dengan tas nya hanya saja tas ini tampak lebih baru dan warnanya masih lebih pekat.
Seketika Mark langsung kaget melihat gantungan resleting tasnya.
" Apa, Hello Kitty?, sejak kapan aku menyukai hello kitty? " tanya Mark dalam hatinya.
Tanpa basa-basi Mark langsung bergegas keluar dan menyalakan motor RX-King nya menuju kembali ke kedai es krim tersebut.
" Hmmm, kakak kemana ya ?" tanya khawatir Rossi dalam hatinya sambil menatap dari jendela kamar nya.
Lalu seorang wanita paruh baya memasuki kamar Rossi dengan senyum ia mengelus rambut putri kecilnya.
" Sudah, jangan khawatir kakak mu itu sebentar lagi dia akan pulang, ini makan lah dulu Rossi " ucap Anne sambil mencondongkan semangkuk sup beserta sepiring nasi.
Kembali ke Mark dimana di sampainya ia di kedai es krim ia tampak begitu kewalahan mencari dimana wanita itu yang dirasa bahwa wanita itulah yang membawa tas miliknya.
Setelah menunggu lebih dari sejam Mark melihat temannya Andy yang kebetulan mampir dengan kedua orang tuanya ke kedai es krim itu juga.
" Mark..." sapa Andy yang langsung duduk di sampingnya.
" Hei Mark? " sapa ibu Andy yang beranjak masuk kedalam kedai es krim itu.
" Tante... " balas Mark dengan senyuman.
" Hei man, gimana nasib band kita? " tanya Andy yang ragu akan keadaan bandnya yang gagal menjadi pemenang dalam lomba festival musik antar kelas itu.
" Aku yakin kita ada kesempatan, kenapa kita tidak coba bikin demo ?, lalu kita bagikan ke label label kecil di kota ini ? " jawab Mark sambil menepak bahu Andy.
" Demo ya ? Tapi, bagaimana mungkin? dengar Mark band kita antar kelas saja kalah tidak bisa menjadi perwakilan dari sekolah, di tambah prestasi apa yang di miliki band kita, juara tiga antar kelas? Ayolah, banyak band band yang sudah menjadi perwakilan dari sekolah mereka masing-masing pihak label pasti lebih melirik mereka daripada band kita " ucap Andy yang meyakinkan Mark.
" Ayo Andy kita pulang sayang " ucap ibunya Andy yang menyeret tangan putranya.
" Aku bisa sendiri! " teriak Andy sambil menarik tangannya.
" Ayo man aku balik ya " sapa Andy yang balik menuju pintu mobil nya.
Sambil menganggukkan kepalanya Mark membalas dengan lambaian tangan ke arah pintu kaca mobil Andy.
Di dalam rumah
Suasana hening menghiasi kamarnya sambil menatap langit langit rumahnya Mark memikirkan ucapan Andy, tentang masa depan group bandnya.
Ucapan Andy terus menerus membayangi otak dan pikiran Mark hingga membuatnya tampak gelisah.
Sambil menghela nafasnya Mark tak sengaja melihat diary yang ada disampingnya.
" Hmm, Baca tidak ya?, baca, tidak, baca, tidak, baca ",
" Hmm, baiklah mungkin dengan ini aku bisa menghilangkan stress di otakku sedikit akibat ucapan Andy " ucap Mark dalam hatinya.
Mark pun langsung membuka diary tersebut melalui kunci yang ada disamping diary itu.
Mark membuka halaman pertama melihat biodata wanita pemilik diary tersebut yang tertulis lumayan rapih, halaman demi halaman ia buka sambil membaca catatan diary milik wanita tersebut.
" Kesepian, keheningan di tempat ini aku selalu menunggu kapan kah tuhan memanggilku, aku buta akan rasa luka yang ku rasakan, aku ingin bebas seperti mereka melihat mereka terbang menikmati hari hari mereka tanpa khawatir dirinya terjatuh.
Dear diary adakah secercah cahaya untuk membuat ku kembali tersenyum, di ruangan ini begitu sesak , aku ingin lepas, ingin bebas"
Mark membacanya dan langsung menyalin beberapa kata yang ia suka untuk menjadikannya sebuah inspirasi .
Keesokan harinya
Dimana di sore hari yang cukup dingin Mark kembali ke kedai ice cream itu menunggu wanita itu untuk mengembalikan tas nya yang di rasa tertukar, saat Mark beranjak memasuki kedai tersebut tampak seorang wanita telah berdiri di depan wajahnya, dengan tatapan yang datar wanita itu menampar pipi Mark lalu mengambil tasnya sambil memberikan tas milik Mark, Mark yang kaget langsung mengejar wanita itu.
" Hei, tunggu! " teriak Mark sambil sambil menarik tangan wanita itu.
Wanita itu berbalik dan menatap Mark dengan datar, Mark yang canggung hanya bisa tersenyum kecil sambil mengajak nya untuk duduk sebentar.
" Hi, ayolah kita duduk sebentar " ucap Mark sambil mencondongkan tangannya ke arah kursi di sebelahnya.
" Jadi, maaf kemarin aku terburu buru jadi, aku salah ambil tas " ucap Mark sambil melirik wanita itu dengan canggung.
Tapi wanita itu malah menatap Mark sambil tersenyum.
" Tidak apa-apa kok hihi, aku hanya pura-pura marah " balas wanita itu.
Ternyata wanita itu adalah Alisa Lidyawati
Seorang siswi cantik periang dan humoris.Sambil menghela nafasnya Mark merasa cukup aneh dengan kepribadian wanita yang duduk di sampingnya kini.
" Huh... Syukurlah, hei aku Mark, Mark Sebastian " ucap Mark memperkenalkan dirinya.
" Nama kamu Lisa kan?, Lisa Lidyawati? " tanya Mark lagi kepada Alisa.
" Hmm... Darimana kamu tau?, Ayo aku tebak, kamu membaca diary ku ya hihi ? " tanya Alisa sambil mencondongkan wajahnya kehadapan Mark.
" Ah, kamu tak mengapa kan, jika aku kemarin membacanya sedikit, hanya sedikit " tutur Mark sambil memperlihatkan jemarinya.
Seketika Alisa langsung menampar Mark dengan buku diary nya lalu Alisa berdiri dan lekas pergi meninggalkan Mark.
" Hei, tadi kamu sebut, dirimu tidak marah? " teriak Mark yang melihat punggung Alisa pergi kian menjauh.
" Dia menamparku dua kali lagi, ah... Tapi, dia indah juga klo di lihat lihat " ucap Mark dalam hatinya sambil tersenyum.
Dalam perjalanan pulang Mark yang mengendarai motor pelan sambil menikmati senja tak sengaja melihat Alisa duduk di di sebuah kedai kopi.
" Ah, bukan kah itu Alisa ? " tanya Mark dalam hatinya.
Terlihat Alisa tengah duduk sambil menulis sesuatu di buku diary nya.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora of Alisa (On Going)
Teen FictionMARK SEBASTIÁN adalah seorang siswa kelas 3 smk yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang musisi rock terkenal bersama ke tiga teman nya ya itu, Jimmy, Michael dan Andy. Tapi semua berubah setelah mereka lulus sekolah, banyak nya ujian yang menerpa...