Kasim huaisang dan wenning tersenyum bahagia, akhirnya mereka bisa mengisi perut mereka setelah hampir seharian tak di isi."Pengawal wen, cacing-cacing di perutku berteriak bahagia mendengar kata makan" kasim huaisang mengusap perutnya.
Wenning mengangguk, "benar, aku bahkan sudah lapar saat kita masih di hutan"
Keduanya saling berbisik sepanjang jalan menuju kedai. Kedatangan mereka cukup menarik perhatian beberapa penduduk sekitar, bahkan para gadis-gadis muda bersorak bahagia karena berhasil melihat seseorang yang sangat tampan dan berwibawa.
Pakaian sutera dan hiasan kepala yang elegan, mereka yakin tuan itu pasti bukan orang biasa.
Wang hongyi dan dua pengawalnya sampai di kedai mie yang cukup besar, tempat itu tak banyak pengunjung karena mungkin sore hari. Hanya ada segelintir orang yang makan.
Wang hongyi duduk di kursi kosong. Sementara dua pengawalnya sedang sibuk memesan makanan.
"Hai tuan tampan.." beberapa gadis datang merayu, entah dari mana datangnya para wanita itu dan mengganggu wang hongyi yang sedang beristirahat untuk makan.
Wang hongyi melirik ke samping. Dia menatap tajam 3 perempuan yang sedang tersenyum menggodanya.
"Pergi atau aku cincang kalian dengan pedang pengawal ku" tatapnya dingin.
Ketiga gadis itu segera menjauh karena merasa takut.
Wang hongyi menghela nafas lega, akhirnya para wanita itu pergi dengan ancamannya.
Wang hongyi mengusap keringat di keningnya, tubuhnya cukup lelah dan masih basah dengan keringat karena cukup lama berputar-putar di dalam hutan.
Taaar
Suara kendi pecah menginterupsi perhatian seluruh pengunjung, termasuk wang hongyi.
Wang hongyi hanya mengerutkan kening, terlihat pelayan gendut itu seperti menunjuk-nunjuk seorang dengan telunjuknya.
Seseorang berpakaian tertutup itu segera pergi setelahnya.
Huaisang dan wenning telah kembali ke meja membawa beberapa makanan.
"Apa yang terjadi di sana?"
Wenning menggeleng, "maaf tuan, kami juga tidak tau"
Sementara huaisang acuh saja, dia fokus pada makanan di depannya.
Wang hongyi menghendikkan bahunya, apa pedulinya, dia tak mengenal siapapun di kota ini. Kalaupun dia mengaku sebagai seorang perdana Mentri, pasti mereka hanya tertawa karena wang hongyi kebetulan tak membawa tanda pengenalnya.
Perhatian hongyi sekilas masih tertuju pada orang yang bisa di bilang di usir pergi itu, wang hongyi tak bisa melihat apakah dia seorang laki-laki atau perempuan, hanya saja bisa di lihat tubuh pemuda itu terlihat kurus dan ramping, mungkinkah dia wanita? Batinnya.
Setelah menghabiskan beberapa makanan, mereka akhirnya bisa bersendawa karena kenyang.
Wang hongyi hanya menggeleng melihat kedua pelayannya yang hampir lemas karena kekenyangan.
Hah, melihat dua orang bodoh di depannya wang hongyi kembali kesal. Entah mereka ada dimana saat ini. Kesalahannya adalah wang hongyi membawa peta hidup yang salah.
"Kasim huaisang, aku ingin teh melati" wang hongyi memang selalu menegak teh melati di sore hari.
Kasim huaisang mengangguk, dia segera berdiri.
Brak
Byur
Karena terlalu kenyang, huaisang kurang konsentrasi, hingga berakhirlah dia menyenggol meja makan di hadapannya dan naas-nya kuah bekas mie itu terjatuh di pangkuan wang hongyi.
"Astaga.." wenning segera mengeluarkan sapu tangnnya dan hendak mengelap paha wang hongyi.
Wang hongyi menahan lengan wenning dan meraih lap itu dengan kesal.
"Ma- maaf tuan menteri" huaisang menunduk berulang kali, tanda menyesal.
Wang hongyi semakin pening, belum selesai masalah lama-nya, sekarang kedua pelayannya membuat masalah lagi. Hongyi benar-benar tak membawa pakaian ganti.
"Hah.. mungkin lebih baik aku membawa keledai saja" wang hongyi segera bangun dari duduknya.
Huaisang menunduk dengan ekspresi rumitnya.
Wenning menepuk bahu huaisang, "jangan sedih"
Huaisang menggeleng, "aku bukannya sedih wenning, hanya saja aku bingung untuk apa tuan mentri membawa keledai?"
Wenning menghela nafas, bodohnya kasim tuannya ini,"sudahlah, kita harus segera mencari toko pakaian untuk tuan mentri"
Setelah bertanya pada beberapa penduduk, mereka di arahkan pada sebuah bangunan yang cukup besar. Dan memang benar, disana banyak pakaian yang bagus dan mahal.
Setelah memilih pakaian yang cocok, wang hongyi di arahkan pada sebuah pemandian khusus yang di sediakan di toko itu. Hingga saat keluar nanti, wang hongyi bisa kembali rapi.
Wenning dan kasim huaisang melihat lembaran kain yang ada di hadapan mereka.
"Tuan menteri memilih pakaian dengan warna ini" kasim huaisang menunjuk.
Wenning mengangguk, "hanya saja, di sini ada dua pilihan ukuran, ukuran mana yang harus kita pilih?" Wenning menggaruk pelipisnya.
Kasim huaisang menggeleng, "aku tidak tau, selama di balai menteri ada petugas khusus yang menangani pakaian untuk tuan, sedangkan aku hanya memenuhi kebutuhannya yang lain, seperti jam makan atau menyiapkan saat tuan akan tidur atau pun membangunkannya"
"Lalu, ukuran mana yang tepat?" Wenning kembali menoleh ke arah huaisang.
Huaisang menggaruk dagunya, "yang ini saja" yakinnya. Kemudian memintanya pada pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Minister and the Ugly
Fanfictionshi ying seorang pemuda yang tinggal di sebuah gubuk kecil jauh dari kota. Kedua orang tuanya telah meninggal karena wabah belasan tahun lalu. Shi ying akhirnya hidup bersama neneknya, yang untungnya selamat dari wabah tahun kelam itu. Tapi, pada ak...