..
Wang hongyi merasa tangannya di tarik. "Jangan ke arah sana, ada kubangan lumpur bau di sana. Ayo ikuti aku"
Wang hongyi mengangguk, lagi pula dia pendatang dia tak tau jalan dan tempat sama sekali.
Mereka berjalan cukup jauh dan sampai pada sebuah rumah kayu yang berukuran kecil.
Ada obor kecil di depan rumah kecil itu, hanya itu satu-satunya penerangan.
"Apa ini rumah mu?"
Pria kecil berbaju robek itu mengangguk.
"Emm, kau adalah tamu pertama ku. Duduk lah.." dia menghidupkan lilin kecil di atas meja kayu.
Wang hongyi mengangguk, dia melihat ke dalam, perabotan yang biasa saja dan terlihat sederhana. Sepertinya pria ini sangat miskin.
Di lihatnya pria berbaju putih itu tengah menuang air ke dalam tembikar.
Kemudian berbalik ke arahnya dan duduk di depannya.
"Maaf, aku tak punya suguhan apapun tuan, hanya ada air" dia mendorong air putihnya.
Wang hongyi yang haus mengangguk, dia yang kebetulan masih mengenakan cadar membukanya pelan karena dia memang haus.
Wang hongyi menegak air putih itu sekali teguk untuk menghilangkan dahaganya.
Deg
Pria dia depannya membulatkan mata, "pria ini,,," batinnya
Wang hongyi samar-samar melihat mata rusa itu membulat di balik cadar, dia melihat antara raut kagum dan terkejut.
"Kau mengenal ku?" Dia menarik sebelah alisnya.
Ragu-ragu pria bercadar putih itu mengangguk, "a-anda....emm.. tu-tuan dengan batang besar"
Puk
Pria kecil itu menepuk mulutnya sendiri dan menunduk, "ma- maaf.. ak- aku hanya mendengarnya dari pa- para penduduk"
Dari balik cahaya wang hongyi melihat wajah itu bersemu. Hanya terlihat sedikit karena sebagian wajahnya tertutup
Wang hongyi terkekeh kecil, "milik ku tak sebesar itu." Wang hongyi ingat sekarang. Pria itu yang tadi mengintip saat dia di pasar. Dan bukankah pemuda itu melihatnya juga.?
"Hah? Ah? Oh.. haha.. maaf.. anda pasti merasa tak nyaman" pria itu menggaruk belakang kepalanya.
Wang hongyi tersenyum, "kau,, siapa nama mu?"
Pria di depannya sedikit tersentak, terlihat beberapa jarinya membuat gerakan kecil karena gugup.
"Kau tak katakan pun tak masalah, asal buatkan panggilan kecil saja agar aku bisa memanggil mu dengan mudah.." jelasnya. Tentu saja, tak baik memaksa orang mengatakan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Minister and the Ugly
Fanfictionshi ying seorang pemuda yang tinggal di sebuah gubuk kecil jauh dari kota. Kedua orang tuanya telah meninggal karena wabah belasan tahun lalu. Shi ying akhirnya hidup bersama neneknya, yang untungnya selamat dari wabah tahun kelam itu. Tapi, pada ak...