6 'Perpustakaan'

1.3K 231 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Shi ying panik, dia segera berlari. "Tuan, aku pergi.." tampa menoleh lagi pada hongyi

"Tungg-"

"Hey .. jangan lari kau.. dasar pembawa kutukan.." teriak orang yang mengatainya.

Wang hongyi mengeraskan rahang, dia menghalangi pria yang ingin mengejar shi ying.

Duagh

"Aakh.." pria itu jatuh tersungkur.

"Atas dasar apa kau menghakiminya?" Tanyanya dingin.

Pria itu meringis karena pinggangnya terasa sakit setelah di tendang hongyi, "siapa kau? Kenapa kau menendang ku, dia itu penebar wabah jangan berdekatan dengannya" teriaknya.

Wang hongyi mengerutkan kening, "dari mana kabar burung itu?"

"Seluruh desa tau bahwa pria itu penebar wabah, dan apa kau melihatnya, wajahnya sangat buruk" tunjuk pria itu pada shi ying yang bahkan sudah tidak di tempat.

Wang hongyi menarik salah satu alisnya, "kau melihatnya sendiri?"

Pria itu terdiam, "anu,.. itu.." pria itu sedikit ragu karena dia memang belum pernah melihatnya sendiri, itu hanya berasal dari desas desus para penduduk desa saja.

Wang hongyi segera meninggalkan pria itu, dia bermaksud mengejar shi ying.

"Tunggu tuan.." panggil pria yang menghina shi ying sekali lagi

Wang hongyi menoleh, "ada apa?"

Pria itu berdiri, "tuan, apa kau sendiri pernah melihat wajahnya?"

Wang hongyi terdiam cukup lama, "belum, tapi aku yakin dia tak seburuk itu"

Pria di hadapannya tersenyum kecil, "kalau begitu carilah kesempatan untuk bisa melihat wajahnya, dan nilai-lah sendiri apa yang buruk di wajahnya. Setelah itu, kau bisa putuskan dari hati mu"

Wang hongyi mengerutkan kening, "apa maksud mu?"

Pria itu menggeleng, "maaf, tapi aku harus pergi"

Wang hongyi hendak menahan pria itu tapi tak jadi, dia kembali menoleh ke dalam hutan, "apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?" Gumamnya.

Hari semakin sore, hongyi tak bisa kembali ke hutan karena jika dia kembali maka dia bisa tersesat karena hampir gelap.

Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke penginapan lebih dulu, dan kembali besok ke rumah shi ying.

Sementara itu di pasar, dua pria sibuk bertanya kesana kemari. Sibuk mencari tuan mereka yang hilang sejak pagi tadi.

Ya, mereka hanya tau bahwa tuannya pergi sejak tadi pagi, karena semalaman penuh mereka tidur dengan pulas di kasur mereka masing-masing hingga tak tau bahwa tuannya pergi.

Lord Minister and the UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang