11 'pagoda'

597 79 0
                                    

Dingin dan Sunyi, itu yang di rasakan shi ying saat ini.

Dia mengusap lengannya dengan tangannya sendiri. Melihat ke sekeliling, hanya ada ruangan kosong yang begitu luas.

Mungkin bagi banyak orang, mereka akan berpikir hukuman shi ying terlalu ringan.

Tapi lihatlah, bahkan tak ada apapun di sana.

Sejak tangan putra mahkota mengantarnya masuk, dan pintu tertutup begitu saja. Seja saat itu juga shi ying merasa hampa dan tak tahu apa yang harus dia lakukan.

Tak ada tempat tidur, bahkan tak ada sudut dalam ruangan itu. Hanya ada lantai dingin seputih kapas dan atap yang tingginya tak terbatas.

Bahkan untuk menyandarkan punggungnya pun shi ying tidak bisa, karena tempat itu bak sebuah lapangan yang lebar dan tak berujung. Sejauh apapun shi ying berjalan, tetap dia tak menemukan apapun selain ruangan yang hampa.

Shi ying menghela nafasnya lelah, dia tak tahu entah ini pagi, siang atau malam. Memang tak ada malam hari di langit karena matahari selalu bersinar di sana. Hanya saja, shi ying tak bisa menghitung telah berapa lama dia tinggal di sana.

Dia berbaring di lantai dan menatap tingginya atap yang menjulang di atasnya, bahkan kekuatan spiritualnya sia-sia, karena tak bisa di gunakan.

Dia mengangkat tangannya ke udara, "hah.. apakah ini sudah lewat tengah hari? Tapi tangan ku masih terasa hangat, seolah yun-yun baru saja melepaskannya dan mengantar ku masuk" lirih ying.

Jika akan seperti ini hukumannya, mungkin shi ying akan lebih memilih tinggal di dunia manusia, setidaknya ada nyamuk atau lalat di sana yang mengganggunya. Tapi di sini, hanya ada ruangan kosong tak bertepi, pikirannya di siksa oleh rasa bosan dan hampa.

Shi ying berbalik dan telungkup , tangannya berada di bawah dagu. Jika di ingat lagi, mungkin memang dirinya sangat keterlaluan hingga dewi chang'e marah dan hendak membuangnya ke bumi.

Shi ying mempoutkan bibirnya, ingatan itu kembali datang,

Flashback (27 hari yang lalu) 

Shi ying mengikuti pelajaran seperti biasa, hanya saja hari itu dia cukup bosan. Hingga tak begitu memperhatikan apa yang di ajarkan dewi bulan.

Shi ying merindukan xie yun yang saat itu tengah mendapat tugas dari kaisar langit hingga tak bisa menemui shi ying selama 5 hari.

Dewi bulan (chang'e) melihat salah seorang muridnya yang sepertinya tengah memikirkan yang lain selain apa yang dia ajarkan.

"Peri Shi.. coba kau jelaskan apa itu kebajikan duniawi dan kebajikan surgawi?" Dewi bulan menegur shi ying yang terdiam lewat pertanyaan

Shi ying yang memang sedari tadi tak memperhatikan tentu saja tak bisa menjawabnya.

"Anu- oo.. itu.." shi ying menggaruk belakang kepalanya.

Dewi bulan memicingkan matanya, bukan sekali dua kali shi ying tak memperhatikan dan abai terhadap mata pelajaran yang dia berikan.

Dewi bulan menegur shi ying sekali lagi , bibir-nya tersenyum indah "peri Shi, hargailah hubungan antara guru dan murid. Apa kau merasa angkuh hanya karena kau memiliki tangan besi di sisi mu?"

Shi ying mendongak, bukan dia tak tahu apa yang di maksud 'tangan besi' oleh gurunya. Bolehkah shi ying tersinggung dengan kata-kata gurunya?

Shi ying selain dia ceroboh, ada sisi angkuh di dalam hatinya, benar. Karena terbiasa di manjakan oleh pangeran langit, dia merasa dunia memeluknya dan mengabaikan hal kecil semacam itu.

Karena itu, shi ying berdiri dan berbalik pergi. Dia terlalu malas untuk membahas hal semacam ini, meskipun dirinya berakhir menjadi tak sopan. Dan terlihat semakin arogan.

Lord Minister and the UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang