.....
"Tuan hongyi..." Itu wenning dan huaisang yang berteriak bersamaan.
Sementara shi ying membatu di tempat, tepat di depan matanya Pedang itu menembus dada hongyi hingga menembus punggungnya.
Bruagh..
Tubuh hongyi jatuh tepat di hadapannya.
"Akh... Hah.." raungan rasa sakit itu menusuk pendengaran shi ying hingga tubuhnya ikut limbung jatuh.
"Tu- tuan.." pandangan shi ying mengabur karena air matanya menumpuk di matanya.
"Ying.." lirih hongyi dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
Plass
SraaatWenning merubuhkan pria yang menusuk Tuannya dengan pedang.
"Tuan.. Mentri.." huaisang bersimpuh di kakinya.
Wenning pun menunduk karena tak bisa melakukan apapun pada tuannya yang terluka parah. Luka itu, menembus dada kiri hingga punggung hongyi.
"Tuan hongyi.." shi ying memeluk hongyi ke dalam dekapannya. Bisa dia rasakan pahanya basah karena darah mengalir begitu cepat.
Wang hongyi tersenyum, "kau.. yang ada di cerita itu bukan?"
Shi ying tak bisa menjawabnya, hanya isakkan yang begitu lirih terdengar di telinga hongyi.
"Tuan hongyi... Bertahanlah.. ku mohon.." shi ying mengusap pipi hongyi dengan sebelah tangannya.
Wang hongyi mengulurkan tangannya, "bisakah aku melihat seperti apa wajah mu?"
Shi ying merasa sakit di dadanya, orang yang berjasa padanya harus menahan sakit seperti ini. Dengan pelan shi ying meraih pengait di wajahnya dan membuka penutup wajahnya.
Tubuh wang hongyi bergetar melihat kecantikan shi ying yang luar biasa, hanya saja air mata itu membuat pemandangan hongyi menjadi buruk.
"Uhuk..uhuk.." hongyi kembali muntah darah, shi ying mengusapnya dengan ujung jarinya.
"Tuan hongyi, aku shi Ying.." dengan suara bergetar.
Wang hongyi tersenyum, dia mengusap jejak air mata di pipi putihnya, "jangan menangis.. air mata hanya membuat wajah ini terlihat menyedihkan. Kau sangat cantik, aku beruntung bisa melihatnya sebelum ajal ku datang"
Shi ying meremat tangannya di dalam pelukan hongyi, dia menggeleng kasar "tidak, tidak,, kau tidak akan pergi" air mata shi ying semakin mengucur deras, tenggorokannya sakit bahkan untuk menelan salivanya sendiri, melihat hongyi kesakitan, membuat seluruh tubuhnya juga merasa sakit.
Wang hongyi kembali memaksakan senyuman meski rasa sakit menekan seluruh tubuhnya, "aku tidak tahu hubungan seperti apa yang kita miliki di masa lalu, yang aku tahu.. aku merasa sakit saat kau akan di sakiti. Ying.. mungkin kita telah terikat di kehidupan sebelumnya. Bahkan Pada pandangan pertama saat aku melihat mata-mu, aku bisa merasakan betapa perasaan ini sudah sangat menumpuk. Aku merindukan mu, aku juga merasa sakit saat melihat mata mu. Aying.. bisakah sebelum aku pergi jangan tunjukkan kesedihan agar aku bisa pergi dengan tenang, setidaknya untuk saat terakhir aku ingin melihat senyuman mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Minister and the Ugly
Fanfictionshi ying seorang pemuda yang tinggal di sebuah gubuk kecil jauh dari kota. Kedua orang tuanya telah meninggal karena wabah belasan tahun lalu. Shi ying akhirnya hidup bersama neneknya, yang untungnya selamat dari wabah tahun kelam itu. Tapi, pada ak...