2. Cool

11 12 0
                                    

"Bukan berarti aku tidak berani melawanmu seperti cewe lainnya"

♡♡♡

Sesampainya mereka di kantin, lalu mereka memesan makanan.
Setelah pesanan datang, mereka pun menyantap bersama di meja kantin.

"Lo suka daging ga?" Tanya Malta

"Daging? Bakso maksudnya?" Tanya Meza sambil menancapkan bakso di garpunya

"Bukan, maksud gue daging bakar." Ucal Malta

"Suka sih, cuman ga sering makan. Hanya kalau ada acara tertentu aja" ucap Meza

"Ohh, kalau nanti kapan-kapan BBQ nan di rumah gue gimana? Gue sendirian di rumah juga." Ucap Malta

"What? Seriuss?" Kaget Meza

"Iyaa, aslinya sama papa. Tapi papa kerjanya lebih banyak di kota daripada di sini" ucap Malta

"Wow, ga takut sendirian Mal? Disini suasananya beda sama kota loh. Yang jelas lebih gelap dan lebih sepi disini" ucap Meza

"Ya mau gimana lagi, udah kehidupan gue seperti itu. Gimana mau nolak" tukas Malta

"Disini memang kalem kalem gini anaknya?" Tanya Malta lagi

"Hah? Ya emang gini gini aja, emangnya yang lo maksud kayak gimana?" Tanya Meza

"Gaada yang suka bikin riuh gitu? Biasanya tiap anak punya cerita sendiri" ucap Malta

"Ada sih pasti. Tapi disini lebih ke introvent semua orangnya. Jarang memperlihatkan sifat aslinya kepada yang lain." Jawab Meza

"Ouh jadi gitu"

Mereka lanjut makan. Hingga waktu istirahat telah berakhir. Mereka kembali masuk ke kelas. Masih diambang pintu, tak sengaja Malta menabrak seorang lelaki yang banyak dihindari karena tingkat emosinya yang tinggi dan keras.

"Eh sorry sorry" ucap Malta pada cowok itu

"Maaf ya, Malta ga sengaja, yuk Mal" Meza ikutan bilang lebih lembut karena si Danil ini agak engga terima orangnya.

"Sesingkat itu maaf lo?" Tanya Danil

"Gue lagi ga mood ya, jadi minggir" ucap Malta hendak melangkah masuk tapi dihalang Danil

"Jadi cewek belagu amat. Gue tau, lo pindah karena diusir kan dari sekolah lama lo" kekeh Danil mengejeknya dan tertawa

Malta mendekat ke arah Danil. Menatapnya lekat lekat sambil menunjuk.

"Gue tegesin sekali lagi sama lo. Gausah sok tau dengan kehidupan gue!" Tegas Malta sambil telunjuknya mengarah ke depan wajah Danil.

Suara sentakan Malta yang melawan Danil membuat seisi kelas pada tertegun. Ada juga akhirnya orang yang berani dengan Danil selain Vano.
Sikap Malta membuat semuanya tertegun.

Apalagi si Vano yang kenal dekat dengan Danil. Dia juga agak terkaget melihat ada wanita kali pertama yang berani melawan recehan Danil.

Mereka berdua duduk ke bangkunya. Meza memasang wajah sedikit gelisah tapi terpukau juga dengan keberanian Malta.

"Mal, lo kerenn banget gue akuin. Tapi, gue yakin deh setelah ini Danil ga akan biarin lo gitu doang" ucap Meza

"Kecil itu mah" jawab Malta enteng
"Tapi beneran loh Mal, gaada yang berani sama dia kecuali Vano. Tuh, Vano yang ada di baris kedua itu." Ucap Meza memberitahunya

"Ohh. Lo tenang aja, kalau ada siapapun yang bikin lo takut, kerahin saja sama gue" ucap Malta

"Thanks but be careful. Orang Introvent lebih banyak rahasia nya daripada yang jelas jelas dia seperti apa. Jadi jangan lihat dari covernya saja Mal" saran dan peringatan yang diberikan Meza

"Saran yang bagus. Thanks" tukas Malta

Meza tersenyum kecil. Malta kembali melihat ke arah Danil yang hendak kembali ke bangkunya. Tidak ia sangka sedari tadi ada tatapan yang melihatinya.

Yah, dialah Geovano Almaidra. Terkenal dengan panggilan Vano ataupun Geo.

Malta hanya melihat kearahnya sekilas, karena cowok itu juga langsung kembali ke tatapannya dengan ponsel.

Pelajaran kembali berlangsung. Semuanya terdiam dan kembali fokus pada pelajaran.

"Hallo hallo haiiii!! Widihhh ada murid cantik nyasarr kemarii nih. Neng! Yakin di kelas ini?" Tanya Pak Aryo selaku guru bahasa Indonesia

"Saya murid pindahan pak, Malta" Malta pun berdiri dan memperkenalkan dirinya dengan ramah dihadapan pak Aryo

"Woah, baik baik kalau begitu berarti kelas ini sudah tidak menjadi ganjil lagi ya?" Tanya pak Aryo

"Iyaaa pak" jawab murid murid yang lain

"Nah, pas. Bapak sudah siapkan nama anggota kelompok yang sudah bapak bahas kemarin pekan. Untuk Malta, emmm kamu saya masukin di grup ini saja" ucap Pak Aryo sambil melihat ke arah bukunya.

Malta melirik ke Meza.

"Kelompok apa?" Tanya Malta

"Tugas makalah biasaa" jawab Meza
Malta hanya mengangguk.

"Oke baikk! Satu orang yang saya sebut berarti dia ketua kelompoknya. Setiap kelompok ada 4 orang. Dan nanti, ketua kelompok tersebut langsung memanggil anggota yang sudah saya tuliskan disini." Ucap Pak Aryo

Pak Aryo pun mulai menyebutkan nama ketua tiap kelompok.

"Geo, Yovan, Rey, Meisya, Tika, Nata" ucap Pak Aryo menyebutkan nama itu

Mereka ber6 langsung maju ke depan dan membaca nama anggotanya masing-masing.

"Oke kalau begitu jangan lama-lama, langsung dibentuk saja meja kursinya. Bapak tinggal dulu, jangan rame! Hari ini kalian serahin kerangkanya. Mingdep sudah jadi makalahnya" tukas Pak Aryo

"Baik pak" jawab murid murid yang lain

Pak Aryo langsung keluar dari kelas itu. Dan mereka ber 6 langsung membentuk kelompok yang sudah ditentukan pak Aryo.

Geo langsung menghampiri ke depan meja Meza dan Malta.

"Nil, kita ber4 satu kelompok" ucap Vano

"What?!" Danil terkejut karena harus satu kelompok dengan Malta

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang