"Jebakan tidak sepenuhnya merugikan. Bagi mereka, itu sudah tidak seperti jebakan. Melainkan kesempatan terindah"
♡♡♡
Siska dan temannya mengiringi Danil yang mabuk dan ngoceh sendiri ga jelas langsung dibawa ke kamar yang sama dengan yang tadi.
Via langsung mendorong Danil dan mengunci pintu kamar itu.
"Beress sis" ucap Via
"Pemain bila bertemu dengan pemain dikamar yang sama pastiii akan bagus. Rencana gue sepertinya berjalan lancar" ucap Siska tersenyum smirk penuh kelicikan
"Yuhuy, pokoknya kita dekatkan mereka berdua bagaimanapun itu caranya" ucap Via
"Sekarang karena urusan sudah beres. Tinggal pulang" ucap Siska
"Kuy" Via dan Siska pun pulang.
Meninggalkan mereka berdua disana.
Di dalam.
Danil sudah mabuk berat. Dia salah mengira kalau yang ada di dalam itu Uva. Padahal itu Malta.
"Heran gue sama Siska, mau dia apa sih sebenarnya" ucap Danil sambil ngoceh sendiri ga jelas
Dia menghampiri seseorang yang tengah tepar di kamar.
"Oiii bangun. Lo ngapain disini? Mau bermalam loh sama gue?" Tanya Danil yang menyadari kalau itu adalah Malta
Malta kalau sudah sekalinya mabuk, dia benar benar kehilangan otak. Kehilangan kesadaran. Yah, namanya juga mabuk.
So, dia kembali. Ke aksi yang telah lama tidak ia lakukan.
Malta terbangun dan duduk. Masih dengan keadaan mabuk berat.
"Haiii" sapa Malta dengan nada menggelikan
Danil duduk juga menyampinginya.
"Anjir. Gelii gue dengernyaa." Ucap Danil membuat Malta tertawa
"Duh pusing banget. Siapa sih yang bikin gue mabuk?!" Tiba tiba Malta ngomel sendiri
"Lah, gajelas. Lo sendiri yang mabuk. Malah nanya" ucap Danil menggelengkan kepalanya.
Cahaya lampu di kamar itu berwarnakan ungu. Meskipun lampu kamar itu gelap. Tapi karena bantuan cahaya lampu ungu menjadi terang. Bahasa lainnya adalah lightning.
"Nil. Gue heran sama lo. Kok lo lebih gantengan aja sih kalau dandan beginian? Kenapa lo bisa sekerenn ini?" Tanya Malta
"Naksir lo sama gue? Gue ga bakal terpengaruh ya." Ucap Danil
"Tapi seriusss lo itu ganteng kalau begini." Ucap Malta sambil memainkan pipi Danil dan menowelnya.
"Gemess kan lo sama gue??" Tanya Danil
Malta memulai aksinya. Dia mulai menyebutkan pujiannya seraya ia tunjukan letaknya dengan tangannya.
"Nih ya gue urutin dari atas. Rambut lo bergaya stylis, kulit lo putih, mata lo indah, bulu mata lo lentik, hidung lo mancung, terus bibir lo juga ideal nya cowo cowo kekinian banget" ucap Malta
"Lamaa lo Mal. Bilang aja lo mau bermain sama gue. Ya kan?" Tanya Danil
Mereka sama sama mabuknya. Malta terkekeh. Malta mengangguk.
"Siapa sih yang milihin cowo ini. Ganteng banget." Masih aja Malta memujinya
Danil merasa dipuji.
"Tapi janji Mal, setelah ini. Jangan canggung meskipun kita teman sekelas." Ucap Danil
"Iyaaa" jawab Malta sambil mengangguk dengan ekspresi imut lucuu menggemaskan.
"Dan gue juga tidak akan berlebihan" ucap Danil
"Iyaa sayang" jawab Malta
"Hih gemesss pake panggil panggil sayang segala! Sini dong cium dulu" Tukas Danil
Malta mengecup pipi Danil. Dan mereka mulai beraksi setelahnya. Danil langsung mendorong Malta jatuh ke kamar dan mulai mencium bibir Malta serta menghisapnya sungguh candu. Kedua tangann Danil yang ia letakan di samping leher Malta.
Tak kalah juga, Malta juga mengalungkan tangannya ke leher Danil. Dan membalas ciuman itu. Mereka terus berciuman antara ditengah kesadaran dan sadar.
Selain menjadi pemain, tanpa harus minum mereka juga bisa melakukannya dengan sadar.
Masih dengan kecanduan ciuman itu, Danil juga mencium leher Malta dan tengkuk Malta. Semua dia cium dan ia kembali melumat bibir Malta.
Malta makin bergairah melakukannya. Lawan mainnya juga handal. Dan ganteng.
Malta memundurkan posisinya, ia duduk dan mulai bicara.
"Lo sadar ga sih Nil sebenernya?" Tanya Malta
"Lo yang mabuk berat. Gue engga. Gue ga pernah bisa dibuat mabuk berat. Apalagi oleh minuman. Gue kuat minum orangnya" ucap Danil
"Gue setengah sadar juga. Lo nyaman dengan gue?" Tanya Malta
"Kenapa tiba-tiba lo insecure? Bukannya pemain ga pernah insecure?" Tanya Danil
"Lo yang buat gue makin ragu buat melanjutkannya" ucap Malta
"Kenapa dengan gue?" Tanya Danil
"Ganteng. Baik. Keren. Asyik. Nanti kalau gue jadi suka beneran gimana?" Tanya Malta
Danil menciumnya lagi.
"Yaudah jadi pacar gue. Gue juga NT mulu." Ucap Danil
"Tapi kan gue belum suka sama lo. Gue cuman bilang aja" ucap Malta
"Jadi, ga mau nih? Pacaran sama gue?" Tanya Danil
"Eh- tapi nanti kalau semuanya tau gimana?" Tanya Malta
"Backstreet. Diem diem aja gapapa" ucap Danil
"Gausah aja Nil. Daripada nanti lo sakit hati karena gue. Selain gue ga pernah pacaran secara really gue juga gatau caranya suka sama orang gimana" ucap Malta
"Yaudah temenan aja. Udah kan? Kenapa dibuat bingung sih?" Tanya Danil
"Karena lo candu Nil orangnya. Disatu sisi gue takut pacaran karena takut nanti bakal putus terus kehilangan lo. Mending temenan aja ga sih?" Tanya Malta
"Iyaaudah kita temenan aja. Kalau lo mau main, tinggal bilang aja ke gue" ucap Danil
Malta mengangguk.
"Ga dilanjut lagi nih? Udah cape? Mau tidur aja?" Tanya Danil
"Gue belum cape nil. Lanjutin aja" ucap Malta mengalungkan tangannya lagi ke leher Danil.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
SAHTA GATE Lovers!💗
Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Looks normal but terrible 🐾🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHTA GATE
FantasyGerbang yang mempunyai Kutukan tersendiri. Bagaimanakah kisahnya?