"Melawan balik sebuah tindak kejahatan bukan berarti dia makin jahat. Semua hal di dunia ini harus ditimbal balik sesuai perbuatannya."
♡♡♡
Esok paginya mereka kembali berangkat sekolah seperti biasa. Tampaknya sebuah macan sudah siap mengamuk mengomeli Malta. Meza memasang wajah penuh serius ke hadapan Malta.
"Gimana gimana, terus gimana kemarin? Yang maju lo doang ama Vano?" Tanya Malta menahan tawanya
"Iyaa lah. Malu tau, disuruh jejeran samaa cowo ganteng satu kelas. Gugup semua anjir gue" ucap Meza
"Ada yang lebih ganteng kalau lo tau" ucap Malta
"Danil? Oh yaa! Dia juga ngilang kemarin. Kemana tuh anak?" Tanya Meza
"Entah, tanyain sendiri ke orangnya kalau berani" kekeh Malta
Meza memukul pelan tangan Malta.
Tiba tiba tragedi yang tidak terduga muncul. Mika datang menghampiri kelas Malta dengan wajah penuh serius. Menghampiri ke tempat duduk Malta dan Meza. Membuat mereka kebingungan."Gue mau ngomong sama lo" ucap Mika yang matanya menatap Malta serius
Malta bingung. Kenal?
Mika keluar dari kelas dan disusul Malta. Seisi kelas menatap aneh hal itu.
Mika membawa Malta ke rooftop. Mereka ngobrol disana.
"Hai, gue Malta. Lo kenal gue ya? Emang mau ngomong apa?" Tanya Malta tersenyum berusaha tenang menghadapi suasananya
Tiba tiba Mika menampar keras Malta dengan tatapan penuh amarah.
"Plak!"
Membuat Malta terkejut dan rambut yang menutupi pipinya saking kerasnya sampai terdorong tu pipi.
"Maksud lo apaan?" Tegas Malta membentak
"Dasar Cewek Hina!" Ujar Mika mengeja tiap kata nya dan mengatakanya penuh kejelasan dihadapan Malta seraya tatapan penuh amarah.
Mika hendak pergi dari sana. Lalu Malta menarik tangannya.
"Eh! Tu mulut bisa dikontrol ga? Ga kenal. Tiba-tiba nampar orang" ucap Malta mulai melawan ucapan Mika
Mika menghempaskan tangan Malta yang menggenggamnya. Karena tidak terlalu erat genggaman tangan itu, Mika lebih mudah menghempaskan tangannya buat lepas dari eratan genggaman tangan Malta.
Lalu Mika turun dari sana. Meninggalkan Malta yang terbengong sendiri sambil memikirkan apa yang terjadi.
Karena bel masuk telah berbunyi, Malta pun turun dan menuju kelasnya.
Pelajaran dimulai, yang lain fokus sama materi yang diberikan, sedangkan Malta masih berfikir-fikir hal apa yang membuat Mika sebegitu marahnya dengannya.
"Malta, kerjain nomer 1 di depan" tukas bu Anjani selaku guru Fisika
Malta yang merasa terpanggil langsung maju ke depan."Ke sekolah tuh belajar, jangan main hp sambil bengong. Nanti ibu sita hp kamu baru tau rasa" tukas bu Anjani, guru terkiller satu angkatan
Untung saja bu Anjani bukan menjadi walikelas mereka.
"Tinggal beli hp baru bu" jawab Malta
Murid murid pada tertawa dan menyembunyikan tawanya dibalik senyum cengar cengirnya."Dibilangin malah ngejawab ya kamu. Sekarang kerjain semua soal didepan!" Tegas bu Anjani
Malta langsung mengambil spidol dan mulai menjawab apa yang menjadi persoalan di depan papan tulis.
Dengan cepat dia mengerjakannya. Membuat semua ternganga dengan jati diri Malta yang pintar.
"Udah benar? Boleh duduk?" Tanya Malta
"Benar. Kamu pintar juga ternyata" ketus bu Anjani
"Saya barusan menjuarai lomba Esai Nasional Fisika juara 1 pada saat kelas 10. Tapi itu yang terakhir, karena saya gaakan mau lagi meskipun ditawarkan" ucap Malta langsung kembali ke tempat duduknya
Membuat semua murid yang melihatnya ternganga akan jawaban dari mulut Malta. Dia orang pertama yang bisa menjawab omelan bu Anjani ketika lagi marah.
Malta duduk kembali ke bangkunya.
"Keren lo Mal, kenapa ga mau ikut lomba aja sih Mal?" Tanya Meza
"Males" jawab Malta sambil terkekeh
"Eh Mal, pipi lo bengkak tau. Kenapa ga kompres pake es batu aja di UKS?" tanya Meza
"Iyakah?" Malta melihat ke cermin kecil yang selalu dia bawa. Dan benar, pipinya sedikit merah.
"Itu kenapa Mal?" Tanya Meza
"Ditampar ama Mika. Gila banget tu anak. Ga kenal, tiba-tiba nampoll. Liat aja, gue bakal bales lebih dari tamparan" decak Malta
"Hah? Mika? Emang kalian ada masalah apa?" Tanya Meza
"Gue juga gatau. Dia tiba-tiba dateng ngajak gue rooftops terus nampar gue. Sama wajahnya penuh amarah gitu. Hih! Jadi kesel gue ama tu anak." Ucap Malta menggeramkan tangannya
"Sabar Mal, lo ga perlu bales. Nanti dia makin melawan lo. Apalagi kalau udah ngajak Gengnya" ucap Meza
"Gue ga takut. Pokonya gue harus cari tau dan bales ke tu anak" geram Malta
♡♡♡
Bel istirahat pun berbunyi.
Semuanya telah berbondong bondong ke kantin untuk makan, minum dan istirahat. Malta langsung datang menghampiri Mika yang tengah terduduk bersama Siska, Via, Neva.
Malta datang langsung menggedor meja itu. Membuat seisi kantin terkejut dan mulai menonton apa yang sebenarnya terjadi.
"Woy! Maksud lo apaan?" Teriak Siska
"Lo diem!" Tunjuk MaltaMalta menjambak rambut Mika dari belakang dan menyuruhnya berdiri.
"Berdiri lo!" Tegas Malta
Mika pun lalu berdiri menghadap Malta. Malta melepaskan tangannya dari rambut Mika. Lalu dia menampar balik Mika lebih dari satu kali.
"Maksud lo apaan ngatain gue cewek hina?! Hah?!" Tegas Malta melawan Mika
Merasa syok berat, Siska berdiri dan melerai mereka.
"Dasar murid baru kelakuannya ga ngotak" decak Siska
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
SAHTA GATE Lovers!💗
Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Looks normal but terrible 🐾🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHTA GATE
FantasiGerbang yang mempunyai Kutukan tersendiri. Bagaimanakah kisahnya?