26. Evidence

4 6 0
                                    

"Kebenaran akan terbongkar dibalik kejahatan yang telah ia lakukan. Semua akan kembali ke posisi semula"


♡♡♡

"Dia mau aku nglepasin kamu. Dia suka kamu karena kepolosanmu. Itu adalah type cowo yang disuka Siska." Ucap Malta menjelaskan yang sebenernya terjadi

"Dasar cewek aneh. Ia pikir, dia bakal manfaatin kepolosanku apa?! Kesal aku lama-lama ama dia." Ucap Vano geram

"Kamu ga berangkat?" Tanya Malta

"Izin lah, nanti gaada yang jagain kamu. Aku telfon papa kamu aja, ga diangkat. Padahal lewat hp kamu. Nih hp kamu" ucap Vano menyerahkan ponselnya

"Mungkin ketiduran" ucap Malta tersenyum

Malta melihat panggilan tak terjawab dari Vano sebanyak 20 kali. Dan itu sungguh diluar dugaannya membuat orang-orang panik mencarinya.

"Oh ya, terus nontonnya?" Tanya Malta

"Gajadilah, orang kamu diculik. Yakali aku nonton sendiri. Ogah" ucap Vano

"Yaudah kalau gitu. Maaf yaaa" jawab Malta

"Gaperlu minta maaf. Semua ini karena Siska." Ucap Vano

"Boring nih Van, jalan-jalan yuk" ajak Malta

"Emang kamu bisa berdiri?" Tanya Vano

"Bisa. Tapi untuk jalan mungkin ga kuat" ucap Malta

"Coba berdiri, aku bantu jalan" ucap Vano

Malta pun berdiri. Lalu dibantu Vano berjalan. Mereka berjalan menuju rooftop rumah sakit untuk menghirup udara pagi hari.
Mereka berdua ngobrol bersama.

♡♡♡

Keesokan harinya, sesuai rencana Vano berangkat ke sekolah. Malta sudah ditemani dengan pak Jamal dari luar ruangan.

Vano dan Mika menuju ruang kepsek dan melaporkan atas semua yang terjadi. Untuk bukti, korban difoto lalu ditunjukkan Vano pada kepsek. Mika mulai menceritakan yang sebenarnya terjadi. Dan pengakuan juga dari Malta terekam di rekaman suara.

Mereka berdua sama-sama mengatakan bila Siska pelakunya. Dan Vano pun memperlihatkan hasil rekaman CCTV yang telah ia ambil lagi dari tetangga Malta itu.

Meskipun Siska mampu membungkam semuanya. Dia tidak bisa mengecoh hasil bukti maupun saksi.

"Kalau tidak segera diurus, kami akan laporkan ini ke polisi. Dan membuat nama sekolah ini menjadi buruk" ancam Vano

"Kondisi Malta bagaimana?" Tanya Pak Kepsek

"Sudah baikan, hanya saja masih dirawat" jawab Vano

"Keluarin dia dari sekolah ini, atau kita akan laporin ini ke Polisi. Ini sudah tindakan kriminal. Ini seperti percobaan pembunuhan. Kalau saja kita tidak datang tepat waktu, Malta bisa mati malam itu juga." Tukas Mika cerdas

"Dan hukuman yang tepat adalah dia dikeluarin atau kalau sampai semua bukti ini sampai ke polisi, dia akan menjalani hukuman penjara lamanya 5 tahun itu sudah paling cepat" ucap Vano bijaksana

"Baik-baik, pihak sekolah akan meng D.O dia dari sekolah. Asal kalian jangan laporin ini ke polisi" ucap Pak Kepsek memohon

"Kalau sampai saya masih melihat muka dia besok, semua bukti ini akan sampai ke polisi" ancam Vano lagi memperingatkan

"Baik, secepatnya kami akan mengeluarkan dia" tukas Pak Kepsek

Lalu mereka berdua pun keluar dari sana. Mereka berdua pun tos untuk menambah semangat mengungkap kebenaran dibalik kejahatan yang telah dilakukan Siska.

"Sebelum dia dipanggil kepsek, gue mau ngomong sama Siska. Mik, panggil dia suruh ketemu gue di rooftops" ucap Vano

"Oke Van" ucap Mika

Seusai Mika kembali ke kelas, dia menghampiri bangku Siska.

"Darimana aja lo Mik?" Tanya Via

"Dari toilet, eh iya Sis, tadi gue ketemu sama Vano. Katanya dia manggil lo. Dia nungguin lo ke rooftops gitu. Mau ada yang diomongin" ucap Mika

"Gue? Kapan? Sekarang?" Tanya Siska

"Iyaa sekarang" jawab Mika mengangguk

Lalu Mika duduk kembali disamping Neva.

Siska berjalan menuju ke atap. Menghampiri Vano yang sudah stay di rooftops. Vano menoleh berbalik, telah ada Siska disana. Lalu dia berjalan dan menutup pintu rooftops itu.

Siska makin bingung dibuat Vano.

"Ke-kenapa Van? Mau ngomong apa?" Tanya Siska gugup

Vano melangkah mendekat ke Siska dan menghimpitkan tubuh Siska hingga terhimpit oleh tembok. Dengan tatapan penuh dia tak menoleh ke arah lain sekalipun.

Siska tersenyum.

"Lo mau apa Van? Bilang aja deh, gausah pake kode-kode segala" tukas Siska mengalungkan tangannya ke leher Vano

Dengan gercep, Vano memutar tangan Siska hingga ia merintih kesakitan.

"Aw.. aw, Van! Lo apa-apaan sih?!" Rintih Siska kesakitan

Vano mendorong Siska kembali menuju tembok. Jarinya menunjuk nunjuk ke dahi Siska.

"Gue peringatin lo sekali lagi. Kalau lo nyentuh sedikitpun tubuh Malta lagi, gue ga segan-segan pula bakal bunuh lo dan kubur lo hidup-hidup!" Ancam Vano

Siska terkejut mendengarnya.

"Kok lo bisa tau?" Tanya Siska

"Ya tau lah. Lo nya aja yang bego. Kenapa lo begitu terasumsi buat miliki gue? Secinta apa lo sama gue? Paling-paling lo mau manfaatin kepolosan gue biar menuntaskan nafsu lo. Lo pikir gue ga tau?" Tegas Vano

"Gue-- gue beneran sayang sama lo Van. Kalau aja Malta ga dateng ke sekolah ini, lo udah jadi milik gue" ucap Siska

"Tapi gue ga sayang sedikitpun sama lo!" Tegas Vano memperjelas kalimatnya

"Najisss tau ga! Lo menghalalkan segala cara untuk memiliki gue. Nyadar ga lo itu cewek! Cewek itu harusnya dikejar bukan mengejar. Apalagi waktu lo bikin gue tepar malam itu. Itu udah ga ngotak banget" ucap Vano menegaskan ucapannya










♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang