"Kebaikan akan datang oleh orang yang tak terduga akan melakukannya. Semua hal di dunia ini sungguh tidak bisa kita tebak"
♡♡♡"Malta ada di dalam Van, gue udah coba buka tapi engga bisa" ucap Mika
Vano melihat ke kanan kiri tidak ada benda apa-apa.
"Minggir Mik, biar gue dobrak" ucap Vano
Mika pun menepi. Lalu Vano mengeluarkan seluruh tenaga untuk mendobraknya.
Sekali, dua kali pintu tidak berhasil ia dobrak. Menggunakan kaki pun juga tidak bisa. Lalu dengan gencatan tenaga ekstra fullnya dia mendobrak lagi untuk ketiga kalinya. Barulah pintu itu terbuka.
Dan benar, Malta telah ada disana dengan tali yang terikat di tangan kakinya dan darah yang bercucuran di seluruh tubuhnya.
"Maltaa" teriak Vano langsung menghampirinya.
Mika sampai membekap mulutnya sendiri karena terkejut melihat itu.
"Gilaa! Siapa yang ngelakuin ini ke Malta?" Tanya Vano dengan nada penuh amarah menghadap pada Mika
"Siska. Gue bisa tau, karena gue ikutin dia. Tak sengaja di depan cafe, gue ngeliat Siska keluar dengan jubah dari sebuah toko mebel. Karena gue curiga, gue ikutin dia sampai sini. Dan gue terkejut, orang yang dibawa adalah Malta" ucap Mika
"Oke, bawa Malta dulu ke rumah sakit" ucap Vano langsung membopong tubuh mungil Malta dan memasukannya ke mobil
Mereka berdua menuju rumah sakit terdekat. Setelah sampai disana, Malta langsung dirawat dan ditangani oleh dokter.
"Gimana dok dengan keadaan teman kita?" Tanya Vano
"Untung saja hanya gagar otak ringan. Karena tubuhnya terlalu lemas, Dia akan sadar kembali esok pagi" ucap dokter itu langsung kembali
Mika dan Vano masuk ke dalam.
"Gila tuh orang, psycopat banget" ucap Mika mengata-ngatain Siska
"Gitu-gitu juga temen lo." Jawab Vano
"Iya sih, tapi gue kaget banget dia akan melakukan hal gila semacam ini. Ga punya otak dia. Tujuannya apa coba?" Bingung Mika
"Mungkin karena gue. Dia tau kalau gue udah pacaran sama Malta kalin makanya ngamuk" ucap Vano
Mika baru teringat akan malam itu.
"Sorry ya Van, malam itu gue ga bisa bantuin lo dari genggaman Siska. Soalnya Via sama Neva nghalangin gue terus" ucap Mika
"Iyaa gapapa, udah terjadi juga" ucap Vano memaafkannya.
Vano mengabari Meza lewat chat. Dia tidak memberitahu Meza hal yang sebenarnya terjadi. Dia hanya bilang kalau Malta sudah ketemu.
"Terus gimana dengan Siska? Dia harus kena hukuman dong!" Ucap Mika
"Lo jadi saksi, dan CCTV tetangga Malta yang jadi buktinya. Besok kita bawa ke kepsek bersama-sama" ucap Vano
"Ini udah besok Van, btw" ucap Mika memperlihatkan jam hpnya menunjuk jam 2 pagi.
"Gue anterin lo pulang gimana?" Tanya Vano
"Target ga boleh ditinggalin sendiri setelah kejadian Van. Gue tidur disana aja. Mumpung kamar itu kosong. Lagian juga gue bawa mobil sendiri Van" ucap Mika menunjukkan kunci mobilnya
"Oh iya lupa, ya udah kalau gitu gue urus adminnya dulu, nanti gue tidur di sofa. Lo tidur aja dulu" ucap Vano
Mika mengangguk.
Vano pun keluar dan menuju resepsionis.
Mika mendekat, dia mengusap rambut Malta.
"Maafin gue ya Mal, gue udah egois karena marah-marah ga jelas didepan lo. Padahal itu juga jebakan dari Siska" ucap Mika berbicara sendiri didepan Malta yang masih terpejam
Lalu Mika pun berbaring di ranjang samping Mika. Dia pun tidur disana.
Vano berbalik ke ruangan setelah mengurus adminnya. Dia melihat Mika sudah tertidur. Lalu ia pun juga tidur di Sofa.
♡♡♡
Esok pagi tiba. Malta belum sadar juga. Vano mencoba menghubungi nomer bokapnya Malta namun tak ada jawaban sedikitpun.
"Mik, mending lo aja yang berangkat ke sekolah. Biar gue yang jagain Malta sampai dia bangun" ucap Vano
Mika menguap dan meluruskan tangannya.
"Iyaa udah kalau gitu, gue pulang duluan ya Van" ucap Mika
"Dan untuk kasus ini, jangan kasih tau ke siapapun. Terus mimik ekspresi lo juga jaga didepan Siska. Jangan sampai dia tau kalau Malta udah diselamatkan" ucap Vano
"Iyaa Van, gue juga paham kok kondisinya. Suasana akan makin runyam bila banyak yang tau" ucap Mika
Vano mengangguk. Lalu Mika pun pulang untuk berangkat ke sekolah.
Vano pun kembali tidur.
08.00 Malta terbangun dari tidurnya.
Dia membuka matanya dan melihat langit-langit atap rumah sakit. Ia menoleh ke samping, terlihat ada Vano yang tengah tertidur di Sofa.Malta tersenyum melihatnya tertidur.
"Van" panggil Malta lirih
Vano terbangun dari tidurnya. Dia melihat Malta sudah siuman.
"Malta, kamu udah bangun?" Tanya Vano langsung mengambil kursi dan duduk disampingnya
Malta mengangguk dan tersenyum.
"Makasih ya, udah bawa aku kesini" ucap Malta
"Sebenernya semua ini karena Mika. Karena dia, aku tau kamu ada disana dengan luka sebanyak itu" ucap Vano sambil mengusap pipi dan kening Malta yang babak belur dan dibalut perban.
"Mika?" Malta jadi terkejut
Bukannya Mika yang mengajak dia debat karena Danil. Kenapa jadi baik? Bukannya Mika juga teman Siska. Kenapa dia baik ke dirinya?
"Emang gila tuh Siska. Udah nyakitin lo kayak gini. Emang tujuannya apa sih? Apa yang dia mau dari kamu?" Tanya Vano
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
SAHTA GATE Lovers!💗
Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Looks normal but terrible 🐾🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHTA GATE
FantasyGerbang yang mempunyai Kutukan tersendiri. Bagaimanakah kisahnya?