"Untuk kamu yang baru hari pertama sudah melihat aku seasyik itu, tandanya memang kamu orangnya. Orang yang aku suka"
♡♡♡
"Em, Van, kamar mandi lo yang di lantai bawah ada ga? Selain diatas? Gue mau izin ke toilet dulu" ucap Meza
"Oh boleh Mez, lo tinggal lurus aja masuk ke dalam, disamping dapur yaa" ucap Vano
"Iyaa Van, makasih" tukas Meza langsung berjalan kesana.
Meza menuju kamar mandi rumah Vano yang ada di samping dapur. Meninggalkan mereka berdua sendirian.
Mereka awalnya masih diam-diaman.
Karena greget, akhirnya Malta menanyakan juga."Waktu itu lo nelfon gue kenapa?" Tanya Malta
Vano menoleh
"Hah? Gue? Nelfon lo? Kapan?" Tanya Vano
"Pura pura lupa lagi. Terus gue tanya, jawaban lo gapapa" ucap Malta
"Gaada Mal, sumpah. Gue belum ngechat lo lagi setelah nge Tc" ucap Vano
"Yaudah" ucap Malta langsung terdiam kembali dan bermain ponselnya juga
Malta curiga. Tidak mungkin, Vano berbohong. Ini semua pasti ulah Siska. Hari itu kan, dia dianterin pulang Vano.
"Katanya lo ga suka sama Siska. Tapi kenapa gue lihat-lihat seolah lo deket juga sama Siska? Bukan hanya gue, pantes yang lain pada terbawa juga dengan berita itu." Ucap Malta
"Hari itu gue cuman nganterin dia pulang Mal, engga lebih." Ucap Vano
"Kenapa dianterin? Dia minta? Ban mobil dia bocor? Atau gimana?" Tanya Malta
"Gaada yang jemput. Terus Danil ada urusan, jadi ya gue" ucap Vano
"Kenapa di terima? Itu nandain lo nanggepin pdktnya dia Van" ucap Malta
"Kenapa emangnya? Lo cemburu?" Tanya Vano
Kata kata itu mengejutkannya. Kenapa juga Malta harus menanyakan perihal hari itu.
Malta terdiam karena ditatap Vano dengan pertanyaan itu.
"Ya engga gitu, cuman dengan sikap lo kayak gitu. Malah memberi jawaban ke sikapnya Siska" ucap Malta
"Terus kenapa? Lo ga terima kalau gue nerima pdktnya dia?" Tanya Vano
"Ya bukannya gitu Van, kok lo malah ngajak debat sih" tukas Malta mulai ga mood
"Lah lo nya sendiri yang ga jelas. Aneh tau ga" ucap Vano
Malta langsung berdiri meninggalkan Vano sendirian di ruang tamu. Malta berjalan masuk ke dalam menghampiri arah dapur.
Tak taunya Vano juga mengejarnya. Dia mengikutinya dari belakang.
Dia langsung membekap mulut Malta dari belakang dan menariknya masuk ke belakang taman. Vano pun menutup pintu belakang rumahnya yang menuju ke arah taman beserta kolam renang.
Malta yang merasa sesak dan tidak leluasa karena tangan Vano yang membekapnya dan membawanya ke tempat itu langsung menghempaskannya ke luar.
"Mau lo apa sih Van?" Tanya Malta
"Hust!" Ucap Vano sambil menunjukkan jarinya didepan mulutnya seperti tanda untuk menyuruhnya diam.
Malta pun terdiam. Masih dengan menatap mata Vano. Tidak paham dengan mau nya ni anak.
"Lo mau ngomong apa? Dipersilahkan disini. Tapi tidak di ruang tamu. Karena nanti mereka dengar" ucap Vano
"Ohh lo malu? Kenapa? Gue ga bakal bilang ke siapapun kok Van. Tenang aja. Kayak ga tau gue kayak gimana aja" ucap Malta kesal
"Jelas lah gue malu. Bayangin lo ada diposisi gue. Gimana ga malu, kalau udah ngekiss bibir orang tapi tidak memiliki hatinya. Gue malu bukan karena gue ga gentle. Tapi gue malu, karena gue suka secara sepihak dengan lo. Dan itu permasalahannya" ucap Vano
"Terus kenapa sikap lo cuek banget? Ga kayak biasanya lo gini Van?" Tanya Malta
"Lo emang udah kenal gue berapa hari? Baru aja seminggu. Gue aslinya emang gini Mal. Untuk lo yang baru hari pertama udah melihat gue seasyik itu, tandanya lo emang orangnya Mal. Type gue" ucap Vano apa adanya
Malta bingung harus kesal, marah atau kejang-kejang kesaltingan.
Malta mengumpat senyum yang ingin ia keluarkan dari mulutnya. Dia tidak bisa menahan rasa salting ini. Dia tidak tahu, kalau udah dari hari pertama, Ia juga telah menaruh hati yang sama ke Vano.
Vano berbalik dan melihat pemandangan kolam renang. Seraya mengucap kata kata pasrah.
"Jadi, ya gue kembali ke diri gue sebenarnya Mal, karena ga lo tanggepin. Dan untuk masalah gue dekat ke Siska, itu semua memang hanya rencana gue. Biar buktiin lo cemburu apa engga" ucap Vano
"Cihh. Nguji hati gue ternyata tu anak" batin Malta
"Dan setelah ini, gue rasa gue sudah cukup jelasinnya. Ini udah jelas dan jelas banget. Gue juga ga berharap akan jawaban lo yang sama. Setidaknya lo ga salah paham lagi gimana perasaan gue sebenernya ke lo. Tentang sikap gue yang cuek. Ini memang sikap gue sebenarnya. Dan kalau lo ingin gue balik ke asyik, itu tandanya lo ngasih gue kesempatan buat ngejar lo lagi" ucap Vano berbalik menghadapnya
Malta langsung kembali masuk ke dalam tanpa mengubris sedikitpun ucapan dari Vano.
"Bodoh! Dia pemain yang handal! Tapi lo masih jelasin aja isi hati lo" batin Vano ngedumelin dirinya sendiri
Malta menghampiri Meza. Ternyata Meza sudah berada disana sendiri.
"Dari mana Mal?" Tanya Meza
"Enggapapa" ucap Malta langsung duduk kembali
Danil pun datang dan telah bersiap.
"Yuk berangkat, Vano mana?" Tanya Danil
Vano pun datang menghampiri mereka.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
SAHTA GATE Lovers!💗
Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Looks normal but terrible 🐾🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHTA GATE
FantasyGerbang yang mempunyai Kutukan tersendiri. Bagaimanakah kisahnya?