"Tak semua yang terlihat ceria berartikan sama. Ia juga kesepian sama seperti yang lainnya"
♡♡♡
"Gimana? Mau ga? Ga naik naik dari tadi" ucap Vano yang sudah duduk di atas motornya.
"Boleh aja si, tapi yakin cewek lo ga marah?" Tanya Malta
"Siapa? Gaada cewek gue" jawab Vano jujur dan terus terang
Malta hanya menanggapi dengan anggukan. Tanpa membalas dia langsung naik diatas motor Vano.
"Gue ga bawa helm loh tapi" ucap Malta
"Aman, disini gaada tilang kayak di Jakarta" sindir Vano
"Ohh yaudah kalau gitu"
Vano mulai melajukan motornya. Di tengah perjalanan, tampak tidak ada suara obrolan sama sekali.
"Rumah lo mana?" Tanya Vano sedikit memelankan kecepatan motornya
"Jalan Rimanjaya Blok F no 45" jawab Malta lengkap
"Habis ini lo ada acara ga?" Tanya Vano
"Engga, kenapa emangnya?" Tanya Malta
"Yaudah ikut gue yaa" tukas Vano langsung melajukan motornya
"Ha?" Bingung Malta mulai menjadi
Vano ternyata orangnya to the point banget kalau ngomong.Dia lebih suka ngomong yang sekali dan ga diulang lagi. Apalagi kalau cewek biasanya lemot. Jadi buat nanggepin ucapannya Vano, Malta harus mikir dulu.
Vano melajukan motornya kembali dengan kecepatan sedang. Hingga akhirnya sampai juga di sebuah toko.
Vano telah memarkirkan motornya dan Malta pun turun. Setelah Vano melepas dan meletakan helm nya di motor, dia pun masuk.Namun karena lemot dan masih ingin mencerna kata kata Vano tadi, Malta masih menunggu diluar. Dia tidak tahu kalau ternyata Vano akan mengajaknya kesini.
Merasa sendiri, Vano berbalik dan menghampiri Malta kembali.
"Kok ga masuk?" Tanya Vano bingung
Malta makin bingung."Eh iyaa"
Malta pun melangkah masuk juga ke toko itu. Toko ini layaknya berjualan lengkap. Baik aksesoris, baju, topi, maupun hadiah.
"Mau beli apa?" Tanya Malta
"Bantuin gue milihin hadiah" ucap Vano
"Katanya ga punya cewe" ucap Malta
"Emang gapunya, itu buat nyokap gue" jawab Vano
"Ooh, okey nurut gue yaa" ucap Malta
Malta langsung memilih beberapa sesuai dengan apa saja mau dibeli Vano.
Hingga sudah terpilih beberapa barang yang cocok dan indah buat hadiah. Sepanjang memilih senyum Malta melebar dan ceria. Dia cukup pintar dengan stylis.
"Nyokap lo ultah ya?" Tanya Malta
"Iyaa, hari ini." Ucap Vano melangkah mendekati ke tempat topi-topi.
Dia mengambil topi berwarna putih yang terlihat keren. Lalu dia memasukkan kembali ke keranjang. Malta hanya terdiam melihat kesukaan Vano yang stylis juga.
"Lo mau apa? Sekalian gue beliin" ucap Vano
Malta menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
"Haha, gausah. Gue disini kan cuman buat bantuin lo milih hadiah aja" ucap Malta tersenyum
Vano berbalik dan mengambil topi yang sama dengan yang tadi dia ambil.
"Yaudah ini aja" ucap Vano meletakan topi itu ke keranjang
Malta tak menjawab lagi. Dia hanya menunjukkan ekspresi raut muka yang tak terduga duga.
Bisa bisanya Vano memiliki dua sisi yang berbeda.
Mereka lanjut berjalan menuju kasir."Lo sendirian di rumah?" Tanya Vano
"Kok tau?" Tanya Malta
"Cuman nebak" jawab Vano
"Iyaa gue diungsiin disini sendirian. Buat pelajaran ajaa" jawab Malta
"Emang lo ngelakuin kesalahan apa sampai diungsiin segala?" Tanya Vano
"Ytta" jawab Malta nyengir
"Tapi serius ini lo gaada yang nyariin?" Tanya Vano
"Engga, gue udah chat supir sih tadi. Kalau gue main ke rumah temen gitu bilangnya" ucap Malta
"Kok bohong?" Tanya Vano
"Ya gapapa, udah sering juga kayak gitu" kekeh Malta
"Karena lo bohong, biar jadi bener. Gimana kalau lo nemenin gue supresin nyokap gue?" Tanya Vano
"Ke rumah lo?" Tanya Malta
"Iyaa ke rumah gue. Kan tadi izin lo gitu" ucap Vano tersenyum
"Dengan seragaman gini gitu?" Tanya Malta
"Nah, makanya kita beli baju sekalian. Biar ga usah bolak balik ke rumah lo terus rumah gue. Nanti makan waktu banyak" ucap Vano
"Emang supres biasa atau dibuat acara party?" Tanya Malta kepo
"Biasa. Nyokap hari ini sibuk banget. Makanya ga ada waktu buat ngurusin party segala" jawab Vano
"Yaudah kalau gitu" ucap Malta mengiyakan tawaran Vano
Mereka menuju ke tempat pakaian. Khususnya baju wanita."Wah ini bagus. Ini aja gimana?" Tanya Malta menunjuk pada satu baju.
Sebenernya Malta juga bingung harus milih yang mana. Kalau masalah harga sih dia mampu.
Tapi kalau masalah memilih dengan type yang dimau Vano saat birthdaynya nyokapnya dia yang paling ga tau.
Vano menggeleng."Kenapa? Ini bagus lo?" Tanya Malta
"Itu terlalu simpel Mal, kalau itu mah baju buat ngedate. Bukan buat birthday party" ucap Vano
Malta meluruskan tangannya kembali ke bawah. Memasang kembali raut wajah datar.
"Yaudah nyerah, pilihin aja" ucap Malta
"Tapi kalau lo suka baju ini yaudah gapapa buat lo aja" ucap Vano tetap mengambil baju yang tadi ditunjuk Malta dan meletakan ke keranjang.
Malta terkejut."Ga gitu juga kali Van" ucap Malta mengejar Vano
"Udah gapapa," jawab Vano
Vano pun menemukan juga stylis type kesukaan mamanya."Mal, gaun nya cocok banget buat lo. Tapi, lo bisa ga pake yang ginian?" Tanya Vano menunjuk kearah gaun pilihannya.
"Udah biasa sih" jawab Malta keceplosan
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
SAHTA GATE Lovers!💗
Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Looks normal but terrible 🐾🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHTA GATE
FantasyGerbang yang mempunyai Kutukan tersendiri. Bagaimanakah kisahnya?