part 9

510 33 4
                                    

Lian tertidur setelah sarapan tadi disuapi rian, karna ya dia malas makan sendiri dan mau tidak mau rian terpaksa menyuapi lian. Setelah memastikan lian tertidur, rian beranjak menuju kamar genta untuk membangunkannya.

Pintu kamar terbuka dan terlihatlah genta yang masih terlelap dan kedua temannya yang tidur dibawah dengan posisi yang kurang enak dipandang

Rian berjalan mendekat, menyalakan lampu lantas memegang dahi genta, ternyata demamnya sudah turun

"Ge bangun ayo" rian mengusap rambut genta perlahan

"Iya" balas genta dengan suara khas orang bangun tidur

Genta memang tidak susah untuk dibangunkan, rian juga sangat jarang membangunkan genta karna sudah terbiasa bangun sendiri, beda lagi dengan lian yang mau dipanggilkan pak presiden pun mungkin tidak akan bangun bila belum waktunya bangun. Aneh memang

"Gih cuci muka, jangan mandi dulu"
Genta mengangguk

"Bangunin dimas juga, dia belum sholat mungkin"

Ya memang dimas beragama islam berbeda dengan genta dan lian yang beragama kristen mengikuti agama papanya.

______

"Lian belum bangun pa?" tanya genta dan mendudukkan dirinya dikursi dekat papanya yang terlihat sedang sibuk berkutat dengan leptopnya sambil meminum kopi

Rian menoleh sekilas

"Tidur lagi tadi, mau sekolah?" rian melihat genta yang memakai seragam membawa tas nya.

"Iya aku udah mendingan,lagian sekarang penutupan MPLS masa ketosnya gak ada kan aneh"

"Yaudah, gausah panas-panasan dulu"

Genta mengangguk singkat lantas mengambil roti lalu dioles selai.

"Dimas sama nuca mana? Suruh turun sarapan"

"Udah turun om tanpa disuruh, kita kalo laper pasti makan sendiri kok nanti" ucap dimas yang baru saja turun

"Bisa aja kamu"

"Ya om sih kaya kita tumben aja nginap disini, pake disuruh sarapan aja kaya tamu" rian terkekah kendengan celotehan dimas

"Gausah didengerin om" sahut nuca

"Udah ayo cepet sarapan telat nanti sekolahnya"

Tanpa disuruh 2 kali mereka pun menyantap sarapan masing-masing dan setelahnya berangkat sekolah.

_____

"Ayoo baris yang rapi, sesuai nomer urut yang kalian dapat!"

Terlihat genta yang cukup sibuk mengatur peserta MPLS untuk berbaris, suasana lapangan terlihat sangat ramai dan bising, cuacanya juga sangat menyegat

"CARI BARISANNYA SESUAI NOMER YANG KALIAN DAPET!" Genta berteriak sekali lagi, semua anggota osis tampak sibuk.

Genta berdesis pelan, cuacanya sangat panas, mendadak pandangannya memburam kepalanya sangat pening

"Ge lo knp?" genta tersentak

Ternyata nuca yang menepuk bahunya

"Lo istirahat aja dulu, baru sembuh juga"

"Gapapa nanti aja"

"Gapapa gimana lu tadi mau pingsan, udah istirahat aja dulu, biarin anak-anak lain yang handle tugas lu" genta tetap menggeleng kekuh

"Yaudah sini dulu, duduk bentar" nuca menyeret genta untuk duduk dikursi dan memberikan air mineral

"Nih belum gue minum"

"Thanks"

Keduanya hening larut dalam pikiran masing-masing dengan nuca yang daritadi memegang ponselnya.

Ting!

Genta membuka handphone nya. Ada pesan dari ayahnya.

Ayah
Ke UKS, istirahat gak usah bandel.

Genta mengernyit, menatap nuca. Darimana ayahnya tau kalau dia tidak enak badan? Hanya nuca yang patut di curigai.

"Apa?" tanya nuca datar, genta terus menatapnya kesal dan beranjak menuju UKS. Nuca mengangkat bahunya bodo amat.

Bruk!

"Eh sorry" ucap genta. Dia tanpa sengaja menabrak murid baru karna tidak terlalu memperhatikan jalan, kepalanya juga sangat pening sekarang.

Gadis itu memperhatikan genta yang tengah membersihkan celananya

"Gapapa kak, kakak gak ada yang luka kan?" tanya gadis itu

Genta menoleh membalas tatapan gadis yang disampingnya itu. Satu kata, cantik.

"Kak?"

"Eh iya gue gapapa kok" genta tersadar dari lamunannya, gue kenapa sih.

Keduanya kembali terdiam. Genta sibuk dengan pikirannya sedangkan gadis itu tidak enak karna telah menabrak genta, apakah dia langsung pergi dari tempat ini atau tidak? Sangat tidak sopan bukan? Tentu dia mengenal genta yang notabe nya ketua osis SMA garuda.

"Ge lo gak papa?" tanya nuca panik, ya dia cukup terkejut melihat genta yang oleng hingga menabrak seorang siswi

"G....gue gak papa" jawab genta, kepalanya sudah sangat pening dan dia hanya berpegangan pada tiang yang ada disebelahnya

Nuca beralih ke gadis itu, menyuruh agar dia kembali mencari barisannya.

"Ayo ke UKS, lo udah pucat banget"

"Hmm iya, lu ke lapangan aja bantuin anak-anak gue sendiri aja ke UKS"

Nuca mengiyakan permintaan genta dan beranjak dari sana.

.
.
.
.
.
.
To be continued

Lilian LaisinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang