Lian menguap, mengerjap sebentar lalu berusaha untuk bangun.
Lian menatap sekeliling "Papa belum pulang?" gumannya
Sambil meringis pelan lian beranjak ke kamarnya, mendudukan dirinya, melihat jam dan mendengus. Sudah jam 10 pagi dan dimana Papanya?
"Papa dimana sihh"
Lian mengambil Handphone nya lalu memencet nomer Papanya
Tut tutt
Nomer yang anda tuju tidak dapat menenima panggilan ini cobalah beberapa saat lagi
Lian merengut kesal, dimana papa? Kenapa belum pulang? Kemarin papa gak tidur dirumah? Papa dimana? Papa gak ninggalin lian kan?
Lian membaringkan tubuhnya dengan kasar, kepalanya pusing sekarang namun tetap mencoba untuk menelpon sang papa
Tutt tut
Nomer yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini cobalah beberapa saat lagi
Lian memegang kepalanya kasar. Kepalanya sangat pusing sekarang
Tut tutt
Nomer yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini cobalah beberapa saat lagi
"Papa kemana sihh akhh"
Tutt tut
Nomer yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini cobalah beberapa saat lagi
"Hah hahh pusingg akh Papa dimana kenapa gak angkat telpon lian hahh"
Lian memegang dadanya kuat, kenapa sesak sekali?
"Papa lian gak bisa napas, Papa dimana? Lian takut, sakitt" Lian memekik kencang tanpa suara tubuhnya semakin meringkuk dia mulai menangis
Dia panik entah mengapa dia tidak bisa mengantrol dirinya, lian takut, cemas, panik dia butuh Papanya sekarang
"Bundaa hikss jangan tinggalin lian hah sakitt. Gakk GAKK GAK BOLEHH JANGAN TINGGALIN LIAN LAGI hikss bundaa" lian berteriak kencang meringkuk tubuhnya bergetar hebat.
"Hey hey Lian Lian!!" Teriak Rian menepuk kencang bahu Lian
Lian tersentak langsung terduduk, tubuhnya semakin tidak bisa dia kendalikan, meraung raung, dia mengacak rambutnya, memukul dirinya
"Lian Lian tenang, ini Papa, ini Papa sayang"
Rian memegang kedua tangan Lian agar tidak memukuli dirinya sendiri
"Hikss Bunda dimana? Lian mau Bunda hahh jangan tinggalin lian!!" Teriak lian semakin tidak terkendali, memaksa melepaskan pegangan Rian
"Lian denger ini Papa sayang"
"LIAN INI PAPA!!" Teriak Rian
Lian tersentak, menatap Rian sayu, matanya sembab, airmatanya masih mengalir, keringat membanjiri tubuhnya
"Papa"
"Yaa sayang ini Papa"
Lian memeluk Papanya sabil menangis, memukul sembarang arah melampiaskan kekesalannya
"Papa kemana?! Lian telpon Papa dari tadi hikss Papa jahat jahat!!"
Rian mengangguk "Iya sayang iya papa jahat gak angkat telpon Lian, its okay Papa udah sama Lian sekarang. Pakai inheler mau?"
Dibalas gelengan oleh Lian yang masih menangis
"Uhukk uhuk hahh" Dengan gercep genta memberikan inheler yang sejak tadi dia pegang ke papanya
"Hirup Lian, atur napasnya" Rian memberi instruksi
"Hah hahh" Lian mulai tenang bersandar di bahu papanya dan mulai terlelap
_____
Rian mengusap rambut Lian pelan, membersihkan keringan yang membanjiri dahi anaknya
Sementara disisi lain ada Andre yang sedang memasangkan infus Lian, Lian demam tinggi dan Rian tidak membawa tas dokternya pulang olehkarna itu Rian memutuskan untuk memanggil Andre saja.
"Gimana?" Tanya Rian
"Anxiety, menurut lu apa lagi?"
Rian menghela napas
"Lagian kok bisa sih Anxiety Lian kumat lagi? Lu kan tau kalau Anxiety itu bahaya banget buat kesehatan mental anak lu, kenapa bisa kumat lagi sampai separah itu?
"Oke itu emang salah gue, gue yang gak angkat telpon dia dan buat anak gue kepikiran"
"Tadi gue.."
"Ada pasien? Oprasi?" Tanya Andre beruntun menyela ucapan Rian
Rian mengangguk lemah, bagaimana lagi?
"Gue cuma mau ingetin, Rumah Sakit itu punya lu yan" Andre meninggalkan Rian yang mematung.
Anxiety Disorder adalah Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, dan cemas yang berlebihan yang disebabkan gangguan stres pascatrauma. Lian memiliki Anxiety sejak umur 8 tahun, namun gejalanya sudah berangsur sembuh. Namun entah mengapa akhir-akhir ini gangguannya lumayan sering kambuh.
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian Laisina
Teen FictionHanya tentang seorang remaja yang dimanja oleh keluarganya. HAPPY READING KALIAN🐼