10

1K 65 3
                                    

Matahari telah lengser beberapa derajat dari atas sana. Sementara Leo sedang sibuk dengan laptopnya.
Dan Fiat yang sibuk membersihkan diri dikamar mandi setelah selesai membereskan beberapa barang.

Setelahnya Fiat menuju ke bawah memastikan Leo sudah pulang atau belum. Dilihatnya Leo yang masih setia duduk di sofa ia lalu menghampirinya.

"Kau tidak berkerja?" Tanyanya

"Kau tidak lihat?"

"Maksudku kau tidak ke kantor?"

"Tidak, aku masih ingin menemanimu"

Cukup, Fiat muak dengan alasan tidak masuk akal yang Leo berikan.
Fiat hanya memutar bola matanya.
Ia hendak pergi ke atas

"Kau mau kemana?"

"Aku ingin ke kamar"

"Aku ada disini bukan dikamar"

"Siapa yang ingin denganmu?, Aku ingin istirahat"

Drrtt
Drrtt

Leo merasakan getaran di saku celananya, ia merogoh benda pipih itu.
'Clara'

Ternyata ART nya yang menelfon.

"Ada apa?"

"..."

"Apa!?, Oke saya segera kesana, kirim alamatnya lewat sms"

Fiat terdiam melihat Leo yang tiba-tiba panik, setelah mengangkat telepon yang entah dari siapa ia tidak tahu.

"L-leo ada apa?" Fiat mencoba bertanya

"Nam mengalami pendarahan, sekarang aku harus segera ke rumah sakit" Leo panik setengah mati, ketika mondar mandir mencari kunci mobil.

"Leo tenang dulu, kamu nyari apa?"

"A-aku nyari kunci mobil" jawabnya

Fiat melihat kunci mobil yang tergeletak diantara kertas-kertas di atas meja. Lalu ia mengambilnya dan memberikannya pada Leo.

Dengan secepat kilat Leo menarik tangan Fiat untuk ikut ke rumah sakit dengannya.
Sungguh, Leo menyetir mobil seperti ingin memenangkan pertandingan balap. Kecepatannya diatas rata-rata, mobil lain terus ia salip tanpa memperhatikan sekitar.

Hatinya bergemuruh, Leo takut, ia takut terjadi sesuatu dengan anaknya.
Dengan inisiatif Fiat mengulurkan tangannya, mengelus pelan pundak sang dominan seakan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja'

Leo sesekali melirik kekasihnya, rasa paniknya perlahan mulai hilang. Tentu saja berkat Fiat.

Mobil Mercedes Benz hitam itu terpakir apik di antara yang lain. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam RS.

Leo bergegas menghampiri Clara yang sedang terduduk di lobi.

"Gimana keadaan bayinya?"

Clara kaget ketika mendengar suara berat, ia menoleh dan sudah mendapati tuannya bersama Fiat didepannya.

"Saya belum tau tuan, nyonya Nam baru saja masuk keruangan"

Keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajahnya.
Fiat mengajak Leo untuk duduk.
Sorot mata Leo tidak bisa dibaca, pandangannya seperti kosong menatap ke arah ruang persalinan.

Fiat meraih salah satu tangan Leo, kemudian menggenggamnya erat sambil mengelus punggung tangan lelaki disampingnya, Leo pun menggenggam balik tangan yang ia kasihi.

Leo menyenderkan kepalanya pada bahu sempit Fiat, disaat seperti ini kenapa rasanya sangat nyaman.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada bayinya?" Lirih Leo

Obsession JaFirst/LeoFiat (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang