16.

1K 107 5
                                    

Olivia masuk ke dalam kamarnya dan berjalan ke arah kasur. Setelah acara makan malam bersama dengan teman masa kecilnya kini hari semakin larut, Felix juga sudah pulang lima belas menit yang lalu. Kini giliran Olivia untuk istirahat karena besok ia harus datang ke sekolah pagi-pagi.

"Hoamm... Aku lelah sekali." Ucap Olivia menguap. Ketika ia masuk ke dalam selimut tiba-tiba saja perasaan tidak enak muncul.

Bulu kuduknya berdiri dengan detak jantung yang berdetak lebih cepat, merasakan aura tidak enak, ia menyadari ada sesuatu di balik selimutnya. Dengan rasa penasaran Olivia membuka selimutnya dan seketika...

"BAAAAAAAAAAA!!!."

Sosok hantu berkulit pucat, bola mata seperti kucing, di sekitar matanya hitam dan kening yang mengeluarkan darah. Bukannya takut Oliv malahan menatap datar hantu tersebut.

"Ck. Caramu sangat membosankan Cassandra." Ketus Olivia.

"Aish. Seharusnya cara ini bisa membuatmu takut." Pekik Cassandra sebal.

"Kau tau? Aku sudah hafal ide-ide konyol kamu untuk menakut-nakuti ku." Ucap Olivia.

"Baiklah. Aku akui kamu memang sudah sangat hafal dengan kebiasaan ku." Ujar Cassandra tersenyum.

"Oh ya ngomong-ngomong. Apa pria tampan itu sudah pulang?." Tanya Cassandra.

"Kau tau dia datang ke rumahku?."

"Tentu, aku tidak sengaja melihatnya di dapur saat aku berada di tangga. Kakek dan ayah kamu pun melihat aku bahkan mereka tersenyum." padaku."

Olivia menganggukkan kepalanya. "Pria itu namanya Felix, dia teman semasa kecil aku. Dan kebetulan urusan papa nya selesai makanya dia kembali ke Jakarta."

"Apa boleh kamu menceritakan tentang dia? Aku penasaran." Ucap Cassandra.

Olivia bangun dari tidurnya dengan posisi duduk bersandar di kepala kasur, Cassandra yang tadi posisinya tiduran di samping Olivia pun ikut duduk bersama.

"Orangtua Felix dan aku itu sudah sahabatan dari jaman mereka SMA, sampai saat ibu melahirkan aku pun itu hanya berbeda setahun dari Felix, dulu dia itu cowok terdingin yang aku kenal. Dia bisa dibilang sebagai cowok yang cuek tapi populer di sekolah, dia paling banyak di sukai murid cewek waktu dulu."

"Walaupun terkenal akan sifatnya yang dingin, itu semua gak berlaku untukku. Felix selalu menjahili aku bahkan membuatku kesal, dia selalu bilang itu adalah tanda sayang dia ke aku, dia juga selalu menjaga aku saat dulu murid-murid merundung aku di sekolah, makanya saat dia kembali lagi rasanya aku senang banget hehe."

"Wah. Cerita yang buat aku baper. Kamu pasti merasa beruntung banget bisa di jaga sama pria tampan seperti Felix, Hua aku iri sama kamu." Ucap Cassandra mengerucutkan bibirnya.

"Haha ya di bilang beruntung mungkin Iyah. Tapi aku juga sadar diri. Aku terlalu banyak merepotkan felix, kami sudah temanan cukup lama jadi aku pikir sudah saatnya untuk aku menjaga diri aku sendiri."

"Tapi liv. Apa kamu tidak pernah berpikir, kalo Felix diam-diam menyukai kamu? Bukan sebagai teman melainkan lebih dari seorang teman?."

"Ngomong apa si kamu tuh, gak lah. Aku percaya kok Felix itu pasti suka sama cewek lain, bukan sama aku. Walaupun dia tau aku anak indigo, tapi sepertinya terdengar aneh kalo pria keren sepertinya harus menyukai cewek aneh seperti aku."

Cassandra diam menatap wajah Olivia yang tersenyum tipis. Dengan tangan pucat nya itu Cassandra mengelus pergelangan tangan Olivia. Tentu hal ini hanya bisa di rasakan oleh anak indigo seperti Olivia.

"Kamu gak boleh mikir seperti itu. Kalo pun memang benar Felix diam-diam menyukai kamu, aku yakin kok, dia pasti punya alasan yang kuat kenapa dia bisa menyukai kamu. Begitupun dengan pria di luar sana. Intinya, kamu gak boleh mikir buruk begitu."

Love : Bad Boy || Yoshi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang