28.

949 107 2
                                    

Keesokan paginya. Saat langit biru menyapa dan matahari mulai menampakkan dirinya. Yoshi yang sudah rapih dengan seragam sekolah dan almamater merahnya itu pun melempar tas ranselnya ke sofa berwana biru muda, ia pun duduk dengan memainkan ponselnya.

"Apa yang gue harapkan darinya. Seharusnya gue gak pernah berharap dia kembali seperti dulu lagi." Gumam yoshi tersenyum tipis lalu meletakkan ponselnya di meja.

Drttt...Drttt...Drttt....

Tiga detik baru di letakkan tiba-tiba ponselnya berdering, yoshi pun meraih dan melihat nama Suga terpampang di layar ponselnya.

"Halo"

"Temuin gue di taman"

Tutt...

Yoshi menatap ponselnya dengan alis mengerut. Suara Suga terdengar seperti seseorang yang sedang menahan emosi. Mengerti dengan situasi seperti ini yoshi hanya bisa menghela nafas beratnya lalu beranjak berdiri dan bergegas pergi dari rumah.

Sedangkan di taman, Suga yang memakai jas yang rapih dan sangat berkelas dengan warna yang kalem. Hitam dan putih memberikan kesan mewah serta formal itu berdiri menatap danau yang tenang dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku celananya.

Hanya membutuhkan lima belas menit untuk yoshi sampai di taman dan berjalan mendekati Suga.

"Ada apa?." Tanya yoshi datar.

Suga membalikkan tubuhnya menghadap Yoshi dengan tatapan tak kalah dingin.

"Jawab dengan jujur. Lo yang udah diam-diam masuk ke rumah papa dan hampir membunuh papa, Iyah?!."

"Apa maksud Lo? Gue gak ngerti."

"Gak usah banyak alasan yos. Cukup bilang Iyah atau gak!."

"Gak! Gue bahkan gak ngerti apa yang Lo maksud bang."

"Ck. Kadang gue lebih gak ngerti sama sikap Lo, setelah Lo bunuh mama dan sandra, Lo juga berniat buat bunuh papa? Setelah papa siapa? Gue? Sebenarnya apa mau Lo?."

"Tunggu deh. Apa si maksudnya, gue sama sekali gak ngerti, bunuh papa apanya? Gue bahkan udah lama gak datang ke rumah papa ketemu juga gak."

"Lo pikir gue bakalan percaya sama omongan Lo itu? Jangan harap Yos! Kejadian mama dan Sandra aja masih belum bisa buat gue maafin Lo, dan sekarang Lo seolah-olah membela diri atas kesalahan yang Lo buat!."

Yoshi yang mulai muak dengan pembahasan ini pun memalingkan wajahnya sebentar lalu menatap wajah Suga.

"Mau Lo apa si bang?."

Suga yang mendengar itu menampilkan senyum miringnya. "Lo tanya mau gue apa? Segitu gak punya otaknya Lo gak tau maunya gue apa, Hem?."

Tentu ucapan Suga yang terbilang cukup menyakitkan untuk di dengar, tapi bagi Yoshi ia sudah terbiasa mendengar kata-kata pedas dari mulut abangnya itu.

"Kenapa Lo gak serahin diri Lo ke polisi aja Hem? Pembunuh kayak Lo itu gak pantes buat berkeliaran bebas di sini, tempat yang pantas buat Lo itu cuman di penjara, ngerti Lo!."

"Udah berulang kali gue bilang kalau bukan gue yang membunuh mama dan Sandra, apa Lo gak ngerti juga huh?."

"Lo pikir gue percaya sama pembunuh kayak Lo hah?! Jangan ngarep deh! Pembunuh tetap aja pembunuh!!."

"Kalo Lo mikir gue pembunuhnya, lantas Lo apa bang?!."

"Apa maksud Lo?!."

"Lo hanya bisa nyalahin gue atas kejadian itu, tanpa Lo sadar. Lo udah ke makan sama omongan pembunuh aslinya!! Dan Lo dengan gak sadarnya, selalu menyudutkan gue sedangkan saat kejadian dulu Sandra selalu nelpon Lo tapi sama sekali gak di respon sama Lo bang!! Jadi apa menurut Lo gue sepenuhnya salah di sini?."

Love : Bad Boy || Yoshi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang