Jennie merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dia tersenyum saat mengingat pertemuannya dengan Lili tadi siang. "Gadis itu... kenapa wajahnya seharian ini sangat menggangguku" bisiknya sambil mengusap kasar wajahnya.
"Kenapa dia begitu polos? apakah ia benar benar mengalami amnesia atau hanya berpura pura, tapi kenapa aku merasa ada sesuatu yang dia tutupi dariku. Tapi bukankah itu wajar karena kami baru bertemu tadi" gumam Jennie sambil meraih ponnselnya.
"Sayang sekali dia tidak mempunyai ponsel, Aaaah kenapa aku jadi kepikiran tentangnya" gumam Jennie, kemudian diapun menarik selimutnya dan mencoba memejamkan matanya.
Tak beda jauh dengan yang di rasakan oleh Jennie, Lilipun tak bisa tidur malam itu. Dia terus kepikiran tentang kehidupan Jennie yang menurutnya sangat malang.
"Bagaimana caranya agar aku bisa membantunya, Pekerjaan apa di dunia manusia ini yang bisa menghasilkan banyak uang dalam waktu singkat" gumam Lili kemudian bangkit dari tempat tidurnya.
Lili membuka jendela kamarnya, seketika angin merebak masuk kedalam kamarnya, Lilipun mendudukan dirinya di bibir jendela yang tak berjeruji, di pandangnya langit malam itu yang sangat cerah, bintang dan bulan terlihat indah menghiasi langit yang biru bersih.
"Kira kira Jennie sedang apa sekarang yaa, Kenapa dia terlihat sangat menarik, apalagi pipinya yang seperti mandu itu, pasti sangat empuk saat di pegang" gumam Lili sambil memejamkan matanya.
"Hmm... sebaiknya aku tidur sekarang, besok aku akan coba cari pekerjaan" seru Lili kemudian menutup jendela dan mematikan lampu kemudian membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya.
______________________
Lili menuruni tangga sambil setengah berlari seperti biasa,dengan tak sabar ia menuju meja makan karena perutnya sudah sangat lapar, namun ia menghentikan langkahnya saat melihat nenek Chio telah duduk di meja makan bersama seorang gadis. "Siapa gadis itu" gumam Lili dalam hati.
Nenek Chio yang melihat Lilipun memanggilnya. "Lili... kanapa kau diam di situ? Cepat kesini kita sarapan" seru nenek Chio dan Lilipun segera berjalan ke arah meja kemudian menarik kursi di sebelah nenek Chio.
"Oiyaa kenalkan ini Cucu nenek yang waktu itu nenek ceritakan, Namanya Jisoo" Seru Nenek Chio memperkenalkan Cucunya pada Lili. Lili memandang gadis di depannya, Dia sangat cantik dan Mata Lili terfokus pada bibir gadis itu yang sangat Indah.
"Jisoo.." seru gadis itu sembari mengulurkan tangannya pada Lili.
"Lili.." sahut Lili kemudian menjabat erat tangan Jisoo. Mereka saling senyum dan melepas jabat tangan mereka kemudian kembali duduk di kursi mereka masing masing.
Lili terlihat duduk dengan canggung dan terdiam untuk beberapa saat. Nenek chio yang pekapun segera mencoba mencairkan suasana.
"Tumben kau diam saja Lili? biasanya kau paling semangat saat sarapan. Apa kau tak suka dengan menu hari ini" seru nenek chio.
"Aaah tidak nek. Lili suka semua masakan nenek kok" sahut Lili kemudian mengambil makanan yang tersedia di atas meja.
"Kau harus mencoba ini Lili, ini ayam goreng yang aku beli di jalan tadi, ayam ini sangat terkenal dengan kelezatannya" seru Jisoo sembari mengambilkan sepotong ayam untuk Lili.
"Terimakasih Jisoo" sahut Lili dan mulai menyuap makanannya. "Eeemm ini enak sekali" seru Lili saat mencoba atyam goreng dari Jisoo. nenek chio dan Jisoopun tertawa melihat ekspresi dari Lili.
"Dia memang selalu begitu saat mencoba makanan baru" terang nenek chio kepada Jisoo
"Dia manis sekali nek" seru Jisoo sambil terkekeh melihat Lili yang makan dengan lahapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Peri Lili ( Jennlisa )
General FictionBercerita tentang seorang Peri yang di hukum turun ke bumi dan menemukan Cintanya