Satu tahun kemudian.
Seorang pemuda tampan turun dari mobil miliknya dengan sedikit terhuyung. Dilemparkan kunci mobil pada salah seorang pelayan yang telah menyambut sejak mobilnya memasuki pelataran luas kediamannya.
Wang Yibo hampir tak sanggup berjalan tegak saat memasuki pintu kediaman besar miliknya. Bulir keringat dingin menetes di dahi, akibat menahan rasa sakit pada titik sensitif tubuhnya. Ponsel di saku mantelnya sejak tadi sudah berdering berkali-kali, namun, tak ada satu pun panggilan yang diangkatnya. Bukannya Yibo tak mau, tapi dirinya tak sanggup.
Tangan Yibo yang gemetar meremat ponsel yang diambilnya dari saku, seiring rasa panas yang kian naik membakar tubuh. Nama kakaknya terpajang pada layar, sudah pasti menanyakan keberadaannya yang tiba-tiba menghilang di tengah acara sebuah pesta besar yang mereka hadiri bersama tadi. Yibo mengerang saat ponselnya tanpa sengaja terjatuh dari tangannya yang sudah basah oleh keringat.
"Tuan Wang, Anda baik-baik saja?" Tanya salah seorang maid yang menghampiri dengan raut khawatir.
Sentuhan tak sengaja dari gadis itu pada lengan Wang Yibo menimbulkan efek sengatan yang memicu setiap inderanya yang mendadak menjadi sangat sensitif, "MENYINGKIR!" Sentak laki-laki itu sekuat tenaga hingga maid itu tersungkur membentur lantai. Sang maid mundur dan berlari ketakutan sambil menangis.
"Argh! Sial!" Teriaknya di tengah-tengah kekalutan dan rasa tak nyaman yang menggerogoti. 'Beraninya para jalang tak tau diri itu melakukan hal ini padaku!' rutuknya dalam hati. Walaupun para wanita itu tahu bahwa Wang Yibo sudah resmi menikah dan memiliki seorang istri, mereka tetap mengejarnya seperti ngengat pengganggu. Dan puncaknya adalah malam ini, di sebuah pesta besar yang diadakan salah satu rekan bisnisnya, ada seseorang yang sengaja mencampuri minumannya dengan obat perangsang. Wang Yibo bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang berani melakukan trik menjijikkan ini pada dirinya.
Memiliki sifat kelewat dingin tak lantas menutupi paras tampan mempesona dan aura berwibawa pada sosok Wang Yibo, membuat atensi para wanita tak pernah lepas darinya. Itulah yang membuat Wang Yibo muak dan tak percaya akan cinta, karena setiap orang yang ia jumpai hanya terpikat pada parasnya maupun uang yang dimilikinya.
Lelaki tampan berbadan tegap itu berjalan tertatih menuju kamarnya dengan nafas berat dan terengah. Pertahanan Wang Yibo sudah mencapai batasnya, ia merasa tubuhnya sebentar lagi akan meledak. Diputarnya kenop pintu kamar bercat putih gading. Dan... terkunci!
Klang! Klang! Klang!
Yibo memutar kenop itu penuh emosi. Bagaimana bisa kamarnya terkunci di saat keadaannya sudah sangat berantakan seperti ini?! Seingat Yibo, dirinya tak pernah mengunci pintu kamarnya. Kemudian, Digedornya kamar itu kuat-kuat hingga suara berisik menggema di sepanjang lorong.
Cklek!
Kenop pintu diputar dari dalam. Seorang lelaki manis dengan rambut acak-acakan sehabis bangun tidur muncul sambil mengucek mata. Netra bulatnya yang sayu memandang Yibo bingung. "Yi-Yibo, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.
Wang Yibo mengumpat dalam hati. Kepalanya yang sudah tak bisa berpikir jernih salah mengenali kamarnya sendiri. Ia justru menggedor kamar istrinya yang terletak di seberang kamar miliknya. Namun, belum sempat Wang Yibo berbalik pergi, ia justru diam terpaku di tempat. Mengamati tubuh ramping istrinya yang tenggelam dalam piyama satin tipis. Yibo bisa merasakan mulutnya berair saat melihat leher jenjang dan tulang selangka menonjol milik Xiao Zhan yang terekspos.
"Xiao Zhan..." panggilnya dengan suara serak. Tangan besarnya yang gemetar mencoba meraih pipi halus istrinya dan mengusapnya. "Kau sangat cantik malam ini," ujarnya setengah sadar, mabuk akan aroma lembut Xiao Zhan yang tiba-tiba menyerang indera penciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance of Love [Yizhan] END✔️
FanfictionWang Yibo adalah seorang pengusaha besar yang terkenal dingin dan arogan. Ia dengan tega menyia-nyiakan istrinya, Xiao Zhan, dan menjadi penyebab tragis kematiannya. Setelah menyadari perasaan cintanya pada sang istri, Yibo tak sanggup menanggung ra...