Xiao Zhan menghela nafas panjang. Lagi, rutinitas yang sama selalu terulang sejak ia tinggal di mansion keluarga Wang. Yibo yang tidak pernah mau untuk duduk di meja yang sama dengannya untuk menyantap sarapan maupun makan malam.
Satu minggu sudah berlalu begitu saja sejak malam dimana Yibo tidak sadar dan menghabiskan malam bersama Xiao Zhan. Dan keduanya seakan sepakat tanpa berunding terlebih dahulu untuk menganggap kejadian itu tidak pernah ada.
Xiao Zhan masih begitu setia menyiapkan baju kerja Yibo, memastikan bath up sudah terisi air hangat saat Yibo pulang kerja. Ia menjalani rutinitasnya sehari-hari mencoba melupakan kejadian itu.
"Selamat pagi, Zhan."
Sapaan pagi yang sudah biasa ia dengar. Dari satu-satunya manusia yang menganggapnya ada di mansion ini.
Xiao Zhan membalas dengan senyum penuhnya. "Selamat pagi, Sehun Ge."
Oh Sehun, kakak tiri Yibo yang juga tinggal di mansion Wang.
"Yibo sudah berangkat?" tanya Sehun saat melihat meja makan masih utuh dengan masakan Xiao Zhan.
Xiao Zhan mengangguk kecil, tersenyum kecut dengan pertanyaan itu. "Baru saja Yibo berangkat."
Sehun menghela nafas panjang, adiknya itu begitu angkuh dan menolak mentah-mentah kehadiran Xiao Zhan. Padahal Xiao Zhan sudah begitu baik mengurus mansion Wang dan juga dirinya.
"Ayo kita sarapan, Zhan. Apa menu pagi ini?"
Lalu Xiao Zhan kembali mengembangkan senyum manisnya. Menjawab pertanyaan Sehun dengan senang hati dan menghabiskan sarapan berdua.
*****
"Selamat pagi, semua."
"Selamat pagi, Tuan Zhan"
"Selamat pagi, Zhan Ge."
"Selamat pagi."
Sapaan Xiao Zhan begitu memasuki butik miliknya itu disambut dengan ramai oleh para pegawainya. Begitu selesai mengurus mansion, Xiao Zhan akan menghabiskan harinya di sini. Menjadi salah satu designer sekaligus pemilik salah satu butik paling terkenal di kota.
"Selamat pagi, ZhanZhan."
Senyum Xiao Zhan semakin lebar saat mendapati asisten sekaligus sahabat baiknya itu sudah berkutat dengan kain dan gunting saat jam bahkan belum menunjukkan pukul 9, jam buka butik.
"Kau terlalu rajin, Talu. Ini bahkan belum masuk jam kerja butik."
Xiao Zhan meletakkan tas dan membuka mantel sekaligus syalnya. Diluar sudah memasuki musim dingin, omong-omong.
Talu terkekeh ringan. "Kita memiliki beberapa pesanan yang harus selesai akhir pekan ini. Kukira kita memang harus lembur, Zhan."
Tanpa membalas perkataan Talu, Xiao Zhan segera bersiap untuk memulai pekerjaannya hari ini. Benar kata sahabatnya itu, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan minggu ini.
"Hubunganmu dengan Wang Yibo sudah lebih baik? Pagi ini senyummu terlihat lebih lebar dari kemarin-kemarin."
Mungkin karena Xiao Zhan masih terpikirkan oleh sex pertamanya dengan Yibo yang jauh dari kata 'indah', seminggu kemarin ia mengeluarkan aura negative yang pasti disadarai oleh Talu yang sehari-hari bersamanya.
"Ya, begitulah. Kau tahu sendiri bagaimana kehidupanku biasanya. Kami baik-baik saja," jawab Xiao Zhan tanpa mau membahas lebih lanjut. Ia tidak menjelaskan akar permasalahannya pada Talu. Ia hanya berasalan bahwa ada sedikit salah paham dengan Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance of Love [Yizhan] END✔️
FanfictionWang Yibo adalah seorang pengusaha besar yang terkenal dingin dan arogan. Ia dengan tega menyia-nyiakan istrinya, Xiao Zhan, dan menjadi penyebab tragis kematiannya. Setelah menyadari perasaan cintanya pada sang istri, Yibo tak sanggup menanggung ra...