Satu minggu.
Xiao Zhan menghitung tiap hari sejak Yibo kembali berhenti duduk di meja yang sama dengannya. Berhenti memakan masakannya, berhenti memakai pakaian yang ia pilihkan, bahkan menolak ia pakaikan dasi. Semua kembali seperti semula. Seakan Yibo yang menganggapnya ada dan menerima kehadirannya hanya sebuah mimpi yang sekedar lewat. Tidak nyata dan mungkin hanya hidup di angan Xiao Zhan.
"Aku kembali tidak melihat Yibo pagi ini, Zhan Zhan. Apa kalian ada masalah?"
Xiao Zhan tersenyum miris mendengar pertanyaan Sehun. Apakah kehamilannya adalah sebuah masalah? Ia bahkan tak tahu penyelesaian macam apa jika memang bayi yang ada di kandungannya itu sebuah masalah. Ia tak tahu apa yang diinginkan Yibo. Pikiran lelaki itu begitu rumit dan sulit ditebak.
Xiao Zhan menggeleng lemas. "Tidak ada masalah, Sehun Ge. Mungkin Yibo memang memiliki urusan penting di perusahaan. Kudengar ada beberapa hal yang harus ditangani Yibo."
Sehun mengangguk lalu tersenyum tipis. "Ya, memang ada sedikit masalah di perusahaan. Tapi ia tidak harus berangkat pagi buta dan pulang begitu larut. Aku bahkan sudah lupa kapan melihat wajahnya di rumah ini."
Xiao Zhan hanya bisa mengulum senyumnya, dalam hati setuju dengan kalimat Sehun. Rasanya sudah sangat lama ia tidak melihat sosok Yibo di satu ruangan yang sama dengannya. Lelaki itu berangkat saat ia belum bangun dan pulang saat ia sudah terlelap. ia pernah berencana tidak tidur untuk menunggu Yibo, entah kenapa malam itu ia begitu merindukan sosok suaminya itu. Tapi mungkin efek kehamilannya membuat ia mudah lelah dan terlelap. ia tidak bisa menjaga kesadarannya di atas jam 11 malam. Dan Yibo sering pulang lewat tengah malam.
"Zhan?"
Xiao Zhan tersentak. Ia menoleh, menatap Sehun yang melihatnya khawatir. "kau baik-baik saja, Zhan Zhan? Kuperhatikan akhir-akhir ini kau sering melamun dan lemas. Ingin kuantar ke rumah sakit?"
Xiao Zhan dengan cepat menggeleng. "Tidak perlu, Sehun Ge. Aku baik-baik saja. Mungkin hanya kelelahan."
Sehun masih menatapnya khawatir, tapi memutuskan untuk tidak memaksa dan hanya diam. Lalu keduanya melanjutkan sarapan sederhana pagi itu.
Hanya berdua, seperti biasa.
*****
Talu memperhatikan gerak-gerik Xiao Zhan sejak sahabatnya itu pulang dari rumah sakit minggu lalu. Ia pernah mendapat cerita dari Xiao Zhan bahwa kehidupan rumah tangganya tengah berada di puncak bahagia, dengan Yibo yang semakin menyayanginya. Itu yang ia dengar sekitar dua minggu lalu.
Tapi kenapa kini Xiao Zhan terlihat sangat lemas dan seakan tidak memiliki semangat sama sekali? Apakah ada kaitannya dengan hasil periksanya di rumah sakit minggu lalu? Apa Xiao Zhan tengah sakit parah?
Jujur saja, Talu sudah sangat penasaran. Tapi Xiao Zhan hanya diam dan menyimpan semuanya seorang diri. Sahabatnya itu sejak dulu memang begitu tertutup dan berlagak seolah semuanya baik-baik saja. Padahal ia sangat tahu bahwa kehidupan Xiao Zhan jauh dari kata baik-baik saja. Tidak sejak Tuan Xiao menikah lagi.
"Zhan Zhan, biar aku yang mengawasi packing untuk pesanan ini. Lebih baik kamu istirahat, kamu terlihat pucat." Akhirnya Talu mendekat, meremas pelan pundak Xiao Zhan. Meyakinkan sahabatnya itu untuk istirahat.
Xiao Zhan tersenyum mendengar kekhawatiran Talu. "Aku baik-baik saja, Talu. Kamu tidak perlu kha–"
Xiao Zhan dengan cepat menutup mulutnya. Ia langsung bangkit berdiri dan berlari menuju kamar mandi terdekat. Perutnya tiba-tiba terasa begitu mual dan ia tidak bisa menahannya. Xiao Zhan terduduk lemas di lantai toilet dan menunduk di depan kloset, mencengkeram erat-erat sisi kloset dan mengeluarkan semua sarapannya yang tidak seberapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance of Love [Yizhan] END✔️
FanfictionWang Yibo adalah seorang pengusaha besar yang terkenal dingin dan arogan. Ia dengan tega menyia-nyiakan istrinya, Xiao Zhan, dan menjadi penyebab tragis kematiannya. Setelah menyadari perasaan cintanya pada sang istri, Yibo tak sanggup menanggung ra...