7. Denial

2.5K 248 16
                                    

Yibo menghela nafas panjang. ia memijat pangkal hidungnya, merasa pusing mulai menyerang kepalanya. Proyek kali ini begitu menyita seluruh waktu dan perhatiannya. Ia hanya perlu mengakuisisi satu perusahaan yang tidak begitu besar untuk membawanya ke dalam kerajaan Wang group. Tapi entah kenapa kesepakan akuisisi itu terasa begitu susah dan bertele-tele. Perusahaan itu memiliki banyak sekali pertimbangan dan syarat untuk dipenuhi, dan ia masih berusaha memenuhi semua itu.

"Kau akan melewatkan makan malam lagi hari ini?"

Yibo mengernyitkan kening tak suka melihat keberadaan Sehun di ruangannya. "Kukira Gege bisa mengetuk pintu sebelum masuk ruanganku."

Sehun terkekeh. "Sudah kulakukan. Tapi sepertinya kau begitu serius melamun hingga tidak mendengarnya."

Yibo mendengus kesal. Kakak tirinya itu begitu ikut campur ke dalam urusan rumah tangganya dan Xiao Zhan. Padahal ia tak tahu apapun. "Ada apa Gege menemuiku?" tanya Yibo.

Sehun meletakkan sebuah map ke atas meja Yibo, yang langsung dibuka olehnya. "Aku akan terbang ke Hongkong sore ini. Aku akan mencoba berdiskusi lagi dengan pihak sana mengenai proses akuisisi ini. Sepertinya memang harus ada perwakilan dari direksi untuk turun langsung ke dalam proses akuisisi."

Yibo membaca dengan hati-hati proposal yang baru saja dibawakan Sehun. Mungkin memang perlu pemegang kekuasan yang lebih tinggi di atas jajaran manajer untuk bertemu dengan pihak sana. Dan Sehun dengan senang hati mengajukan diri untuk menjadi perwakilan Wang group. Dan jujur saja, Yibo sangat mengapresiasi itu. Ia bahkan sudah muak untuk membayangkan harus duduk lama membahas mengenai proses akuisisi yang pasti begitu alot.

"Ok. Kirimkan saja akomodasi dan semua keperluan Gege selama disana. Bawa satu atau dua staff saja, tidak perlu terlalu banyak. Perusahaan itu begitu bertele-tele padahal kita sudah menawarkan begitu banyak untuk mereka."

Sehun mengangguk. Proyek kali ini memang sangat penting dan menyita seluruh fokus Yibo. Jadi, ia sebisa mungkin ingin membantu adiknya itu.

"Baiklah. Aku akan segera bersiap. Dan sebaiknya kau pulang untuk makan malam."

Yibo berdecak sebal. "Urus saja urusanmu, Sehun Ge."

Wang Yibo begitu keras kepala. Dan Sehun sudah sangat paham akan hal itu. Jadi, ia hanya bisa menghela nafas pasrah dan berjalan keluar. Semoga saja Xiao Zhan tidak akan kesepian untuk duduk sendirian di meja makan selama ia ke Hongkong.

Sepeninggal Sehun, Yibo kembali berfikir. Apakah ia terlalu keras pada Xiao Zhan? Tapi, apa yang bisa ia lakukan, jika ia saja tidak yakin bahwa Xiao Zhan mengandung anaknya? Mereka hanya sekali melakukan seks, ditambah male pregnant yang tidak sesubur itu untuk hamil dengan mudah.

Tunggu, apa Xiao Zhan benar-benar hamil? Bisa saja lelaki itu hanya membual di depannya. Ia terlalu emosi untuk bisa berfikir jernih malam itu. Seharusnya ia bisa lebih tenang dan meminta Xiao Zhan menjelaskan semuanya dengan lebih lengkap.

Tapi, bayangan saat Xiao Zhan dan lelaki asing yang ia lihat di depan rumahnya malam itu membuat ia tidak bisa bersikap tenang. Entah kenapa ia merasa marah dan terganggu. Apa jangan-jangan Xiao Zhan berselingkuh dengan laki-laki itu hingga hamil? Hingga mau tak mau ia mengaku bahwa bayi itu miliknya?

"Sial!" Yibo merutuk pelan. Imajinasinya begitu liar. Sepertinya ia sudah sangat lelah seminggu lembur di kantor. Pikirannya sudah tidak normal lagi. Ia butuh untuk pulang dan segera beristirahat.

Yibo memutuskan untuk pulang. Ia dengan cepat merapikan mejanya dan segera keluar. Meminta sopirnya untuk segera bersiap. Masih jam 5, terlalu sore untuknya keluar kantor. Tapi ia sudah tidak bisa fokus bekerja dengan segala pikiran liar di kepalanya mengenai masalahnya dan Xiao Zhan. Ia hanya ingin berendam dan merilekskan tubuhnya di ranjang.

The Chance of Love [Yizhan] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang