Beberapa lembar kwitansi berserakan di atas meja. Bunyi kertas dicoret dan gumaman halus seorang pria manis memenuhi ruangan sunyi tempatnya duduk. Xiao Zhan menyalin angka-angka yang tertera pada tagihan ke dalam notes miliknya.
Beberapa hidangan yang disajikan di atas meja makan terabaikan begitu saja dan mendingin seiring detik jam berlalu berganti menit. Lagipula, ia tidak nafsu memasukkan makanan apa pun ke dalam perutnya sejak morning sick selalu melandanya setiap pagi.
Mansion mewah ini terasa sangat kosong dengan kehadiran Xiao Zhan sebagai satu-satunya tuan rumah. Setelah beberapa hari yang lalu kakak iparnya pergi untuk urusan bisnis, keberadaan suaminya pun sangat jarang ia temui di rumah ini. Entah apa yang dilakukan pria itu di luar sana, Xiao Zhan merasa tak berhak untuk bertanya.
Dua orang maid yang membawa baki makanan mencuri pandang ke arah Xiao Zhan, kemudian keduanya saling membisikkan sesuatu dengan raut iba.
Goresan tinta terhenti ketika Xiao Zhan mendongak ke arah mereka dan bertanya, "Apa yang sedang kalian gosipkan?"
Kedua gadis itu tersentak dan memucat, seperti pencuri yang terpergok saat tengah melancarkan aksinya. Mereka menggeleng takut-takut. "Ti-tidak ada, Tuan Xiao."
"Jika tak ada yang penting, kembalilah bekerja dan fokus pada pekerjaan masing-masing."
"Ba-baik..."
Xiao Zhan kembali menaruh atensinya pada lembaran notes miliknya. Mungkin desas-desus mengenai hubungannya dan Wang Yibo yang memburuk telah menyebar di antara para pelayan penghuni mansion ini. Sejujurnya Xiao Zhan risih tiap kali mereka melemparkan tatapan iba padanya, seolah dirinya memang patut dikasihani.
Tidak. Dirinya harus kuat, demi calon bayinya nanti.
*****
Pagi ini Xiao Zhan dan Wang Talu sudah menunggu selama dua jam di depan butik. Tetapi, yang ditunggu tak kunjung tiba dan membuat mereka resah. Keduanya saling berpandangan dan mengangkat bahu bingung.
"Talu, apa menurutmu ada masalah pada proses pengirimannya?"
Talu menggeleng ragu. "Zhan, duduklah dulu, kamu sedang hamil, jangan sampai kelelahan. Aku akan menghubungi Fabric Store mengenai delay pagi ini." Fabric store sendiri adalah salah satu supplier kain di butik ini.
Xiao Zhan menurut. Lelaki manis itu segera mengambil tempat rehat pada sebuah sofa di ruang tunggu. Mengamati sahabatnya yang tengah melakukan panggilan dari balik pintu kaca. Anehnya, ekspresi Talu terlihat keheranan seakan tak percaya pada apa yang didengarnya. Xiao Zhan mulai was-was.
Satu menit kemudian, Talu berhambur masuk dan membuka pintu dengan kasar. Xiao Zhan mendongak dan menaikkan sebelah alisnya bertanya.
"Manajer gudang di Fabric Store menunda pengiriman kain-kain yang telah kita pesan karena tidak ada uang muka masuk!"
"Apa?!"
Xiao Zhan buru-buru bangkit dan berjalan tergesa menuju salah satu ruangan staff-nya, diikuti oleh Talu yang mengekor di belakangnya. Lelaki manis itu membuka pintu ruang manajer keuangan tak sabaran.
"Ziyi, mengapa uang muka untuk Fabric Store belum kau kirimkan?" tanyanya tanpa basa-basi. Bisa gawat jika proses poduksi mereka tertunda satu hari saja, maka pesanan-pesanan dari klien akan mengalami keterlambatan beruntun.
"Maaf, Tuan Zhan." Ziyi memberikan ekspresi menyesal, jemarinya saling bertautan gugup karena bingung memberikan jawaban. "Budget untuk semua pembelian kain telah diminta oleh Tuan Xiao..." ujarnya dengan suara kecil, sekecil nyali yang tersisa di hadapan atasannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance of Love [Yizhan] END✔️
FanfictionWang Yibo adalah seorang pengusaha besar yang terkenal dingin dan arogan. Ia dengan tega menyia-nyiakan istrinya, Xiao Zhan, dan menjadi penyebab tragis kematiannya. Setelah menyadari perasaan cintanya pada sang istri, Yibo tak sanggup menanggung ra...