12. Waiting for Karma

3.9K 306 19
                                    

Mobil sedan hitam mewah itu berjalan dengan kecepatan sedang membelah jalanan ramai pagi hari. Sang sopir dalam diam mengendalikan kemudi tanpa mengucapkan apa pun, tak ingin mengusik penumpang di bangku belakang. Jalanan sedikit ramai, tidak sampai macet namun mobil tidak dapat melaju di atas kecepatan 30 km/jam. Keramaian pagi hari yang sudah biasa.

Wang Yibo menikmati perjalanan pagi itu. Keramaian lalu lintas, mobil yang berlalu lalang, beberapa motor yang menyalip, pejalan kaki yang menyeberang, hingga pedagang pinggir jalan tak lepas dari mata tajamnya. Ia memfokuskan pandangannya pada jendela di samping, menatap seorang ibu yang tengah menggandeng tangan anak lelaki di sisi kanannya. Mengamati raut penuh semangat anak lelaki berseragam itu, dengan sang ibu yang dengan tersenyum menanggapi setiap celotehan sang anak.

Melihat seluruh keramaian pagi ini. Para pekerja yang sibuk berangkat, berharap tidak terlambat dan tidak lembur. Anak sekolah berseragam rapi menuju sekolah bersama teman-temannya. Orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Dunia masih baik-baik saja. Tidak terpengaruh dengan kehilangan salah satu penghuninya. Kehidupan masih berjalan, baik-baik saja meski tidak ada Xiao Zhan di sana.

Namun, tidak dengan Yibo.

Tidak ada lagi pakaian yang tersusun rapi di atas ranjang saat ia keluar kamar mandi. Tidak ada ajakan sarapan, pesan-pesan untuk mengingatkan makan siang. Pertanyaan kapan pulang, tawaran makan bersama. Tidak ada yang menyambutnya dengan senyuman saat ia pulang dalam keadaan lelah. Membawakan tas dan jasnya, menyiapkan air hangat, bahkan menawari beberapa pijatan untuk menghilangkan lelah.

Dunia Wang Yibo berubah. Kehilangan Xiao Zhan begitu berpengaruh bagi kehidupannya.

Sekali lagi Yibo sadar, bahwa dunia memang tetap berputar meski Xiao Zhan tidak lagi di sisinya.

"Kita sudah sampai, Tuan Wang."

Suara sang sopir membuat Yibo menoleh. Mengangguk sekilas lalu keluar begitu pintu dibukakan oleh salah satu pegawai kantor.

Sudah 1 minggu ia tidak ke kantor. Masa berkabungnya yang cukup lama dan urusan butik Xiao Zhan menyita seluruh waktu dan perhatiannya seminggu terakhir. Ia tidak tahu sama sekali mengenai perkembangan proyek terakhir mereka. Ia percayakan semua urusan kantor pada sang kakak, Sehun.

"Aku akan kembali keluar pukul 1 siang. Aku harap mobil sudah siap."

Sang sopir mengangguk, tanpa bantahan menuruti kemauan Yibo.

Yibo berencana untuk makan siang diluar, sekaligus mungkin bertemu dengan kedua mertuanya. Ia harus segera menyelesaikan semua masalah Xiao Zhan.

*****

"Kamu seharusnya memberitahuku jika akan ke kantor, Yibo."

Yibo dihadapkan dengan Sehun yang berada di ruangannya. Yibo mengangkat salah satu alisnya, menatap sangsi pada Sehun yang dengan panik berdiri dari kursi dengan nama 'Wang Yibo' di atas mejanya.

"Apa yang kau lakukan disini, Ge?" tanya Yibo datar. Ia tak ingin menambah masalah dengan memicu pertengkaran dengan Sehun. Kakak tirinya itu sudah begitu baik membantu mengurus perusahaan saat ia tinggal.

Sehun tersenyum kikuk, berjalan mendekati Yibo yang masih berdiri di depan pintu. "Aku hanya mengambil beberapa berkas untuk meeting siang ini. Seharusnya dirimu yang hadir, karena itu, semua berkas yang diperlukan ada di sini."

Yibo mengangguk, akhirnya berjalan menuju kursi kebanggaannya dan duduk di sana. Menatap Sehun yang berbalik berdiri canggung di tempatnya tadi.

"Kuharap Gege bisa melanjutkan meeting dan memimpin proyek kali ini. Aku akan melimpahkan semua wewenang terkait proyek kali ini atas namamu, Ge."

The Chance of Love [Yizhan] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang