Rahasia

129 17 2
                                    


                  Ibel memegang dadanya yang berdegup kencang. Saat ini ia tengah menunggu seseorang yang belum lama ini ia suka, yaitu teman kelasnya yang satu bulan lalu menolongnya dari preman jalanan.
Jika kalian membayangkan cowok itu berkelahi karena ingin menyelamatkannya, maka kalian salah. Ia tidak berkelahi untuk menyelamatkan Ibel melainkan menyalakan suara sirine polisi yang ada di ponselnya. Lalu setelah para preman pergi, ia mendatangi Ibel untuk bertanya apa Ibel baik baik saja. Saat itulah Ibel mengetahui jika yang menolongnya adalah Jo, teman sekelasnya. Saat itu jugalah perasaan sukanya pada Jo mulai muncul.

Ibel membulatkan tekad jika hari ini ia harus mengatakan perasaannya pada Jo.
Dipegangnya amplop warna biru muda yang berisi surat cintanya dengan senyum mengembang sekaligus berdebar.

"Kenapa manggil gue, Bel?"

Ibel tersenyum saat melihat Jo mau datang menghampirinya sepulang sekolah.

Ibel menunduk sedikit malu lalu memberanikan diri menatap Jo sembari menyerahkan amplop suratnya.

Jo menegakkan alisnya seolah bertanya 'apa ini?'

"Ehem, nanti dibaca ya Jo. Gue pulang dulu"  katanya lalu berjalan pulang terlebih dahulu.

Esok paginya Ibel masuk kelas dengan perasaan bahagia. Jo pasti sudah membaca suratnya. Dan jujur, ia penasaran apa jawaban Jo. Ibel sebenarnya sedikit cemas namun perasaan leganya lebih mendominasi karena sudah menyatakan perasaannya pada Jo.

"Woi Jo!"

Ibel menoleh begitu mendengar Fadli memanggil Jo yang ternyata sudah datang sedikit terlambat dari biasanya.
Ia tersenyum begitu melihat Jo yang datang dengan membawa amplop berwarna biru miliknya.

Jo pasti sudah membalas suratnya.

"Wih Lo bawa apaan tuh?"

"Surat cinta dari penggemar Lo ya Jo?"

"Sini gue mau lihat"

Ibel terlihat was was saat amplop surat itu direbut paksa oleh teman teman Jo.

Matanya terpejam takut begitu melihat amplop dan surat itu dibuka Daniel.

"GUE AKUI LO BAIK, LO JUGA CANTIK"

"Wuiiihhh seorang Jo bisa muji orang ternyata"

Ibel melihat Jo hendak merebut surat balasannya ditangan Daniel namun kedua temannya yang lain menahannya. Tak lupa Daniel yang juga menghindar agar tetap bisa membaca surat itu.

"TAPI CINTA GAK BISA DIPAKSAKAN KAN?"

"Yaahh bau bau ditolak nih"

"Lanjutin Niel"

"MAAF, TAPI GUE GAK BISA KITA TEMENAN AJA. MASIH BANYAK COWOK DILUAR SANA YANG LEBIH BAIK DARI GUE"

"Yaahh Jo, penonton kecewa nih huuuu"

"GUE TAU GUE JAHAT UDAH NOLAK LO, TAPI LO JANGAN SEDIH DAN GUE MAKASIH BANGET SAMA LO KARENA LO UDAH SUKA SAMA GUE..

..IBEL??!"

Seketika itu juga Ibel merasa sedih dan juga malu karena menjadi pusat perhatian semua orang dikelas.

Bahkan ia mendengar beberapa teman perempuannya terang terangan mengolok dan menertawainya.

Dengan perasaan sakit dan malu yang teramat sangat, Ibel keluar dari kelas dan membolos saat itu juga.

Ibel mengerjap. Menghalau lamunannya dimasa lalu. Saat ini, ia tengah duduk di halte menunggu bus yang akan mengantarkannya ke sekolah. Namun tempat duduk dihalte ini tiba tiba saja mengingatkannya akan kejadian satu tahun lalu, dimana ia baru saja masuk SMA saat Jo menyelamatkannya dari beberapa preman yang tengah mengganggunya disini, tepat ditempat ia duduk. Kejadian yang membuat ia terpesona dan jatuh hati pada Jo juga kejadian yang membuat ia dan Jo perang dingin hingga sekarang.

ASRAMA MELATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang