Brina menghela nafasnya gusar seraya menatap susu kotak stroberi ditangannya yang masih belum ia buka segelnya. Sejak semalam hingga siang ini ia hanya beristirahat didalam kamar. hanya sesekali saja keluar untuk mandi dan mengambil wudhu sedangkan makanan untuknya selalu dibawakan Dewi ke kamar karena ia yang masih sakit.Brina menundukkan kepala saat mengingat nasihat mamanya tadi malam yang membuatnya uring uringan hingga menangis.
"Adek gak boleh gitu ya, mama gak pernah ajarin adek kaya gitu!"
"Brina juga gak tau ma, tapi bang Gandhi kan emang nyebelin" jawabnya sesenggukan.
Mama Brina terdengar menghela nafas sabar menanggapi anak bungsunya dari seberang telepon.
"Baik buruknya seseorang itu bukan kita lihat dari luarnya dek, adek masih ingat mama pernah bilang gimana?"
Tanya mama Brina yang hanya dijawab Brina dengan deheman dan anggukan."'Don't jugde a book by its cover! ' adek masih inget kan? nanti minta maaf, bilang kalau adek gak tau kalau itu dia yang ngasih, ya?"
Brina hanya diam tak bergeming. Ia merasa bersalah tapi juga gengsi jika harus meminta maaf.
Dia kan juga dirugikan?!"Adek dengerin mama kan?"
"Hmm" dehemnya lalu mematikan sambungan telepon setelah sebelumnya berpamitan pada sang mama hendak tidur.
Brina memejamkam matanya lelah. Entahlah, mungkin nanti ia akan mencoba untuk meminta maaf pada Gandhi.
Tapi bukan sekarang....
"Si Brina belum sembuh Bel?"
Ibel tersentak saat tiba tiba mendengar suara Jo yang sudah duduk disampingnya lalu tanpa merasa berdosa menyomot satu satunya potongan ayam yang masih tersisa dipiringnya. Ya, dia memang sedang makan didapur saat Jo menghampirinya.
Karena tak ingin acara makannya diganggu, ia menggeplak tangan Jo yang tadi seenak jidat nyomot daging ayamnya hingga daging itu terjatuh kembali dipiring Ibel.
"Lo nanya gue?!" Tanyanya judes.
Jo melengos.
"Kaga. gue nanya sama cewek ribet"Ibel mendengus tanpa membalas sindiran Jo.
"Lo berubah ya, dulu aja lo manis banget sama gue" ujar Jo lagi.
"Lo sebenci itu Bel sama gue cuma karena kejadian it_"
Ibel menggebrak meja. Menghentikan ucapan Jo seraya menatapnya tajam.
"STOP IT! Gue minta sama Lo untuk jangan ngungkit masalah itu lagi. Ngerti Lo?!" Katanya lalu berdiri dan melangkahkan kakinya menunju wastefel untuk mencuci piring bekas makannya setelah itu bergegas meninggalkan dapur dan Jo yang termangu sendiri.
...
Bonar, Dewi, Angga, Wulan, Wawan dan Zia kini sedang berkumpul bersama diruang tamu. Menghabiskan waktu libur bersama dengan mengobrol dan sesekali mengeluarkan candaan satu sama lain minus Angga yang memang sedikit tak terlalu senang bercanda.
"Gue boleh gabung?"
Keenam orang itu menoleh begitu mendengar suara Gandhi yang meminta izin untuk bergabung.
"Astaga bang, tinggal gabung aja kali. Sini sini kesepian ya Lo?" Tanya Bonar dengan nada slengean.
Sedangkan Gandhi sendiri menanggapinya dengan decakan sebal."Gabung aja bang. santai aja, makhluk kaya bang Bonar gak usah ditanggapin" ceplos Angga yang setelah itu mendapat lemparan sandal rumah dari sang mpu, yaitu Bonar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA MELATI
Random(ON GOING) Asrama 'MELATI', kost kostan putra putri yang dihuni berbagai macam manusia random yang penuh drama, gimick dan rahasia. "BALIKIN KOLOR GUE WOY" "Astaga brisik" "Sini lo kampret balikin" "Emang ya, gak ada ayem ayemnya disini tuh, penghun...