Terungkap

171 14 24
                                    


           'ceklek'

Aru yang malam ini tengah bersantai di gazebo kost menoleh kearah pintu kost setelah mendengar suara pintu itu dibuka.
Sosok yang membuka pintu itupun juga sedikit terkejut karena tak sengaja bertatapan dengannya.

"Kenapa keluar?" Tanya Aru pada gadis berhoodie pink itu, wajahnya terlihat kusut dengan mata sembap seperti habis menangis.
Dengan langkah gontai ia berjalan mendekati Aru, lalu duduk disebelahnya sembari menengadahkan kepalanya menatap bulan.

"Gue lagi sedih bang, pen potong rambut" jawab gadis itu.

"Emang mau potong model apa, gitu aja udah cantik Bri" tanya Aru sambil terkekeh mendengar penuturan Brina. Ya, gadis berhoodie pink yang dimaksud itu Brina.

Brina langsung memicing,
"Jangan bilang tipe mbti Lo T ya bang?!" Katanya menebak.

Aru tersentak lalu sedetik kemudian tertawa,
"Lo belajar darimana per-mbti an? Kenapa bisa bener banget nebaknya haha"

Brina merengut.
"Fakta kalau Lo T bener bener buat gue kecewa bang" jawabnya yang malah semakin mengundang Aru tertawa ngakak.

"Terus gue harus jawab gimana wkwk" tanya Aru masih cekikikan.

"Tanya kek, 'Lo sedih kenapa, Bri?' Atau 'lo lagi sedih gue beliin eskrim ya?' malah tanya model rambut. Peka kek gue ngode tuh!"

Aru akhirnya mengalah sambil menganggukkan kepalanya menahan tawa.
"Yaudah Lo sedih kenapa, cerita aja sama gue" ujarnya sambil menoleh menatap wajah Brina dari samping.

Seketika itu juga Brina menunduk, tatapannya jadi menyayu terlihat sekali sedang memikirkan sesuatu.
"Kadang.. gue ngerasa kesulitan banget memahami karakter orang lain bahkan diri gue sendiri.." ujarnya lirih namun masih bisa didengar oleh Aru.

"Kadang.. gue ngerasa selalu salah memahami sesuatu atau sebaliknya orang lain yang salah memahami gue.." lanjutnya lagi.

"..."

"Gue selalu bingung sama perubahan sikap orang lain yang tiba tiba sampai gue nyalahin diri sendiri karena mereka berubah"

"..."

"Gue selalu bingung, apa kekurangan gue? apa kesalahan gue or apa kekurangan mereka atau kesalahan mereka sampai gue kesal?"

"..."

"Gue bingung harus gimana?"

"Be your self, Bri"

Brina menoleh menatap Aru yang baru saja menyahutinya.

"Lo hanya perlu menjadi dan mencintai diri Lo sendiri apapun yang terjadi. Sekesal apapun hari Lo, sesedih apapun hati lo, gak ada yang salah. Lo gak salah, orang lain juga gak salah. Lo hanya perlu jadi orang baik versi lo dan orang lain juga baik dengan versi mereka sendiri. Gak ada kata 'lo kurang' atau 'lo salah'"

Brina menatap Aru berkaca kaca membuat Aru yang gemas lantas langsung menepuk nepuk kepalanya pelan.
"Inget, hanya perlu jadi orang baik. Kalau Lo jahat baru Lo yang salah" ingatnya lagi.

Brina mengangguk,
"Makasih bang"

"Ting"
Brina dan Aru menoleh kearah ponsel milik Aru yang terletak tak jauh dari mereka berdua.
Aru mengambilnya lalu melihat banyak notifikasi chat grup yang sedang heboh karena Brina.
Ia tertawa lalu memperlihatkan isi obrolan grup chat pada Brina.

"Tuh, Bonar misuh misuh chatnya gak Lo baca" ucapnya sambil tertawa.

Brina mendengus,
"Bodo ah, biarin. Bete gue bang dikata katain terus"

ASRAMA MELATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang