Jo menggeram menahan untuk tidak mengumpat didepan umum tatkala melihat kelima orang didepannya yang malam ini tengah heboh memesan kue pancong berbagai varian rasa kepada mbak Lala, penjaga stand kue pancong yang mereka beli. Apalagi saat melihat Angga yang membeli banyak kue pancong ditambah juga Bonar dan Brina yang sudah ribut karena rebutan toping keju yang tinggal satu pcs.Sungguh, kalau saja ini bukan tempat umum, sudah ia sumpal mulut Bonar dan Brina yang tak tau malu itu dengan kaos kakinya yang sudah satu bulan tidak dicuci.
"Ngalah aja Bon" celetuk Gandhi tiba tiba.
Bonar menoleh lalu mendelik.
"Ogah bang, jaman udah maju ya, udah bukan lagi yang tua harus ngalah. Siapa cepat dia dapat dong!" Katanya tak terima.
Sedangkan Brina tersentak, sedikit kaget namun menahan diri untuk tidak menoleh."Nih bang, gak jadi. Gue mau toping matcha aja" katanya tiba tiba, sambil menyerahkan satu pcs kue pancong toping keju pada Bonar setelah itu meminta mbak Lala untuk memberikan kue pancong yang baru saja matang dengan toping varian matcha pilihannya.
Bonar mengernyit heran namun tak terlalu banyak peduli. Sambil meringis kesenangan, ia menyerahkan kue pancong itu pada mbak Lala bersama dengan kue pancong milik Brina yang sudah jadi, untuk dikemas dalam plastik bertuliskan 'Kue Pancong TRALALA TRILILI' serta logo khas dari kue pancong yang mereka beli.
Berbeda dengan Angga yang diam diam menatap Gandhi yang terlihat menghela nafas dengan gusar.
"Heh, Lo kalau mau nguras dompet gue jangan gini juga Ngga!"
Angga menoleh, melihat Jo yang terlihat frustasi menatap plastik berisi beberapa pcs kue pancong ditangannya.
"Buat stok Jo" katanya sambil tersenyum lebar. setelah itu melenggang berjalan pulang menuju kost.
"Kampret Lo!" Umpatnya tak bisa ditahan.
"Kenapa sih, teriak teriak?" Tanya Wulan yang sudah berdiri disamping Jo.
Jo menoleh lalu menatap Wulan sambil melihat plastik kue pancong yang dibawanya dengan kesal.
"Udah?" Tanyanya.Wulan tersenyum, mengangguk.
"Udah, thanks ya. Gue duluan, sukses ya Jo hehe" katanya lalu melangkah pergi menyusul Angga yang sudah lebih dulu berjalan pulang.Jo hanya mengangguk lalu berbalik menatap Gandhi, Bonar dan Brina yang kini tengah berjalan kearahnya sambil membawa sekantong plastik berisi kue pancong traktirannya.
Melihat wajah kesal Jo, Brina meringis.
"Makasih ya abang Jo yang ganteng buat traktirannya" katanya sumringah. Disusul juga Bonar yang mengacungkan jempol kirinya kearah Jo sambil tersenyum lebar."Lo gak makasih bang?" Tanya Jo saat melihat Gandhi hanya diam saja.
Gandhi menegakkan alisnya.
"Harus makasih, Bukannya ini bayaran buat misi Lo nanti?" Tanyanya balik.Mendengar ucapannya, Bonar dan Brina langsung ngacir tak ingin berlama lama menahan malu berdiri disampingnya yang cuek bin polos.
Sedangkan Jo hanya menghela nafas sambil mengusap dadanya mencoba sabar. Inget Jo, dia empat tahun lebih tua dari Lo!"Iya, terserah lo aja bang" katanya pasrah lalu berjalan kearah mbak Lala untuk membayar.
"Berapa mbak?" Tanyanya.
"Bentar ya.. mbak total dulu" kata mbak Lala.
Jo hanya balas mengangguk lalu melihat lihat varian toping kue pancong didepannya sampai salah satu varian berhasil mengalihkan atensinya.
"Disini ada toping durian mbak?"
Mbak Lala mengangguk membuat Jo
tersenyum seketika."Kalau gitu tambah satu lagi ya mbak, yang toping durian"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA MELATI
Random(ON GOING) Asrama 'MELATI', kost kostan putra putri yang dihuni berbagai macam manusia random yang penuh drama, gimick dan rahasia. "BALIKIN KOLOR GUE WOY" "Astaga brisik" "Sini lo kampret balikin" "Emang ya, gak ada ayem ayemnya disini tuh, penghun...