Renggang

87 12 12
                                    

   
            "Mau kemana Bri, masih magrib ini!"
Tanya Bonar pada Brina. Ia yang tadi tengah duduk santai diruang tamu selepas salat maghrib dikejutkan oleh suara kasak kusuk Brina yang sedang berjalan terburu buru dengan setelan sweater rajut berwarna krim dan celana jeans berwarna hitam yang terlihat rapi sambil membawa tas selempang dengan warna senada.

Brina menoleh, baru sadar ada Bonar disana.
"Ah, sebentar kok bang. Emm, bang Gandhi udah pulang kan tadi?" Tanya Brina memastikan.

Bonar mengerutkan keningnya bingung namun tetap saja mengangguk.
"Ngapain tanya bang Gandhi, kangen Lo?" Tanyanya meledek lalu berjalan menghampiri Brina yang hendak keluar rumah.

"Kaga lah, ngapain kangen?!" Jawab Brina sewot.

"Yaudah minggir bang, Gue mau ada perlu nih, buru buru!" Lanjutnya sambil mengibas ibaskan tangan kearah Bonar.

"Kampret bener ni bocah, jangan malem malem pulangnya" kata Bonar mengingatkan.

Brina yang tengah sibuk menggunakan flat shoes nya hanya mengacungkan jempol kearah Bonar.

"Yaudah, gue berangkat bang" pamitnya lagi lalu berjalan kearah jalan depan kost dimana ojol pesanannya berada.

"Iye, hati hati" balasnya sambil melambaikan tangan kearah Brina.

"Mau kemana Brina, Bon?"

"AN*ING K*WIN!" umpat Bonar refleks ketika pundaknya ditepuk seseorang dari belakang.

"Anjer ngagetin aja Lo bang!" Katanya begitu melihat Aru dan Gandhi berdiri dibelakangnya.

"Si Brina mau kemana maghrib maghrib gini?" Kata Aru mengulang pertanyaannya tadi.

"Katanya ada perlu. Udah gue bilangin sih, buat jangan pulang malem malem" jawab Bonar lalu berjalan kearah sofa mendudukkan diri setelah tadi acara duduk santainya diganggu Brina. Yang diikuti juga oleh Gandhi dan Aru.

"Mau join Bon?" Bonar menoleh kearah Aru lalu beralih menatap Gandhi yang tengah fokus pada game diponselnya.
"Lagi males bang, dah enakin aja mainnya yang penting jangan sampai kebablasan" jawabnya bercanda yang langsung mengundang tatapan tajam dari Gandhi. sedangkan Aru hanya tertawa santai menanggapi ocehan asal Bonar.

Beberapa menit kemudian, Bonar meletakkan ponselnya karena merasa jenuh lalu kembali melihat kedua orang disebelahnya yang masih fokus bermain game. Lalu berdecak saat melihat Aru mengumpati ponselnya dan Gandhi yang hanya diam tak peduli.

"Ngapa lebih enak nongki bareng Jo cs sih, daripada ni orang dua?" Katanya lirih setelah itu berjalan kearah dapur meninggalkan Aru dan Gandhi diruang tamu.

"JO BIKININ KOPI!"

"HAA BIKINI OPI, OPI SAPE OPI KUMIS? SEJAK KAPAN OPI KUMIS PUNYA BIKINI?!"

"CONGEK BANGET KUPING LO!"

"HA COBEK?!"

***


"Tadi, mama kamu nelfon aku"

"...."

"Ehem Maaf yang, aku, aku terpaksa bilang ke mama kamu kalau kita satu kost"

'brak'
Zia yang terkejut dengan perkataan Wawan barusan sontak berdiri dan reflek memukul meja makan.
Awalnya ia bingung, kenapa tiba tiba Wawan mengajaknya berbicara empat mata di dapur setelah selesai makan malam bersama.

ASRAMA MELATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang