Lebih Dekat?

126 13 2
                                    

          
               Senin pagi, Wulan tengah bersiap memakai sepatunya berniat pergi ke sekolah terlebih dahulu karena Jo yang biasanya berangkat bersamanya sedang mendapat giliran piket kost.

"Bareng gue aja"

Wulan menoleh, sedikit terkejut saat melihat Angga tiba tiba datang lalu duduk disampingnya sambil memakai sepasang sepatu miliknya.

"Lo gak nunggu Brina?" Tanya Wulan pelan.

"Nggak. Ada yang mau nganter" jawab Angga lalu berdiri dan berjalan menuju motornya setelah selesai memakai sepatu.

"Siapa?" Tanya Wulan penasaran. Tapi bukannya menjawab, Angga hanya menoleh ke jok belakang motornya. Mengode Wulan untuk naik.

Wulan hanya mengangguk lalu duduk di jok motor Angga.

"Pegangan" kata Angga singkat namun mampu mengembangkan senyum Wulan sepanjang jalan.

...

"Gak gitu juga cil, lu lagi nyapu apa balapan lari?!"

Jo tak henti hentinya mengomel saat melihat Brina yang sedang mengerjakan jatah pekerjaannya dengan terburu-buru. Tadi ia melihat Brina mengelap meja dengan kecepatan kilat tanpa melihat apakah meja itu sudah bersih atau belum. Sekarang dirinya tambah dibuat pusing kala melihat bocah yang kini tengah duduk di bangku kelas X SMA itu menyapu lantai asal asalan.

Brina menoleh lalu melengos.
"Gue takut telat ya bang, biar cepet selesai. soalnya gue mau berangkat sama mbak Ibel naik bus kalau ketinggalan kan berabe, masa sampai telat cuma gara gara piket kost emang kampret bang Bonar" jawabnya lalu menggerutu sambil mengatai Bonar lirih.

Sedangkan Ibel hanya mendesah pelan melihat dua makhluk yang saat ini tengah berdebat itu. Malas ikut ikutan, ia lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya agar cepat selesai.

"Yaudah santai aja si, bareng gue" jawab Jo santai sambil mengelap satu persatu jendela didepannya.

"Beneran Lo bang, mau nebengin gue?" Tanya Brina setelah mendengar jawaban Jo barusan.

"Bukan lo tapi Ibel"

Tanpa aba aba, Brina memukulkan sapu ditangannya dengan pelan kearah Jo sambil mengumpat sebal.
"WANJENG LO BANG!"

Berbeda dengan Ibel yang langsung menoleh kearah Jo dengan wajah terkejut.

"Y-ya gue sama Ibel kan satu sekolah" jawab Jo sedikit gugup karena tiba tiba ditatap Ibel. Lalu kembali menunduk memeras kain lap dan melampirkannya kembali ditempatnya setelah selesai dengan pekerjaannya.

"Ehm lo udah selesai kan Bel, yuk berangkat" lanjut Jo menutupi kecanggungannya.

"Tapi, Brina?" Ibel yang juga sudah menyelesaikan pekerjaannya balik bertanya akan nasib Brina yang baru saja menyapu sebagian ruangan.

"Kalo mbak Ibel sama Lo gue sama siapa bang?!! MIKIR DONG!" Omel Brina tak terima.

"Ya salah Lo sendiri nyapu asal asalan, gimana  bisa cepet kelar?! Ayo duluan aja, Bel" Jawab Jo sambil mengode Ibel agar berangkat dengannya lebih dulu.

"BANG BONAAARRR, BANG JO GAK SETIA KAWAN MAU BERANGKAT DULUAN SAMA MBAK IBEL!!!"
Teriak Brina membuat Dewi dan Bonar yang tadi sedang sarapan dibelakang langsung datang menghampiri Brina begitu juga Gandhi yang langsung menghentikan pekerjaannya untuk keluar kamar dan mendekati sumber suara.

"Astaga kenapa sih ribut ribut?" Tanya Bonar.

"Gue gak ribut ya bang, noh si bocil yang ribut teriak teriak" sangkal Jo tak terima.

"Ya elo mau berangkat duluan sama mbak Ibel, gak nungguin gue kelar dulu!" Sungut Brina.

"Heh Bri, lagian kalo lo udah kelar terus kenapa? toh gue berangkatnya sama Ibel, gak ngajak Lo karena kita beda sekolah"

ASRAMA MELATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang