------
Terlihat ketiga orang gadis yang berbeda usia itu tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, sore ini seperti biasa mereka akan menghabiskan waktu bersama, girls time ala mereka seperti menonton, mukbang, masak, curhat-curhatan, karaokean, bahkan sampai membahas dan melakukan hal-hal random lainnya.
Hingga salah satu dari para gadis itu terlihat mulai bosan dengan isi timeline Twitter miliknya, entah mengapa tidak ada yang menarik di sana. Dengan gerakan pelan ia mendudukkan dirinya lalu meletakkan ponsel pintarnya.
Matanya menelisik kearah kedua sahabatnya yang lebih tua beberapa tahun darinya itu. Terlihat keduanya tengah sibuk dengan ponsel yang menampilkan manhwa bergenre kerajaan di sana.
Benar, sudah sejak beberapa bulan belakangan keduanya sedang menggilai dunia webtoon atau manhwa yang bergenre Isekai itu, baik itu tentang petualangan, romance, komedi romance atau apapun itu yang penting bernuansa kerajaan atau era Victoria.
Terlebih si paling tua yang tak ayal turut membaca genre tersebut dalam bacaan tanpa bergambar atau novel, baik yang cetak maupun yang online.
Semuanya bermula dari si paling tua terlihat sangat bersemangat menceritakan manhwa yang baru saja ia baca di platform ponsel pintarnya, yang katanya manhwa itu sudah sempat ia baca dalam versi webnovel maka dari itu tak ayal jika ia sangat-sangat excited menceritakannya, hingga ia pun mulai meracuni kedua sahabatnya itu.
Si tengah yang kebetulan adalah tipe orang yang sangat penasaran dan penuh rasa ingin tahu langsung saja mengikuti saran si sulung, sedangkan si bungsu merasa tidak terlalu tertarik dengan genre itu, bahkan untuk sekedar membaca yang bergenre romantis ringan saja ia harus mikir dua kali, lantaran seleranya agak sedikit unpredictable dari kedua kakaknya itu.
Karena siapa yang menyangka jika gadis yang terlihat kalem, lovely, penurut, baik, ceria dan mudah senyum itu ternyata pencinta genre dark seperti horor, misteri, pembunuhan, bahkan sampai genre motong-memotong. Sungguh sangat di luar nalar kan.
Lain halnya dengan kedua gadis yang lebih tua dari si bungsu, mereka terlihat seperti macam dan singa saat dilihat dari luar namun ternyata berhati hello Kitty didalamnya.
Seperti si sulung yang sangat introvert, savage, tidak suka keributan dan keramaian, si yang paling cuek dan sangat tidak ramah sama sekali. Prinsip hidupnya mata dibayar mata telinga dibayar telinga. Sungguh menyeramkan bukan? Mungkin jika ada aplikasi penilaian sikap seseorang mungkin akan ada banyak orang yang memberinya bintang satu.
Begitu pula dengan si tengah yang terlihat Untouchable, garang, dan hobi menggunakan baju-baju berwarna gelap itu, jiwa atletik dari keluarganya memberi dampak yang cukup besar baginya, seperti selalu bersikap tegas, lugas, dan tidak bertele-tele. ia bahkan sangat benci yang namanya basa-basi, hal itu pun membuat orang lain yang ingin berdialog dengannya harus berpikir dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three Figuran
Fantasy{Jangan Lupa Follow Authornya dulu yaw} On going~ Dibaca aja dulu.. nanti juga ketagihan.. Mwehehehe~ --------- Cerita tentang tiga orang gadis yang berbeda usia namun sudah bersahabat sejak kecil, walaupun ketiganya disibukkan dengan kegiatan mas...