salebagit

58 9 0
                                    

A/N : Jangan lupa vote dan komen yaw!!

----------------------------------------

Rainy menundukkan kepalanya dalam, tidak berani mengangkat pandangannya agar bertemu tatap dengan orang didepannya.

"Dina Rainy Ellworth! Bisa jelaskan mengapa dan bagaimana kalian bisa sampai di ibukota?!" Tanya pria paruh baya itu.

Seketika tubuh Rainy menegang mendengar pertanyaan dari sang ayah. Matanya melirik kearah sofa disebelah kiri, meminta pertolongan dari seorang pemuda tampan yang tidak lain adalah kakaknya.

Eden yang mengerti signal dari sang adik perlahan berdiri dari tempat duduknya dan berdehem pelan kearah sang ayah.

"Diam Eden! Tetap ditempatmu!" Ucap sang Duke sambil menatap tajam kearah anak laki-lakinya itu.

Eden pun kembali menciut dan duduk perlahan ditempatnya kembali. Matanya menatap sang adik meminta maaf. Karena Aura mengintimidasi ayahnya selalu berhasil membuat dirinya bergidik ngeri.

"Jadi? Bisa tolong jelaskan nona Ellworth?" Ucap Duke Ellworth itu

"Itu.. maafkan kami Ayah.. kami hanya ingin berkeliling melihat alun-alun kota karena mendengar ada festival.." Ucap Rainy yang hanya berani curi-curi pandang kepada sang Ayah.

"Dengan cara melarikan diri?!" Ucap sang Duke. 

Sedangkan Rainy hanya mampu bungkam tak berani menjawab, karena harus ia akui jika dia memang bersalah. Dan jangan lupakan Aura intimidasi Ayahnya itu. Bohong kalau Rainy bilang dia tidak takut. Walaupun tubuhnya masih sanggup menerima Aura itu tapi tidak dengan hati kecilnya yang sebenarnya penakut itu.

"Maaf ayah.." Cicitnya pelan

Duke yang mendengar itu hanya mampu menghela nafasnya pelan. Betapa ia sangat khawatir saat mendengar ketiga putrinya menghilang sejak dini hari tadi.

Hal itu berhasil membuat seisi Duchy ricuh. Ia bahkan sudah menyebar semua anggota dan prajurit keluarga Ellworth untuk mencari ketiga putrinya itu. Setelah seharian mencari namun mereka tidak kunjung ditemukan di wilayah kekuasaan Ellworth. 

Dan tentu saja benar jika tidak akan mungkin ditemukan lantaran ketiga putri itu justru berada di alun-alun ibukota.

Belum lagi masalah pengeboman yang terjadi di alun-alun harus membuat sang Duke kelimpungan membagi para kesatrianya untuk mengamankan ibukota dan tetap mencari ketiga putrinya yang menghilang.

Namun siapa sangka ternyata ketika dirinya memutuskan turun tangan mengamankan alun-alun ia malah disambut dengan bahagia oleh para warga karena telah menyelamatkan mereka.

Dan ternyata usut punya usut sang putri sulungnyalah yang sudah berhasil menggagalkan pengeboman di alun-alun.

Mendengar hal itu ia langsung bergegas mencari ketiga putrinya. Bahkan ia meminta para kesatria untuk membari kabar pada Eden yang masih mencari para putri di Duchy untuk segera ke alun-alun kota dan mencari para putri di ibukota.

Tak perlu terlalu lama mencari merekapun langsung menemukan Beyza di gedung kesehatan tengah tertidur setelah meminum obat pereda rasa sakit lantaran luka dikepalanya.

Melihat itu tentu saja sang Duke sangat khawatir dan takut dengan apa yang terjadi kepada kedua putrinya yang lain. Duke pun memutuskan untuk kembali bergerak mencari kedua putrinya yang lain setelah meminta Eden untuk segera membawa Beyza kembali ke kediaman mereka. 

Dan benar saja, pada akhirnya kedua putrinya itu berhasil ditemukan di Akademi penyihir dan kesatria kerajaan. Betapa terkejutnya sang Duke saat melihat keadaan kedua putrinya yang terlihat sangat berantakan dan penuh lebam terutama Alesya.

The Three Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang