salebes

81 9 5
                                    

A/N : Jangan lupa vote dan komen yaw!!

⚠️This chapter penuh dengan kekerasan yang ga boleh ditiru⚠️

----------------------------------------


Beyza menatap santai seorang pria yang sedang melukis lingkaran sihir pada lantai batu tepat didepan gedung departemen kesehatan istana dengan cairan berwarna merah yang Beyza yakini adalah darah.

Pria yang Beyza yakini sudah kepala empat itu terlihat berdiri ditengah-tengah lingkaran sihir yang telah dia buat. Dan selanjutnya ia menatap kearah bulan yang berwarna merah seperti darah.

Lalu perlahan pupil mata gelapnya terlihat semakin membesar menutupi bagian putih dari bola matanya, selanjutnya pria itu dengan santai mengigit dan merobek telapak tangannya dengan gigi-gigi tajamnya. 

Jika kalian pikir Beyza akan ketakukan dan merasa hal tersebut adalah hal yang menyeramkan maka kalian salah besar. Karena gadis cantik berambut Ash Green itu hanya duduk santai diatas pohon sambil sesekali meraih kacang panggang sisa makanan mereka beli dialun-alun siang tadi.

"Emang dasar orang sesat! Ada aja tingkahnya.. heran.." Gumam Beyza pelan sambil menepuk kedua tangannya guna menghilangkan remahan kacang.

Dengan santai ia meraih busur dan alat panah kesayangannya.

Syutttt

Tasshh!

Akkhhh!!

Anak panah tersebut mengenai tergelangan tangan si penyihir ilmu hitam yang tengah menggenggam tongkat sihir yang lebih tinggi dari tubuh pria itu.

Melihat tongkat sihir tersebut terlempar cukup jauh, Beyza kembali melesatkan anak panahnya pada batu kemerahan yang berada tepat di ujung tongkat sihir itu.





Brakkk!




Dan benar saja Beyza dengan mudah menghancurkan tongkat sihir tersebut.

Penyihir ilmu hitam yang melihat tongkat sihirnya hancur dalam sekejap langsung berteriak tidak terima. Pria itu menelisik kesekitarnya. Mencari dimana pelaku yang telah menghancurkan tongkat sihirnya berada.

Saat menoleh kearah kiri ia kembali dikagetkan dengan bisikan seseorang yang terdengar di telinga kanannya.

"Mencari seseorang paman?" Ucap Beyza yang entah sejak kapan sudah berada di belakang pria paruh baya itu.

Penyihir ilmu hitam tersebut terkejut dan langsung memutar tubuhnya menjauh beberapa langkah.

"Halo paman? Apa yang paman lakukan disini?" Tanya Beyza dengan wajah polosnya.

Sedangkan penyihir tersebut memasang sikap waspada dan melupakan jika tangan kirinya masih tertancap anak panah berwarna coklat mengkilap disana.

"J-jangan menggangguku anak kecil!!" Teriak pria itu.

"Memangnya apa yang aku ganggu paman? Ritual anehmu ini? Atau apa?" Sahut Beyza santai sembari menggesek-gesekan kakinya pada darah yang dijadikan tinta tadi.

"Jangan dirusak sialan!!!" Teriak penyihir ilmu hitam tersebut.

Sedangkan Beyza hanya menatap santai kearah pria itu, lalu detik berikutnya ia terlihat memasang wajah pura-pura terkejut melihat anak panah di pergelangan tangan pria itu.

"Omo! That's was so Horrible~" Ucap Beyza sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan lentiknya.

"Don't worry uncle i'll help you.." Tambahnya kemudian.

The Three Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang