chapter 32 (season 2)

125 14 15
                                    

•aim bek uhuyyyy





























































































"Jadi lu ngapain disini? "
"Maap banh gabut" jawab ian sambil mengaduk es teh manis anget(gimana konsepnya:v)
Kanglim hanya menghela nafas dan menatap sekeliling
"Lu ngapain kek mau apa apain gw"
"Sadar diri lim lu dah punya pacar"
"Dih geer ogah gw ama lu"
Raut wajah ian berubah menjadi raut wajah menjengkelkan dan tepat waktu Leon menghampiri mereka berdua

"Kanglim kalian membicarakan apa?"
"Nggak penting banget kok cuma ngobrol biasa"
Leon hanya meng 'oh' kecil
Lalu Leon duduk di bangku tersebut
Kanglim hanya menatap nya dengan seksama dan tanpa di sadari ada wanita yang datang menghampiri Leon kita sebut dia Elin
"Leon aku ingin berbicara dengan mu"
Leon hanya mengangguk

Leon berada di belakang sekolah, tentu nya Leon heran, dan tiba tiba Elin mendorong Leon dengan kuat
"Bangsat lu jalang beraninya lu deketin kanglim!! "
Elin mencengkram kerah seragam Leon dengan kuat
"Dasar lu gay jijik gw ama lu!!"
"Mati aja lu brengsek!! "
Elin langsung memanggil kedua temannya namanya Nata dan Praya
Mereka memegang kedua lengan Leon dengan sekuat mungkin
Elin memegang gunting dan membuat luka di pipi Leon sehingga pipi Leon memunculkan darah segar

Elin belum merasa puas
"Tunjukkan tangannya"
Dan Elin menusuk telapak tangannya dengan gunting dan mengucurkan darah segar, Elin mulai tersenyum puas dan membiarkan gunting itu di telapak tangan Leon
Dan..

BUUGGGHH

"Mampus lu jalang! "
Elin menonjoknya berkali-kali sampai pipi berdarah
Elin mulai melayangkan pukulannya lagi namun sayangnya tangannya di tahan oleh seseorang
"Lu pikir bakal seenaknya bakal seperti ini? "Tanya kanglim yang mencengkram lengan Elin dengan sangat kuat sampai memunculkan sedikit darah
"Dia udah merebutmu dariku kanglim.. "
"EMANG HUBUNGAN KITA APA BANGSAT!!"
Itu membuat Elin dan teman-temannya tersentak dan begitu juga dengan ian, sebenarnya ian daritadi mengikuti kanglim karena khawatir terjadi apa apa
Ian langsung menghampiri kanglim yang sudah mulai emosi karena kalau dia bisa super duper emosi itu bakal sangat parah
"Broo chill lu bakal diskor emang lu mau? "
Kanglim hanya menghela nafas karena dia cukup malas untuk memperpanjangkan masalah, kanglim langsung menggendong Leon ala bridal style

"Lu jangan berpikir masalah ini akan selesai"
"Gw bakal menusuk mata lu" bisik kanglim yang membuat Elin gemetar ketakutan
Bagi ian ini bakal susah di urus bisa bisa kanglim bakal membunuh korban lagi

Leon terbangun dan melihat sekeliling lalu melihat kanglim yang tertidur di sebelah nya dengan mata panda nya, Leon menyentuh kantung mata kanglim yang membuat kanglim terbangun
"Emmhh.. "
Leon tersentak kaget
"Apakah tangan mu baik baik saja? "
Leon menatap telapak tangan nya yang sudah di perban
"Udah gapapa kok lim"
Kanglim hanya tersenyum tipis kepada Leon dan tiba-tiba ada telepon berdering di ponsel kanglim
"Tunggu sebentar... "
Kanglim bergegas pergi dari ruang dimana Leon berada,

Kini kanglim berada di luar sekolah dan mengangkat telepon tersebut
"Kenapa sih lu ian"

"Lu gak bakal bunuh perempuan itu kan lim?"

"Gak kok ngapain juga gw bunuh"

"Gw tau lu bohong karena gw sering liat sifat lu kalo marah"

"Fine fine gw emang pen bunuh dia, emang kenapa? "

"Pliss lim lu jangan cari masalah lagi"

"Gw gamau buat Leon terluka... "

Kanglim langsung menutup panggilan tersebut dan menatap langit sore































































Gw gamau lu kenapa kenapa Leon..

































































•tbc•

•you're f*cking mine!!• kangyon ||yandere kanglim||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang