8. My full sun ⚠️

53 4 6
                                    

Harap bijak dalam memilih story 
\(○^ω^○)/

"obati dulu lukamu baru meminta maaf, dan lagi pula itu salah saya sendiri kamu tidak perlu meminta maaf, masih untung kamu menjemput saya di lokasi kejadian" ujarnya yang kemudian mengambil kotak obat yang barusan di beli renjun dan mengobati luka sayatan di pipi dan memar di sudut bibir renjun.

Saat sedang asik mengobati memar di sudut bibir renjun, pria itu dengan sengaja berteriak kesakitan demi mendapatkan perhatian dari sang gadis.

"aw sakit nona, aduh di sebelah sini sakit banget" renjun mengadu kesakitan telunjuknya mengarah kepada bibirnya sendiri.

"yang luka itu sudut bibir, kenapa yang sakit bibirnya, kau ini tadi berkelahi tidak mengeluh sama sekali, sekarang sedang di obati malah teriak kesakitan, nih obati sendiri lukamu" Sheila lagi lagi di buat kesal oleh kelakuan renjun.

Renjun mendengus bukannya mendapatkan perhatian, dirinya malah harus mengobati lukanya sendiri, dia mengambil alih obat dan mulai mengoleskannya kepada pipi kanannya sendiri lalu teringat satu hal.

"oh iya, setelah ini sebelum pulang bagaimana kalau kita ke psikiater dulu, siapa tau nona ada trauma dengan kejadian tadi" ucapnya penuh khawatir.

"tidak perlu ranza, saya baik-baik saja tidak ada yang perlu di khawatirkan, lagi pula saya hanya di cakar di bagian bahu" jelasnya yang merasa bahwa dirinya baik baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tidak perlu ranza, saya baik-baik saja tidak ada yang perlu di khawatirkan, lagi pula saya hanya di cakar di bagian bahu" jelasnya yang merasa bahwa dirinya baik baik saja

"tapi nona, tetap saja kejadian tadi itu bukan hal sepele bagaimanapun kita harus pergi ke psikiater dulu, setelah memastikan semuanya baik baik saja, baru kita pulang, bagaimana?"

Sheila senang di perhatikan oleh orang lain, apalagi jika di hadapannya ini adalah mark, tapi mark mana mungkin mau memperhatikannya sebaik ini sampai semburat kekhawatiran itu terlihat jelas di mata sheila.

Mungkin saat sebelum mereka berpacaran mark bisa saja perhatian dan sekhawatir ini kepadanya, tapi anehnya semua perlakuan pria itu berubah ketika mereka memutuskan untuk berpacaran.

Sekarang pun jika mereka bertemu yang ada hanya keributan yang terjalin, bukan seperti sepasang kekasih lainnya yang pergi berkencan romantis dan saling bertukar tawa.

"haii nona, bagimana? nona mau kan?" ucap renjun membuyarkan lamunan nona sheila.

~•~

Mau tidak mau sheila harus mengikuti kemana renjun mengajaknya pergi, sekeras apapun dia menolak renjun tetap bersikeras untuk mengajaknya ke psikiater, niat hati melihat festival kembang api tapi malah pergi ke psikiater.

Tanpa sadar sheila mengikuti perintah renjun yang memaksanya pergi ke tempat dimana sekarang dia sedang duduk menghadap seorang perempuan yang sedang mencatat sesuatu.

Kemana perginya watak keras kepala nona sheila, kenapa dia mengalah dan malah mengikuti perintah pria yang satu tahun lebih muda darinya?

Entahlah tapi tadi memang renjun yang memaksanya dengan sagala cara, sampai harus menggendong dirinya kedalam mobil.

SKIENTME || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang