9. Di hari itu

17 4 5
                                    

Satu bulan sudah renjun bekerja sebagai bodyguard nona sheila, ia senang berada di tempat ini, jauh dari kata polusi, pemandangan indah nan sejuk selalu di sungguhkan setiap berada di rumah ini. Tidak seperti tempat tinggalnya dulu.

Tapi terkadang dia merindukan suasana rumah,sejauh apapun dirinya melangkah senyaman apapun tempat yang saat ini dia singgahi, rumah adalah tempat ternyaman bagi dirinya untuk pulang. Seperti saat ini renjun sangat merindukan suasana rumah.

Rindu saat dirinya masih menjadi pelukis, atau saat dirinya bermain dengan teman teman setongkrongannya tanpa peduli waktu.

Renjun benar benar merindukan teman-temannya. Tidak jarang dirinya di desak untuk pulang dan berkumpul seperti dulu.

Apa sebaiknya renjun meminta izin saja untuk pulang, walaupun hanya mendapat izin satu hari tak jadi masalah untuk renjun.

Belakangan ini ia di sibukan dengan tugas kuliahnya yang menumpuk, untungnya dia bisa menyelesaikan satu persatu tugasnya dengan cepat. Hal inilah yang membuat dia menunda untuk menegur mark.

Ia sempat ingin membongkar kebusukan mark terhadap nona sheila, tapi dirinya tidak mempunyai bukti yang kuat, yang ada nanti dirinya akan di tuduh memfitnah mark.

Salahkan renjun yang lupa mendokumentasikan kejadian waktu di perpustakaan.

Dengan tidak adanya bukti, renjun memilih untuk menegur mark dan meminta penjelasan mengapa dia melakukan semua ini.

Katakan renjun sudah gila karena berani menegur mark yang notabene nya adalah pacar dari bos nya sendiri.

"baiklah menegur mark terlebih dahulu atau pulang terlebih dulu" renjun mengetuk-ngetukan jarinya di dagu, menimang mana dulu yang akan dia lakukan.

Dia menghitung jarinya dan mulai melakukan voting dari jarinya sendiri.

"menegur mark - pulang - menegur mark - pulang - menegur mark - pulang - menegur mark - pulang - menegur mark - pulang" terakhir hitungan berhenti di jari kelingking dan itu artinya dia harus pulang terlebih dahulu baru nanti dirinya akan menegur mark.

"Baiklah, besok aku akan meminta izin untuk pulang baru setelahnya menegur pria mesum itu" ucap renjun final.

~•~

Esok haripun tiba, renjun sudah meminta izin kepada nyonya bella, ralat bu bella untuk izin pulang dan dengan baiknya ia di perbolehkan untuk pulang beberapa saat.

Saat ini ia telah bersiap untuk mengantarkan sheila ke kampus, tapi yang di tunggu tak kunjung menampakan diri.

Hingga dirinya mendapati nona sheila yang sedang duduk termenung di taman belakang rumah.

"tidak bersiap untuk berangkat nona?" tanya renjun tersenyum.

"hari ini semua dosen tidak hadir, jadi sepertinya semua pembelajaran akan di lakukan di dalam jaringan, huft membosankan" ucap sheila menghela nafas rasa bosan mendominasi dirinya saat ini, mark yang tidak ada kabar dan untuk berbelanja pun dia sangat malas. Jika di tanya kemana perginya teman sheila sudah di pastikan mereka akan quality time dengan pasangannya masing masing.

Mendengar hal itu renjun jadi mengurungkan niatnya untuk pulang, melihat sang bos yang dilanda bosan dia jadi tak tega meninggalkan nona sheila di rumah.

"loh nak ranza belum berangkat, ibu kira kamu sudah pergi" ucap bu bella yang entah sejak kapan berada disini.

"eum itu bu, saya rasa lain kali saja saya pulangnya"

"begitu ya, padahal kalau kamu rindu ingin pulang tidak masalah jika kamu izin toh sheila juga sedang tidak ada jadwal kuliah, iyakan sheila"

Pertanyaan itupun mendapat anggukan dari sheila.

SKIENTME || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang