ILYP • BAGIAN 24

208 18 1
                                    

Semenjak Jinan hamil, Fadel menjadi lebih posesif dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak Jinan hamil, Fadel menjadi lebih posesif dari sebelumnya.

Ia sampai mengajak Jinan untuk pindah dikamar lantai 1 agar istrinya itu tidak naik turun tangga, tentu saja Jinan menolaknya karena itu akan menambah pekerjaan saja.

Dikehamilannya yang sudah memasuki bulan ke 2 ini, Jinan menjadi seorang yang lebih sensitif, hanya karena hal kecil saja ia bisa menangis, bahkan ia tidak ingin jauh jauh dari suaminya.

seperti saat ini, niatnya Fadel ingin berangkat lebih pagi ke kantor, tetapi gagal karena Jinan menangis tidak ingin ditinggal, dibawa ke kantor pun ia tidak mau.

mau tidak mau Fadel menyerahkan pekerjaannya kepada sekretaris nya.

"Yaudah iyaa jangan nangis yaa? mas ga jadi kerja kok", ucap Fadel sembari mengelus kepala Jinan.

"kamu mau apa hm?", tanya Fadel

"ga mau apa apa, cuma mau sama mas", ucap Jinan

"utututu istriku gemesnyaaa, yaudah sini mas peluk aja yaa", ucap Fadel sembari memeluk dan mengelus perut istrinya.

"mas nanti siapa yang jemput idan?", tanya Jinan

"kita berdua sayang, mau ikut kan?", ucap Fadel dan dibalas Jinan dengan anggukan.

"mas nanti Jinan mau beli es dawet yang disekolah idan ya?", ucap Jinan

"jangan deh sayang, gimana kalau belinya es dawet yang di gatot subroto?", tawar Fadel

"tapi Jinan maunya yang disekolah idan mas", ucap Jinan

"sayang? nurut ya sama mas?", ucap Fadel sambil menatap dalam istrinya, ucapan Fadel barusan malah membuat istrinya menangis.

"hiks...hiks... mas Fadel jahat, Jinan kan maunya yang disekolah idan", ucap Jinan sembari menangis sesegukan.

"Astagfirullahaladzim sayang, kok malah nangis?", tanya Fadel bingung

Jinan tidak merespon Fadel, ia hanya menangis karena permintaannya tidak dituruti oleh suaminya.

"mas takut itu pakai sari manis sayang, kamu ga fikirin anak kita yang ada dikandungan kamu?", ucap Fadel mencoba memberikan pengertian kepada istrinya.

"tapi Jinan pengen itu mas", ucap Jinan menatap melas ke arah suaminya.

"beli yang di kedai langganan mas aja ya?", ucap Fadel

"engga usah mas, Jinan udah ga pengen", ucap Jinan sedetik kemudian ia melepaskan pelukannya dari suaminya.

Fadel menghela nafas, ia harus bisa lebih bersabar dengan sikap istrinya.

"Mas sayang sama kamu dan calon anak kita, mas gamau terjadi apa apa dengan kalian, mas cuma mau menjaga kamu sebisa mas selama mas masih mampu", ucap Fadel

I LOVE YOU, PAK! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang