"kak, turun ya ada Fadel beserta abi dan uminya dibawah", ucapan mamanya hanya dibalas anggukan oleh Jinan.
Jujur jinan bisa merasakan gemuruh didadanya, ia berusaha menutupi kegugupan yang ada didalam dirinya.
Jinan langsung menuruni anak tangga dan berjalan menuju ke ruang tamu, saat melihat pak Fadel, Jinan langsung menundukkan pandangannya begitu pula pak Fadel.
Jinan duduk di samping mamanya dan masih setia menundukkan pandangannya, dalam hati Jinan ia ingin sekali berteriak karena tidak kuat dengan deg deg an ini.
"kalian berdua sudah saling mengenal satu sama lain?" Tanya abinya pak Fadel
Jinan mengangkat kepalanya dan mengangguk, "saya sudah mengenal pak Fadel sejak tadi pagi", ucap Jinan sembari tersenyum canggung.
"Fadel juga sudah tau Jinan abi, Jinan salah satu murid Fadel", ucap pak Fadel
"Syukurlah kalau begitu, tapi kalian berdua sudah menerima perjodohan ini kan?", tanya abinya pak Fadel to the point.
"Fadel Insyaallah menerima pilihan abi"
"bagaimana dengan kamu nak?", tanya papanya Jinan
Jinan langsung menatap papanya, "Insyaallah pa, kakak ikhlas dengan pilihan papa" ucapnya
"terima kasih ya nak"
—————
Setelah pak Fadel dan keluarganya pulang dari kediamannya Jinan, Jinan langsung memasuki kamarnya dan menghela nafasnya.
"Yaallah, jika memang dia jodohku, tolong lancarkan segalanya, Aamiin".
Ting
Pak Fadel
Jinan, terima kasih ya ²¹·³⁰
Saya ingin mengenal kamu, apa kita boleh mengobrol? ²¹·³¹Boleh pak, kapan dan dimana? nanti saya minta temenin Fazun ²¹·³⁵
kalau di cafe, bisa? ²¹·³⁶
bisa pak ²¹·³⁷
yasudah ya besok saya tunggu dicafe jam 3 sore ya ²¹·³⁹
iya pak, kabarin aja besok ²¹·⁴²
Read"kekamar Ajun dulu deh", Jinan langsung keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Fazun.
sesampainya Jinan dikamar Fazun, ternyata Fazun tidak ada dikamarnya, Jinan langsung mencari Fazun dibawah, dan benar Jinan menemukan Fazun sedang bermain ps dengan papanya, Jinan langsung menghampiri mereka dan duduk disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, PAK! [SELESAI]
Hayran KurguJinan Ophelia gadis berusia 18 tahun yang saat itu masih duduk dibangku kelas XII SMK harus menerima kenyataan bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang laki laki pilihan papanya.