namanya juga remaja.

355 37 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



   Ngga ada yang spesial dari hari Senin, kecuali notifikasi yang tampil apik di benda pipih yang sayangnya berisi kemarahan dari sang kekasih, selanjutnya dering telepon mengudara, membuat mata gadis yang sedari tadi terpaut dari selimut itu membulatkan matanya, terbangun.

   Diangkat nya dengan cepat panggilan itu dengan nyawa yang dipaksakan full, lantas di dekatkan benda pipih itu pada Indra pendengaran nya.

   "halo?"

   "jam 07:14, gue tebak lo masih ada di tempat tidur kalau ngga gue telepon"

    "hehehehe"

    "10 menit sekarang atau—"

    Dengan cepat gadis itu mematikan sambungan telepon nya, lantas berlari sekuat tenaga untuk segera mempersiapkan dirinya berangkat sekolah.

   Namanya Alinea, Alinea adnan naraki yang baru hidup di bumi selama 16 tahun, rupayanya hidup selama itu terlalu banyak pasang surut yang terlewati tapi alinea ngga terlalu begitu peduli tentang hidup yang banyak mau ini, selama ada—

   "Alin, Kanvi udah jemput kamu!" teriakan itu dari bunda, tepat sepuluh menit Alinea memakai seragam putih abu-abunya, ia langsung dengan sigap mengambil tas tanpa peduli apa buku yang berada di dalamnya sesuai jadwal atau tidak.

   tas dari kanvas itu ia bawa lari kencang, turun dari tangga takut orang tersayang nya menunggu tanpa sabar, Kanvi dari bawah sudah melihat Alinea yang mengeluarkan cengiran khas manusia bersalah, ia menghela lantas Alinea turun ke bawah.

   "nih bekel buat kamu" ucap bunda sembari memberikan bekal pada Alinea, kotak bekal gambar jerapah, haduh tidak tahu saja bunda bahwa sebenarnya Alinea itu murid paling superior di sekolah nya, iya superior buat ulah. "ini bekel buat kanvi" ucap bunda sembari menyerahkan tempat bekal bergambar zebra, Kanvi pun menerimanya dengan tersenyum lebar dan sepenuh hati.

   "Makasih bunda" kata Kanvi

   Bunda menoleh pada alinea, yang sedari tadi terdiam menatap nanar tempat bekal jerapah di tangan nya "makasih bunda".

   disepanjang jalanan kota hujan, remaja berumur enam belas tahun itu menghela kala ia duduk di jok belakang dan dibonceng oleh sang kekasih, Alinea bisa membawa motor tapi sayang kekasihnya ini taat aturan lalu lintas jadinya setiap hari yang membawa motor adalah Kanvi, sedikit tidak terima Alinea, kan dia mau nya bisa kaya remaja umumnya membonceng pacar kemana saja yang penting berdua.

   "kalau gue udah tujuh belas tahun, inget ya gue yang stir!" ucap Alinea, terlalu kanak-kanak itu fikir Kanvi.

   "elah, sama aja lin mau gue atau lo yang nyetir juga" kayanya

   Alinea pun menghela "Kanvi lo tau ga? rumah pa sahrul anjing nya meninggal"

   "inalillahi"
 
   "emang anjing harus diucapin inalilahi ya?"

    Kanvi pun nampak berfikir sedikit, lantas ia menoleh pada sang kekasih dari kaca spion "ngga tau juga, refleks"

   "yeu, tapi serius deh vi gue ngerasa sunyi malem-malem ngga ada yang berisik, biasanya kan kalau kita teleponan suka riweuh sendiri anjing nya pa Sahrul dari sebrang, kaya kurang belaian" itu ucap asal seorang alinea yang mampu membuat Kanvi terkekeh dibuat nya

   "anjing nya udah mati anjir lin, lo masih aja sensi sama si milky"

    Alinea pun berdecih "ga rela banget tuh gue tau kalau nama anak anjingnya milky, tolong kelakuan sama nama sangat memanipulasi"

    Demi tuhan, Kanvi akan selalu tertawa jika Alinea mulai membicarakan milky— anjing pa Sahrul yang ganas— yang baru berjarak 3 meter dari depan rumah pa Sahrul saja sudah menggonggong besar, yang kalau alinea duduk di balkon lantai dua kamarnya untuk teleponan sama Kanvi pasti milky selalu ikut andil buat polusi suara malam hari, tapi sayangnya milky sudah pergi kini, ntah harus berduka atau sukacita kala nanti malam saat mereka bercakap lewat sambungan suara hanya hening malam yang menemani.

   "berarti di rumah pa sahrul tulisan awas ada anjing galak nya dilepas dong?"

   "harusnya iya, kalau ngga tulisan itu sangat mengundang traumatis gue. lo inget ga waktu kita masih tetanggaan dulu, pas kecil? gue kan ampir buntung kakinya di kejar si milky, emang biadab tuh anjing ngga child care "

   "lo kira si milky siapa harus care sama lo dih, minyak angin kali ah freshcare"

    dua hawa yang sedang asik membicarakan seekor anjing ini tidak serta merta duduk dengan mudah menjalin sebuah hubungan, biar diceritakan kembali bagaimana dua hawa ini bertemu untuk pertama kalinya.

   dulu Kanvi kecil berumur satu tahun datang dengan senyum merekah ke rumah tetangga yang baru saja dikaruniai seorang putri, tepat pada satu januari tepat  sehari setelah tahun baru, suasana meriah pun masih terasa kala malam suara petasan masih bertebaran di pelataran senabastala, Kanvi yang berusia dua tahun itu masih terbata-bata dalam bahasanya namun ia yakin bayi ini akan menjadi teman bermain nya nantinya.

    tepat tujuh tahun lalu seorang bayi menghirup oksigen bumi, dan sekarang ia sudah bisa memijak kan kakinya pada bumi yang lantas punya kewajiban menuntut ilmu setelah nya, di upacara yang terik saat itu Alinea sudah bersemangat untuk mengikuti upacara pertamanya, namun saat hendak berjalan ia melihat teman rumah nya yang sedang berdiri di barisan yang sedang di hukum, Kanvi berada disana, matanya memejam menghindari paparan sinar matahari.

   Yang Alinea tau, bahwa ia banyak kagum nya dengan teman sedari kecilnya itu, yang Alinea tau bahwa wajahnya sangat elok dan Alinea sangat suka memandang wajah kepunyaan Kanvi, yang Alinea tau bahwa ia selalu ingin tau tentang Kanvi dan yang Alinea tau ia tak bisa jauh dari teman yang jaraknya setahun diatasnya itu.

   Alinea hanya sebuah lembar kosong, yang belum tahu coretan-coretan di dalam hidup, tapi lembar kosong itu dengan teduhnya selalu ingin melindungi gadis yang ia sangat kagumi itu, Kanvi.

   "pake dasinya" ucap Alinea memberi dasi pada Kanvi yang saat itu duduk di bangku dua sekolah dasar.

    Saat itu Kanvi yang menolak pun ketakutan karna melihat gurunya berkeliling, dan saat itu juga alinea merasa bangga bahwa dirinya berguna untuk wanita yang dia kagumi, tanpa ia sadari semakin lama ia di bumi semakin tak karuan rasa— dia perempuan, dan dia tahu kalau Kanvi juga perempuan.

   ia bingung harus mencari validasi dari siapa, ingin bersuara pasti setiap manusia berkata tabu padahal rasanya semakin menggebu-gebu.

   akhirnya Alinea tahu, bahwa ia harus sembunyi-sembunyi dan jangan biarkan ada orang yang tahu. namun ternyata Kanvi setuju untuk berjuang bersamanya melawan dunia yang tabu.

   ngga akan diceritakan sekarang bagaimana perjuangan keduanya, tapi perlahan kalian akan tahu.

PANASEA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANASEA | WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang