Spain National Football Team

913 103 3
                                    

Javier Thiago Sanchez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Javier Thiago Sanchez

Sejak kecil Javier sangat menyukai sepak bola. Orangtuanya yang melihat bakat puteranya dibidang olahraga populer itu langsung mendaftarkan Javier di Real Gama's Youth Academy. Sekolah untuk mengembangkan bakat sepak bola.

Dikarenakan orang tuanya yang suka berpindah-pindah tempat tinggal, Javier hanya menempuh ilmu di akademi Real Gama selama dua tahun. Selanjutnya dia bergabung dengan La Loma Youth Academy di kota tempatnya tinggal. Hal ini membuat Javier kesulitan sebab dirinya harus berbaur dengan lingkungan yang baru.

Di sana, dia menjalin persahabatan dengan Carlos. Pertemanan mereka nyatanya langgeng sampai sekarang meski Jevier sempat pindah kota dan dipertemukan lagi dengan Carlos di Madrid.

Ketika Javier genap tujuh belas tahun dan Carlos sembilan belas tahun, keduanya dibeli oleh klub Royal Asturias setelah mereka mengalahkan tim sepak bola lain di laga antar akademi. Rupanya, Royal Asturias tertarik dengan bakat Javier dan Carlos. Klub besar itu tidak ingin kecolongan oleh klub lain.

Sampai sekarang, Javier masih tidak menyangka bahwa perjalanan karirnya bisa sesukses ini. Setelah dua tahun membela Royal Asturias, kini dia bergabung dalam Tim Nasional Sepakbola Spanyol. Javier akan mewakili Spanyol di laga Piala Dunia 2022.

Dan dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa tahun ini, Spanyol akan mengangkat thropy sama seperti tahun 2010.

"Sepertinya kau populer yah dikalangan wanita," celutuk sahabatnya, Carlos. Pemuda itu sedang melihat-lihat feed sosial medianya dan siapa sangka bahwa Javier di idolakan para wanita?

"Biasa saja." Javier menjawab singkat. Lanjut menyandarkan kepalanya di kursi pesawat.

Carlos memutar matanya. Sebagai laki-laki, dia mengakui bahwa Javier sangat tampan serta kemampuannya dalam bermain bola tidak bisa diremehkan. Makanya para wanita tergila-gila padanya. Carlos ingat, saat di bandara tadi, nama Javier yang paling kencang diteriakan. Dan para wanita berbondong-bondong ingin berfoto bersama dirinya.

Bila mengingat wajah masam Javier, Carlos ingin tertawa kencang saja rasanya.

"Javi~ Javi~ ahhh~." Bruno yang duduk di belakang Javier meledek pemuda itu dengan menirukan suara salah satu penggemar wanitanya.

Beberapa rekannya yang mendengar itu tertawa.

Javier membuka matanya. Dia mendelik sebal lantas memukul Bruno dengan bantal berbentuk donat.

"Seharusnya kalian lihat wajah Javi tadi. Merah seperti ingin menangis." Bruno kembali meledek. Mengungkit-ngungkit masalah di bandara tadi. Hey! Dia tidak ingin menangis! Cowok mana yang tidak takut kala tubuhnya tiba-tiba dipeluk oleh cewek yang tidak dikenal?

"Dasar bayi," sahut rekannya yang lain.

"Diam dasar berengsek!" maki Javier kesal karena dijadikan bahan olok-olok.

Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang