Eyes On You

1.2K 115 46
                                    

Oke, oke, itu memang salahnya. Timpleton menjadi tambah sakit karena dirinya yang teledor. Cher sudah merenungkan kesalahannya selama 8 jam, 12 menit, dan 32 detik di hotel ditemani dengan mulut nyinyir Alicia. Gadis itu senang karena dirinya melakukan kesalahan serta mendapat teguran langsung dari direktur utama.

Ya, jelas. Dia membawa nama Alejandro di kancah internasional. Setiap gerak-geriknya menjadi perbincangan. Hal sekecil apapun menjadi bahan omongan. Makanya, direktur yang turun tangan guna meredam segala nyinyiran.

Untungnya dia masih diberi kesempatan untuk bertugas di pertandingan Spanyol melawan Jerman. Cher tidak boleh melakukan kesalahan yang sama.

Sebenarnya ada hal lucu di grup E ini. Jerman dan Jepang berada di satu grup, yang mana kedua negara tersebut pernah menjadi aliansi di Perang Dunia II. Italia? Nggak lolos kualifikasi Piala Dunia. Sama kaya pas Perang Dunia II, Italia kalah duluan.

Kembali ke Cher yang sedang bersiap-siap di kamarnya untuk pergi ke stadion bola. Gadis itu sudah rapi dengan setelan kerjanya. Pun dengan penampilannya. Dia mengambil tas selempang dan kartu identitasnya di atas meja kemudian berjalan menuju pintu keluar.

Omong-omong, Cher dan Alicia mendapat tipe kamar hotel connection room. Kamar jenis ini memiliki pintu lain yang menghubungkan dengan kamar di sebelahnya.

Jadi setiap pengguna kamar bisa saling terhubung tanpa harus melewati koridor utama dari hotel tersebut. Cher ragu semua relawan medis mendapat kamar yang sama seperti dirinya.

Keuntungan menjadi relawan medis yang disponsori.

Tiba-tina, pintu penghubung kamarnya terbuka secara kasar. Alicia masuk dengan wajah pias.

"Cher, you have to help me. Pacarku datang. Bisa kau tolong gantikan aku di bagian apoteker?"

"Bukan urusanku."

"Oh, ayolah. Bantu aku pleaseeeee. Sekali ini saja. Kau tahu kan, pacarku akan pergi ke Solomon besok? Aku ingin menghabiskan waktu dengannya sebentar. Aku janji akan menggantikan shift mu."

"Aku bilang tidak. Apa telingamu tidak berfungsi dengan baik?"

Alicia yang sudah kepalang kesal membentak. "Apasih yang salah denganmu? Aku hanya meminta hal kecil seperti itu dan kau menolaknya?!" wanita itu kembali masuk ke dalam kamarnya sembari membanting pintu dengan keras.

"Memangnya kau pikir aku peduli?" ejek Cher.

***

Kali ini posisinya bukan bagian medis prioritas. Melainkan medis bagian non-prioritas, alias tidak boleh mengobati pemain bola, pelatih, dan jajarannya. Dia hanya boleh mengobati orang-orang biasa a.k.a penonton, petugas, dan jajarannya.

Yap, betul. Dia diturunkan jabatannya semenjak kesalahannya itu. Cher sih tidak masalah. Dia tidak peduli dengan segala tetek bengek itu. Dia dokter. Tugasnya hanya satu. Mengobati pasien.

Pertandingan antara Spanyol vs Jerman sudah dimulai sejak dua puluh menit yang lalu dan Cher sibuk menangani beberapa pasien yang sesak napas, mual, pusing, alergi kambuh, gatal-gatal, dan lain sebagainya. Belum lagi dia harus mendengar protes keluarga pasien. Kala hendak mengambil obat-obatan di apotek, matanya mengerling ke arah sekumpulan relawan medis yang asyik bercengkrama.

Belum selesai juga?

"Apa yang kalian lakukan di sini?" suara Cher mengintrupsi.

"Kami sedang beristirahat." Satu-satunya pria di sana menjawab.

Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang