10.bikai foto seseorang

23.8K 2.4K 16
                                    

HAPPY READING

PENCET BINTANG LUPA JANGAN

"lo ke bandung mo ngapain?"tanya alan

"Ambil barang"

"Yang mana? Biar gue bantu"

"Semua yang ada di kamar ini tolong masukin ke box"ucap Angkasa sambil menunjuk box yang lumayan besar di sampingnya

Alan mengangguk dan mulai mengambil barang barang yang ada di sana, contohnya gitar

Tapi mata alan tak sengaja melihat bingkai seseorang yang seperti nya familiar bagi alan

Alan mengambil bingkai itu, dan melihat dengan jelas wanita berkaca mata yang ada di bingkai itu

"Sa ini siapa?"tanya alan ambil menunjuk bingkai nya

"Kenapa? Lo kenal?"bukanya menjawab pertanyaan alan angkasa malah balik bertanya

"Gue familiar sama ni cewe, kaya pernah ketemu tapi ga tau di mana"jawab alan sambil berpikir dimana alan pernah ketemu cewe yang berdandan cantik tapi sedikit cupu itu

"Ini siapa sa?"

"Lo bakal tau"

Setelah memasukan semua barang barang yang penting ke box angkasa langsung mengangkat box itu dan menaruh ke bagasi mobil mereka akan kembali ke Jakarta saat ini

Selama perjalanan alan tak henti henti memikirkan siapa seseorang yang ada di bingkai tadi, alan yakin jika dirinya pernah ketemu cewe itu

Sore menjelang malam mereka sampai di kediaman angkasa, rumah angkasa juga tak kalahbesar dari rumah alan

Saat mereka masuk mereka langsung di suguhi perempuan paruh bawa yang sedang membaca majalah kecantikan

Dengan santai nya angkasa melewati wanita itu bahkan angkasa terlihat sangat acuh

"Sore tante"sapa alan kepada wanita itu, alan masih punya sopan santun ingat itu

"Iya, temen asa ya?"tanya wanita itu ramah

"Iya tan, yaudah saya ke kamar angkasa dulu ya tan"ucap nya di angguki wanita itu sambil tersenyum

Sampai di kamar angkasa alan langsung merebahkan tubuhnya samb berucap

"Nyokap lo asik ga seperti yang lo ucapin"

"Dia emang kaya gitu kalo sama orang lain tapi kalo sama anak nya sendiri udah kaya kuman yang harus di jauhi"jawab angkasa

"Hahahahaha emang lo pantes di jauhin sih"ucap alan sambil terkekeh

"Pantes ya?"

"Ga kok bercanda"

"Ya"

"Lo ga pernah ajak temen temen lo ke sini?"tanya alan di angguki angkasa

"Lo yang pertama"ucap nya

"Heleh lo aja yang introvet"

"Lo nginep di sini aja za"

"Iya deh, gue juga males balik"

Drt drt drt

"Cewe gue telpon jangan bikin ulah atau gue tambah benci lo"ucap alan memperingati sebelum mengangkat telponnya

Angkasa melihat alan yang telponan dengan cewe entah siapa itu, angkasa menggerakan gigi bawahnya

Alan mah ga puduli mending ia telponan dengan gely, cewe itu selalu manja dengan alan membuat alan gemas tapi cewe cewe lain alan tak kalah gemas

Brak

Alan sepontan langsung menoleh ke angkasa yang membanting kursi belajar nya sedikit keras setelah itu keluar rumah

Alan masih acuh sebelum ia mendenger suara gaduh di bawah dan ia juga mendenger seperti angkasa yang marah marah

Ia mematikan telponya dan turun ke bawah untuk mengecek kegaduhan itu

Alan menutup mulut nya tak percaya dengan apa yang ia liat sekarang ini

Angkasa?

Angkasa berlumur darah pada dahi nya dan itu seperti nya di sebabkan dengan vas bungu yang sekarang sudah hancur tak berbentuk

Alan juga melihat pria baruh bawa yang terlihat emosi menatap angkasa ia yakin itu ayah angkasa

"MAKANYA ASA! KALO JADI ORANG JANGAN TELEDOR" maki mama angkasa

"Persetan! Itu bukan salah saya"ucap angkasa sambil memegangi darah yang terus keluar

Alan berpikir keras antara memisah mereka dan tidak ikut campur pada mereka, tapi jika seperti ini sampai kapan?

Alan menyiapkan mentalnya sebelum turun ke bawah dengan tampang yang di buat sepolos mungkin

"Umm paman? Tante? Ada apa ini?"tanya alan sambil mereka bertiga polos

Dan jangan di lupakan rambut yang biasanya ia belah tengah kini ia ratahan menjadi poni yang lucu, sangat lucu bahkan alan sendiri jijik dengan dirinya yang sekarang ini

"Kamu siapa?!"

"Saya? Saya anak nya daddy frank? Paman kenal?"alan sengaja memperkenalkan daddy nya karena alan sangat tau jika daddy nya itu orang yang terkenal di dunia per bisnisan

"Ouhh tentu saya kenal, itu klien saya"

"Ohhh paman kenal, saya mau ajak main asa boleh?"tanya nya pada ayah angkasa

"Tidak! Angkasa harus selesai dengan uru---"ucapan mama angkasa terpotong dengan ucapan tegas suaminya

"Tentu saja boleh"potong sang suami

"Okey"alan langsung menggeret angkasa menuju ke kamar angkasa tadi

"Lo bisa gak? Ga bikin masalah yang ngelibatin gue?"

"Lo yang ngelibatin diri lo sendiri"ucap angkasa

Alan mengacak ngacak rambut nya kesal percuma jika ngomong sama angkasa

"Obati luka lo gue mau tidur"ucap alan setelah itu ia langsung tidur di kasur angkasa

"Obatin"

"Ogah!"

"Yaudah"

Angkasa berucap sebelum masuk ke kamar mandi ia sudah biasa seperti ini jadi tak masalah jika tidak diobati, ini hanya masalah sepele

Ia mencuci mukanya dengan air hangat sedikit perih tapi ia tahan

Setelah bersih di keluar dari kamar mandi dan ingin tidur, besok hari senin hari paling berat untuk semua siswa termasuk siswa teladan ini

Saat angkasa keluar dari kamar mandi ia langsung mendenger suara benda pecah dari bawah sana

"Sa orang tua lo berantem?"tanya alan seperti tidak nyaman dengan suana saat ini

"Iya, ga usah di denger"angkasa berjalan ke meja belajar mengambil aerpods dan memasangkan ke alan memberi lagu lagu indah

"Kenapa di lepas?"

"Harus nya yang pake ini"kini ganti alan yang memainkan aerpods itu ke angkasa

Meski yang alan tau sifat angkasa hanya acuh tak acuh dengan keributan itu, alan yakin 100% jika angkasa juga memiliki rasa kecewa,sedih,marah menjadi satu saat kedua irang tua nya ribut

"Gua udah biasa"

"Gapapa lo pake aja, gue bisa tidur dalam keadaan apapun"

Alan tidur membelakangi angkasa

Huh makin kesini makin sedikit ya ges ya mata nya, syedih aku tuh

Pencet bintanggggg

complicatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang