6. Beruntung?

79 9 2
                                    

[ Annabeth Chase ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Annabeth Chase ]

---


Annabeth menghembuskan nafasnya berkali kali. Dia kira dia akan menyukai pelajaran ini, nyatanya tidak. Semua materi yang pria raksasa ini jelaskan sudah ia pelajari tahun lalu. Semua menjadi membosankan, tapi Annabeth menyukai asrama barunya. Annabeth merasa mereka semua sama sepertinya, memiliki pendapat yang sama, ketertarikan yang sama. Kecuali si rambut pirang. Siapa namanya, oh ya Luna Lovegood. Dia sedikit berbeda dan... Gila? Tidak, bukan gila lebih keunik. Dia punya pemikiran berbeda dengan anak lainnya termasuk Annabeth. Belum lagi cara bicaranya mampu membuat Annabeth merinding setengah mati, yang mengingatkannya pada suara arwah Delphi.

Luna menatap kearahnya. Sontak Annabeth terkejut. Momennya pas sekali. Anak ini tidak bisa membaca pikiran bukan? "Kau tahu, gigi kelelawar sangatlah tajam. Sehingga, gigitannya mungkin tidak akan terasa sama sekali."

Annabeth mengerutkan dahinya. "Apa?"

Senyuman tipis Luna memudar. "Aku membacanya tiga hari lalu, dan Aku langsung teringat kepadamu."

Annabeth bertambah bingung. "Bukankah kita baru bertemu kemarin?"

Senyuman Luna kembali terukir. "Mereka sudah banyak membicarakan tentang kedatangan kalian." Dia berjalan meninggalkan Annabeth.

Bulu kuduk Annabeth berdiri. Kan, baru saja dibicarakan. Dia sudah bertingkah aneh lagi, apa maksudnya tadi. Apa itu sebuah peringatan? Lupakan Annabeth, dia hanya anak biasa dengan pikiran anehnya, dan bukanlah seorang peramal atau apa pun.

"Baiklah, sekian untuk kelas hari ini. Saya berharap kalian mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat. Sebelum kita kembali, saya akan mengabsen nama kalian satu persatu hanya untuk berjaga jaga." Profesor Hagrid mengambil sebuah buku catatan di balik jubah besarnya yang buluk. Maaf ya bukannya ngatain, jubahnya memang buluk.

"Anthony Goldstein."

"Isabel McDougal."

"Lisa Turpin."

"Stephen Cornfoot."

"Luna Lovegood."

"Kevin Entwhistle."

"Annabeth Chase." Annabeth mengangkat tangan kanannya ke udara.

"Theodore Nott."

"Daphne Greengrass."

"Blaise Zabini."

"Pansy Parkinson."

"Draco Malfoy."

"Draco Malfoy!"

"Draco Malfoy?"

Ketiga kalinya nama itu disebut, berhasil menarik perhatian Annabeth. Annabeth ikut melihat sekitarnya untuk membantu mencari anak dari nama itu, tapi tidak ia temukan sama sekali.

Hagrid panik sekali, dia mulai menghitung anak anak untuk memastikan semuanya ada disini. Tapi memang benar, satu anak hilang. "Mr. Zabini, bukannya kau tadi bersamanya bukan?"

Zabini menelan air liurnya. Mengangguk patah berkali kali. "Memang benar, tapi ku kira dia sudah jalan di depanku."

Anak anak lain mulai berisik. Panik menguasai semua orang termasuk juga Annabeth.

----

Disisi lain, Draco Malfoy masih dengan rasa penasarannya, walau sedikit rasa takut di dalam hatinya. Dia mengamati lebih dekat air tersebut, apakah bahaya jika dia menyentuhnya? Lebih baik jangan dicoba.

Untung saja dia masih bisa mengontrol pikiran setannya. Dia melangkah mundur, untuk berbalik dan pergi dari sana. Tapi seketika gempa terjadi. Draco menunduk untuk menjaga keseimbangan tubuhnya yang hampir jatuh, gempanya tidak main main.

Namun ada yang aneh, Draco baru menyadari sesuatu. Tanah disekitarnya menurun, dia berbalik lagi untuk menatap genangan air tadi. Benar saja, tanah seakan tersedot kedalam bumi, dan air air itu, terus terusan keluar semakin banyak. Lari atau menunggu? Penasaran rasanya ingin menunggu apa yang akan terjadi, tapi jika dia tidak melarikan diri, dia tidak akan selamat.

Draco mengedipkan matanya berkali kali, pohon pohon disekitarnya tumbang. Memberikan serbuk serbuk kayu yang bertebaran, susah jika di jelaskan yang jelas, kelilipan dibuatnya. Lebih baik lari bukan?

Sekuat tenaga dia meraih permukaan. Terlalu lama dia melamun hingga tidak tersadar bahwa dirinya semakin tertelan. Tangannya menggenggam akar pohon beringin, mencoba menarik dirinya keatas permukaan, dan usahanya berhasil. Tampa melihat atau melirik kearah belakang, dia berlari menjauhi kawasan itu. Beruntung sekali dia selamat.

Gempa sudah tidak terasa, yang berarti dia sudah aman. Namun Draco tersadar, ada masalah yang lebih buruk, dia semakin tersesat kedalam hutan.




































....

New Things || Percy Jackson X Harry PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang