[ Draco Malfoy ]
----
Bukan pertama kalinya ku merasakan ketakutan di alam bebas. Siang dan malam tidak tenang dari bahaya hewan hewan liar. Belum lagi, mencari makanan untuk bertahan hidup. Nyatanya banyak sekali buah buah beracun, salah satunya sudahku makan. Bentuknya bulat seperti berry, bedanya dia berwarna oranye. Ada sedikit tekstur kasar di kulit buahnya, dan ukurannya tidak jauh beda dengan berry. Pikiranku sedang kosong saat itu. Karena sangat kelaparan, tidak ada hal lain yang ku pikirkan selain makan. Dan makan apa saja pastinya akan terasa enak jika sedang lapar.
Setelah beberapa menit, baruku rasakan reaksinya. Hawa panas menguasai tubuhku, belum lagi bintik bintik merah yang bermunculan di sekitar daerah wajah. Entah salah atau tidak, tapi aku merasakan pipiku yang membengkak.
Bertanya dimana tongkatku? Ada di saku jubahku. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak dapat ber-Apparate atau bahkan mengirimkan patronus. Beristirahat untuk merenungkan apa yang harus ku lakukan saja tidak bisa. Benar benar gila.
Entah sudah berapa lama aku berada di hutan ini. Malam dan siang berlalu begitu saja. Seenggaknya aku belajar dari kesalahan untuk tidak memakan berry itu lagi. Aku memakan daging kelinci yang kubakar menggunakan api buatan. Benar benar menyedihkan, hidupku akan berakhir di hutan ini.
Aku bersembunyi dibalik batu besar begitu mendengar sesuatu. Cara yang biasa kugunakan ketika bertemu dengan hewan buas. Aku mengintip hati hati. Di depan sana terdapat sosok besar bertanduk. Aku merinding setengah mati saat ku perhatikan lagi kalau itu bukan hewan sungguhan. Aku seperti pernah mempelajari ini dari sekolah, tapi aku tidak ingat jelas.
Jadi harus ku sebut seekor atau seorang? Dia bertanduk, namun berjalan layaknya manusia. Satu lagi datang dari arah yang berlawanan, mereka seperti berbincang. Tuh kan, jadi seekor atau seorang?
Tidak lama mereka berbincang. Setelah itu mereka pergi menjauh dariku. Dari sudut pandanganku sesuatu bergerak. tepat di sebelah semak semak, cahaya biru melayang melayang menghampiriku. Begitu dekat wujudnya berubah menjadi seekor berang berang biru yang terang. Seseorang telah mengirimkan patronusnya kepadaku. Aku kesenangan tidak main, hidupku tidak jadi berakhir disini.
Berang berang itu berbalik. Sempat ia menoleh kearahku seperti memintaku untuk mengikutinya dari belakang. Aku berlari mengejarnya.
Semakin ku kejar, semakin cepat berang berang itu lari. Berusaha sekuat mungkin aku menahan rasa sakit pada pipi tirusku yang terkena duri duri ranting pohon.
Aku mendesis kesakitan. Aku menyerah. Berhenti berlari sambil memegang kedua kaki ku yang sudah penuh luka. Berang berang itu juga berhenti, ia menatapku sambil memiringkan kepalanya bingung. Namun berang berang itu tidak mendekat. Dia hanya terdiam di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Things || Percy Jackson X Harry Potter
Dla nastolatkówKemunculan danau hitam pekat dalam satu malam di kawasan hutan terlarang membuat sebuah pertanyaan yang tidak mampu dijawab. Selama beberapa waktu danau itu cukup tenang, sebelum mulailah bermunculan makhluk makhluk mitologi yunani aneh yang keluar...