01

3.7K 335 23
                                    

Regis Adri Floyen merupakan Duke muda yang mewarisi gelarnya di usianya yang masih 20 tahun.

Dia bisa berdiri dengan tegak meski tanpa dukungan orang tuanya yang sudah meninggalkan dunia lebih cepat dan meninggalkannya posisi yang berat sebagai penguasa.

Meski begitu berkat dukungan Count Deruth yang sudah seperti sosok ayah untuknya , dia dapat bertahan di posisinya meski para pengikut sering berdebat tentang kelayakannya menduduki untuk posisi Duke menggantikan ayahnya yang telah pergi untuk selamanya bersama ibunya saat kecelakaan kereta.

Itulah kenapa Regis tidak bisa menolak saat Deruth memintanya untuk menikahi putra sulungnya yang di kenal sebagai sampah.

Pernikahan sesama jenis merupakan hal yang wajar di Kekaisaran Roan karena kelahiran lelaki pemilik rahim merupakan hal yang umum dan tidak langka.

Cale yang merupakan anak tertua di keluarganya juga terlahir dengan rahim di perutnya.

Deruth yang sudah menganggap Regis seperti putranya menginginkan hubungan yang lebih jelas , dengan menikahkannya bersama Cale maka dia akan menjadi putranya.

Pernikahan yang di lakukan dengan mewah di Gereja wilayah Floyen dengan banyaknya tamu undangan yang hadir.

Regis dengan setelan jas hitam ber ornamen emas terlihat sangat gagah berdiri di depan pendeta menunggu kehadiran mempelainya.

Pintu gereja terbuka memperlihatkan Cale yang menggunakan setelan putih ber ornamen emas yang membuat surai merahnya terlihat mencolok namun indah.

Dia berjalan sendiri tanpa di dampingi Deruth yang memilih duduk bersama keluarga Henituse. Langkah Cale terlihat ringan namun Regis tau bahwa langkanya terasa sangat berat.

Lagipula siapa yang akan merasa senang saat dirinya di jodohkan dengan keputusan sepihak oleh ayahnya. Bahkan jika dia di kenal sebagai sampah sekalipun.

Regis mengulurkan tangan untuk menyambut kedatangan Cale di depan pendeta.

Upacara yang dilakukan tidak lah banyak setelah di mulainya pemberkatan oleh Pendeta kini Cale dan Regis hanya perlu menjawab.

"Regis Adri Floyen bersediakah kamu menerima Cale Henituse sebagai pendamping hidupku , menerimanya dalam keadaan apapun dan mencintainya sampai akhir hidupmu"

"Saya bersedia"

"Cale Henituse bersediakah kamu menerima Regis Adri Floyen sebagai pendamping hidupmu , menerimanya dalam keadaan apapun dan mencintainya sampai akhir hidupmu"

"Saya bersedia"

"Dengan ini keduanya sudah resmi menjadi pasangan"

"Silakan cium pasangan anda"

Regis menangkup wajah Cale dan mempertemukan bibir mereka secara singkat , lagipula ini pertemuan pertama mereka dan pernikahan langsung di lakukan. Akan sangat tidak sopan bagi Regis untuk bersikap terlalu agresif pada Cale yang masih berusia 16 tahun.

..

..

Acara masih berlanjut di Kediaman Floyen , dengan setelan berwarna biru senada mereka berdua masih harus menyambut satu persatu tamu yang datang.

Regis dengan lembut menyuruh Cale untuk berada di sampingnya agar para tamu dapat Regis urus tanpa membebani Cale yang terlihat tidak nyaman dengan keramaian.

Acara yang terus berlanjut hingga larut malam , tepat jam 12 malam semua tamu segera pulang karena pesta telah berakhir.

Namun Regis merasa canggung karena keluarga Henituse juga ikut pulang bersama para tamu meski dia meminta mereka untuk menginap selama beberapa hari untuk Cale.

'Kenapa tuan Count bersikeras untuk pulang meski putranya batu saja menikah , bahkan saat pemberkatan Cale harus berjalan sendiri tanpa di dampingi oleh ayahnya'

'Kenapa tuan Count bersikap terlalu dingin pada putra kandungnya sendiri , padahal dia sangat ramah padaku dan Basen yang merupakan orang lain yang tidak mewarisi darahnya'

Regis yang memiliki banyak pikiran memutuskan pergi ke kamar agar Cale tidak terlalu lama menunggunya.

Lagipula mereka hanya akan tidur karena usia Cale yamg masih terlalu muda untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai pasangan Regis.

Sampai usia Cale dewasa di tahun depan , Regis tidak akan memaksanya untuk melakukan hal yang tidak dia inginkan.

Mereka masih belum mengenal satu sama lain karena Regis tidak pernah melihat Cale bahkan saat dia berkunjung ke Wilayah Henituse.

..

..

Regis memasuki kamar mereka yang sudah di hiasi dengan bunga mawar merah oleh para pelayan.

Namun bukan itu yang Regis lihat melainkan Cale yang meringkuk di atas ranjang dengan tubuh yang bergetar.

"Cale....? "

Suara berat yang tiba tiba bergema di ruangan yang sepi membuat Cale berjengit bangkit dari posisinya. Linangan air mata yang masih menetes membuat Regis tertegun dan hatinya berdenyut sakit melihatnya.

"Ah...maafkan aku tuan Regis , ini karena ada debu yang masuk ke mataku"

Namun bukan jawaban yang Cale dapatkan melainkan sebuah pelukan hangat yang sudah tidak pernah dia dapatkan setelah kematian ibunya.

Pelukan hangat yang Cale rasakan setelah sekian lama membuat pertahanan Cale runtuh seutuhnya.

Tubuhnya bergetar dalam tangis yang membuat Regis merasa tertegun akan betapa kecil dan rapuhnya pasangannya.

Tepukan lembut yang Regis berikan pada pasangannya yang masih setia menangis dalam dekapannya.

Regis tidak peduli baju tidurnya yang basah karena air mata dan ingus dari pasangannya karena yang dia pikirkan hanyalah cara untuk membuat pasangannya merasa nyaman bersamanya.

"Cale apa kamu sudah lebih tenang"

Tidak ada jawaban namun anggukan kecil dia dapatkan , Cale mendongan dengan mata dan hidungnya yang merah.

Regis meraih sapu tangan yang tersedia di laci samping ranjang dengan satu tangannya.

"Keluarkan ingusmu atau hidungmu akan tersumbat , itu akan membuatmu sulit bernafas"

Masih dengan matanya yang merah , Cale hanya mengikuti perintah Regis yang tidak jijik meski sapu tangannya penuh dengan ingus yang menjijikan.

"Jadi apa yang membuatmu menangis hem"

Nada lembut yang penuh perhatian membuat Cale merasa nyaman saat mendengarnya.

Tangannya yang besar mengusap bekas air mata Cale , pandangannya yang lembut terus menatapnya penuh kasih sayang.

"Kita sudah menjadi pasangan dan aku ingin mengenal lebih dalam tentang pasanganku "

"Jika kamu merasa tidak nyaman maka lakukanlah perlahan , kita masih memiliki banyak waktu untuk saling mengenal"

"Tapi ada satu hal yang perlu kamu ingat Cale . Aku sekarang sudah menjadi suamimu dan selamanya akan seperti itu"

"Aku akan selalu ada di pihakmu sebagai keluargamu"

Pandangan Cale masih terlihat ragu namun untuk saat ini dia memilih diam dan memutuskan untuk melihat benar atau tidaknya ucapan dari seseorang yang kini telah sah menjadi suaminya.

"Tidak perlu berfikir terlalu keras , kamu pasti sudah terlalu lelah seharian ini kan . Tidurlah..!"

"Bisakah Tuan tetap memeluk ku selagi tidur"

Cale terdengar ragu namun kenyamanan ini membuat nya ingin merasakannya sedikit lebih lama.

"Apapun yang kamu inginkan"

Untuk pertama kalinya Cale tertidur dengan senyum indah dalam dekapan suaminya.

..

..

Tbc.

Aku bawa cerita baru padahal yang lain belum aku selesaiin , semoga kalian suka ya.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang