17

887 98 27
                                    

Putra mereka sudah berusia dua bulan , namun belum ada tanda bahwa istrinya akan bangun dari tidur panjangnya. Harapan besar yang Regis miliki semakin kecil dan rasa takut mulai tumbuh dengan sangat besar di hatinya.

Mungkinkah ini karma baginya karena meninggalkan Cale berperang dan baru kembali saat wilayah nya hampir musnah , jika saja istrinya tidak berjuang dengan seluruh hidupnya.

Tidak masalah jika itu karma baginya , hanya saja ini terlalu lama untuknya. Dan rasa takut bahwa mata indah itu tidak akan terbuka lagi membuat jantungnya berdetak sangat keras dengan kegelisahan yang tak ada ujungnya.

Tangannya selalu gemetar saat meraih tangan dingin istrinya yang sudah berbaring lemah selama dua bulan terakhir , dan musuh yang lebih besar masih tidak di ketahui. Regis memiliki banyak beban fikiran yang membuatnya terlihat lebih kurus , kehadiran istrinya sangat di butuhkan saat ini , namun mata cantiknya belum juga terbuka.

Entah berapa lama lagi Regis harus menunggu , dan putra mereka menunggu Cale untuk di beri nama bersama. Meski begitu bayinya selalu Regis urus dengan penuh kasih sayang dengan tangannya sendiri. Pelayan hanya membantunya membuat susu ataupun menyiapkan air hangat saat waktunya untuk si kecil membersihkan diri.

Setidaknya kesibukan inilah yang membuat Regis terus berusaha menjalani aktivitas nya dengan rutin seperti yang seharusnya. Suasananya suram Mansion Floyan tidak bisa terus suram dengan raut wajah sedih atupun mata merah yang menahan tangis.

Hans yang matanya merah membawa tuan muda di pelukannya untuk menghampiri Regis , tuan muda kecilnya selalu menangis saat bangun tanpa kehadiran ayahnya. Meski kini sudah reda tangisannya , namun wajahnya masih merah dan basah.

Hanya Regis yang bisa menenangkan si kecil yang menangis begitu keras , dia akan selalu membawa putra kecilnya ke ruangan Cale yang membuat si kecil menjadi tenang dan tidak rewel lagi.

"Dear kapan kamu bangun.., aku sudah melihat catatan mu di ruang kerja"

"Deon Floyen. Kamu sudah memilih nama untuk putra kita. Kamu harus cepat bangun dan melihat betapa cantiknya mata putra kita yang sama seperti milikmu."

Deon bermain dengan tangan Regis , wajah mungilnya putih kemerahan. Sangat halus dan rapuh. Regis kadang takut dirinya akan melukai putranya tanpa di sengaja. Dia membutuhkan Cale untuk merawat putra mereka bersama.

Regis tenggelam dalam pikirannya tanpa menyadari jari Cale yang bergerak lamban selama beberapa detik.

..

..

Malam sangat sepi di Mansion Floyen , Regis yang tidak pernah tertidur dengan nyenak selama beberapa bulan terakhir sedang berbaring di sebelah Cale yang belum bangun.

Regis sangat tertekan dengan tugasnya yang tidak bisa di tunda dalam keadaan seperti ini. Pihak istana telah mengorek informasi dari ksatria berhelm yang di buat sekarat oleh Regis. Meski keadaan nya sangat tidak layak , namun pihak Istana mengobatinya sampai titik di mana hidupnya masih ada untuk membuka mulut.

Mereka masih menghadapi musuh yang tidak di ketahui asalnya , ada kemungkinan kekuatan musuh lebih kuat dari perkiraan. Dengan hati yang gusar , Regis enggan meninggalkan Cale untuk kedua kalinya. Penyesalan di hatinya belum reda , namun sekelompok bangsawan menentang Kaisar yang tidak ingin mengirim Regis untuk menyelidiki tempat yang kemungkinan besar menjadi markas musuh.

Regis tentunya menolak pergi , masih ada banyak pihak yang bisa pergi selain dirinya. Para bangsawan hanya enggan mempertaruhkan nyawa setelah mengatahui gambaran besar tentang kekuatan musuh.

Mereka sangat egois untuk rasa aman dan tidak menginginkan kekuatan mereka melemah di saat krisis terjadi nya perang.

Regis tidak mau penyesalan di hatinya berkembang lebih besar dan menghadapi banyak penyesalan. Dia manusia sama seperti yang lain , sebagai seorang suami dan ayah. Dia memiliki kewajiban untuk melindungi keluarganya. Sebagai seorang Duke , dia sudah betempur dengan pertaruhan nyawa. Bahkan istrinya belum bangun dari tidur panjangnya.

Jika Regis tetap pergi dan memuaskan bangsawan sombong seperti mereka. Di masa depan kekuatannya hanya akan di jadikan senjata untuk kekuasaan mereka. Meski keputusannya membuat Alberu dalam kesulitan namun dia tidak akan merubah keputusannya.

Cale masih menutup matanya jika Regis pergi dan dirinya di hadapkan dengan kemungkinan buruk , entah seberapa besar dia akan menyesalinya. Perasaan takut yang terus mengendap di hatinya tidak bisa hilang.

Regis mengusap wajah Cale yang semakin pucat , mencium keningnya untuk merasakan sedikit kehangatan yang begitu samar. Kapan istrinya akan bangun , waktu terus berjalan. Hanya butuh satu minggu hingga bulan ketiga Cale koma.

..

..

"Yang Mulia saya akan kembali sekarang."

"Duke Orsena yang akan memimpin kelompok untuk menyelidiki pangkalan musuh."

"Ya. Kamu sudah berusaha keras , pulanglah lebih awal." Alberu memiliki wajah yang lelah , putra kecilnya lengket pada nya setiap saat. Masalah di istana masih memanas , bahkan Cale tak kunjung bangun. Jika bukan karena Choi Han sebagai suport sistemnya. Alberu mungkin akan merasa begitu tidak berdaya.

Hatianya masih merasa bersalah , jadi sebisa mungkin urusan istana maupun penyelidikan musuh yang belum di ketahui akan di serahkan ke bangsawan lain selain Regis.

Alberu merasa punggung Regis terlihat menyedihkan , bagaimana pun dia harus berjuang di medan perang dengan meninggalkan Cale yang sedang hamil muda. Tidak hanya berpisah untuk waktu yang lama , mereka bahkan belum benar-benar bertemu dengan cara yang baik. Lagipula siapa yang akan baik-baik saja saat di sambut dengan keadaan wilayah yang di serang dengan istrinya yang hamil tua sedang memimpin dengan darah di sekujur tubuhnya. Regis hampir saja kehilangan semuanya , baik keluarga kecilnya maupun wilayah yang dia jaga.

..


..


Saat Regis kembali hari sudah malam , Luke membawa sisa dokumen yang belum di kerjakan ke ruang kerja. Di sisi lain , Regis berjalan menyusuri lorong menuju kamar di mana Cale berada.

Suara langkah kakinya sangat jelas di lorong koridor yang sepi , langkah nya selalu berat untuk melihat sosok paling berharga untuk nya. Regis selalu berdebar setiap melihat keadaan Cale.

Setiap saat dia berharap dapat melihat Cale tersenyum menyambutnya saat dia membuka pintu untuk mengeceknya. Namun harapan itu selalu membuat nya takut dan gelisah. Sudah tiga bulan namun mata indah itu belum terbuka.

Regis mengacak surai peraknya dengan frustasi , dia selalu gugup setiap menemui Cale sendirian. Namun di jam segini , putra kecilnya sudah tidur dengan nyenyak. Ini pertama kalinya , Regis pergi ke istana dan meninggal kan Cale selama sehari penuh. Biasanya semua pekerjaan dapat di selesaikan di rumah ataupun mengirim surat.

Clack...

Pintu kamar terbuka dengan perlahan , Regis masuk setelah mengumpulkan ketenangan.  Matanya tertuju pada sosok yang duduk bersandar di ranjang yang luas. Sosok dengan mata coklat kemerahan yang indah. Apakah matanya mengalami halusinasi.

"Regis hyung...!"

"Selamat datang kembali."

..

..

Tbc.

Aku balik lagi setelah setengah tahun gak up , banyak yang komen kapan up jadi hati author merasa bersalah. Maaf kalo lanjutannya kurang memuaskan , lagi gak ada ide buat nulis. Semoga suka dengan lanjutan ceritanya.🤧😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang